facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Journal
    • Students Tel-U
  • Portfolio
  • YouTube
  • Instagram

Tanpa Batas

Berani Bermimpi - Berani Melangkah - Berani Mewujudkan!


Hari , bulan, dan tahun terus berganti. Kini aku sudah kuliah tujuh semester di jurusan jurnalistik. Bundaku sering bertanya kepadaku tentang aku yang setiap malam selalu mengurung diri di kamar hingga setiap pagi bunda selalu melihat ku dalam keadaan laptop di hadapanku. Selama tiga tahun ini, memang aku terlalu serius mengerjakan skripsi yang harus diselesaikan satu semester lagi. Setiap malam, aku selalu behadapan dengan tugas-tugas yang terpancar di layar laptop sambil menunggu e-mail masuk dari Rezky, namun sudah beberapa bulan dia tak pernah mengirimkan e-mail lagi padaku, ah mungkin dia sibuk dengan kuliahnya pikirku.
Senja menjelang malam ini, hujan turun deras. Aku mengingat sesuatu akan kenangan yang pernah dilalui.Aku merasakan getaran hati tanda mengingat seseorang. Apakah aku terserang virus ‘rindu’ lagi? Ah itu mustahil! Aku tidak ingin terserang ‘rindu’ lagi! Virus ‘kerinduan’ itu sangat menyakitkan. Aku hanya bisa berharap orang itu ada disisiku sekarang dan aku tahu itu mustahil untuk terwujudkan. Akupun segera memulai kembali kebiasaanku tiap malam, menyalakan laptop, menyambungkan modem, dan mengecek email masuk.
“key, hari ini aku pulang ke indonesia.Landing jam 8 malam. ”
kulihat jarum jam menampakkan sebuah sudut tumpul dengan tanda pukul 7 lewat 15 menit.
“bunda, aku mau ke bandara jemput Rezky”
akupun segera keluar kamar lalu memakai jaket dan membawa payung ke luar rumah mencari taksi terburu-buru.Entah mengapa jantungku terus berdebar kencang tiada henti. Tak biasanya aku menjadi tidak santai begini.sesampainya di bandara, dengan cepat aku menuju pintu keluar penerbangan internasional. Aku terlalu sulit untuk menuju pembatas besi karena terdesak para penjemput. Sekitar duapuluh menit aku berdiri di hadapan pintu keluar tepat di pembatas penjemput, suasana terasa sepi. Ku lihat seorang ibu sambil menggendong seorang balita yang sedang menjilat sebuah lolipop agak jauh di sebelahku, akupun menghampiri wanita itu dan memulai percakapan dengannya. Ternyata ibu itu sedang menunggu anak gadisnyanya yang baru pulang study dari jepang. Tak lama kemudian seorang gadis yang di maksud itu menghampiri kami. Lalu ia pun memeluk dan mencium ibunya seta bocah kecil itu. Kini suasana di bandara bagian pintu keluar sudah menyepi. Karena merasa lelah, akupun duduk di kursi yang tersedia. Ku lihat jam di ponselku menunjukkan pukul 20.45 . Tiba-tiba seorang laki-laki berkacamata menggenggam kopernya berdiri di hadapanku yang sedang duduk.
“masih ingat?” ucapnya sambil membenarkan kacamatanya.
“Rezky.....”  akupun berdiri lalu memeluknya erat.
Dia terdiam, tak membalas pelukkanku, dan rasa pandangannya pun sudah sangat berbeda. Akupun kembali duduk, dan dia mendekatiku , setengah meruku dan menatapku, kepalaku sedikit menunduk meminta sesuatu.
“Key, ada yang beda?” tanyanya menatap mataku yang sedang mengharapkan sesuatu.
“engga ada..” jawabku sambil tersenyum dan terus melihatnya dengan tatapan malu.
“kenapa?” tanyanya lagi.
“ga ada salam kecupan hangat lagi?” tanyaku.
Rezky pun memegang kepalaku dan mencium dahiku. Akupun bahagia dan penyakit ‘rindu’ku hampir hilang karena pertemuan ini. Jam digital diponselku sudah menunjukkan pukul 21.00 , dan hujan pun belum reda. Rezky pun mengajakku ke tempat penungguan taksi. Kami pun menyebrangi jalan aspal tempat para kendaraan lewat. Karena hujan, Rezky pun melepaskan jaket yang ia kenakkan dan di letakkan di atas kepala kami berdua lalu berjalan. Beruntung masih ada satu taksi kosong yang tersedia ,dengan cepatnya kami segera menghampiri taksi yang hampir jalan itu. Di dalam taksi, Rezky begitu sangat cuek dan dingin. Aku menaruhkan kepalaku dipundaknya saja dia tetap diam.Taksi pun berhenti tepat di depan rumah Rezky. Aku tetap terdiam dalam taksi dan melanjutkan perjalanan menuju rumahku yang tak jauh dari rumah Rezky.

Lima hari berlalu.Sepulang dari kampus, aku sempatkan datang ke rumah Rezky. Aku pun menekan bel dan berdiri tepat dihadapan pintu. Lalu pintu pun dibukakan oleh seseorang.
“keisha?” sapa lelaki berkacamata itu.
“Rezky..” balasku sambil memeluknya tetapi ia tak lagi membalas pelukanku.
“Anterin aku beli perlengkapan kuliah bisa kan?” pintaku.
“ayo..” ucapnya dingin yang lalu mengambil kunci dan langsung menyalakan mesin motor.
Kami pun pergi ke toko buku dan peralatan kantor yang biasa aku datangi sendirian setiap pulang kuliah.Aku dan rezky terpisah karena sibuk melihat-lihat barang unik di toko buku itu. Selesai melengkapi perlengkapan,rasanya aku ingin melihat koleksi kamera terbaru, akupun menuju tempat kamera tertata rapi.Saat aku asyik melihat-lihat kamera yang tertata, tiba-tiba seseorang menabrakku. Aku terjatuh lagi dalam pangkuannya, ya itu Rezky si laki-laki berkacamata yang aku cintai sejak lama. Aku pun menunjukkan sebuah kamera SLR yang unik. Namun saat aku lihat harganya membuatku lemas dan sedikit bingung.
“Bagus ya kamera ini...” ucapku sambil menunjukkan kamera yang di maksud.
“hmm.. iya.. kamu mau beli itu?” pertanyaannya membuat jantngku berdebar.
“ah.. tidak.. yuk ke kasir..” jawabku sambil berjalan.
“em.. key.. tunggu..” ucapnya dengan nada lembut ambil menahan langkahku dengan menggenggam lenganku
“iya?” tanyaku sambil menatapnya bingung.
“aku gak bisa lama disini, aku harus pulang ke Jerman selesaikan kuliahku..” ucapnya sambil tertunduk lalu ikut berjalan menuju kasir.
“ya jadi?” tanyaku lagi sambil membayar.
Rezky pun terdiam. Dan kami pun keluar dari toko buku itu lalu ia pun mengantarkan aku pulang. Sesampainya kami di depan rumahku, ia menahanku lagi agar tidak pergi dulu.
“um.. key..”
“ya?”
“kapan kamu wisuda?”
“entahlah.. mungkin tahun depan..” ucapku..
“em.. key...”
“ya? Apalagi ky?” tanyaku lagi.
“hubungan kita... sampai disini aja gapapa kan?”
Tiba-tiba detak jantungku melemah, badanku lemas bagai tak hidup untuk merasakan sesuatu disekitar, jari-jari tangan mulai bergetar, tiba-tiba sebuah air mengalir di pipiku, dan seketika pikiranku mulai hancur.
“ key, besok aku pulang. Maaf sewaktu aku disana,aku jadi jarang ngasih kabar. Aku terlalu sibuk dengan kuliahku. Key, em.. mungkin hubungan kita membuat kamu tersakiti kan?  Aku gak mau dengar kabarmu sakit. Key , lebih baik kamu ga usah mikirin aku lagi kalau itu membuat kamu sakit. Aku hampir saja mengabaikan kamu. Aku mau lebih fokus dengan kuliah ku. Key, maaf.. hubungan kita cukup sampai disini aja.” Ucap Rezky.
Puluhan air mata terus mengalir tiada henti. Rezky pun menari lenganku lalu memberi kecupan di dahiku.
“bye keisha..” ucapnya yang langsung menyalakan mesin motor lalu pergi begitu saja.
Sekarang aku tahu mengapa dari awal dia pulang kesini perasaannya sangat dingin. Ternyata dia membawa cinta yang dingin. Aku sempat merasakannya. Cinta memang datang dan pergi secara tiba-tiba, tak mengenal tempat dan waktu. Lama ku pikir, dalam cinta itu tak ada penyesalan. Penyesalan atas pernah mengenal dan terjatuh pada buaian cinta. Aku tak pernah menyesal mengenal dia, bukankah perkenalan itu hal yang menyenangkan? Tetapi mengapa banyak insan yang menyesal setelah putus cinta atas perkenalan?. Putus itu bukan akhir bagian dari kebersamaan. Walaupun tidak ada hubungan spesial,bukankah masih bisa menjadi teman atau sahabat? Aku percaya itu. Aku tidak pernah sia-sia memikirkan dia walau dia tidak memikirkan ku di sana. Cinta memang bisa membuat sakit, tetapi sakit itu hanya bisa disembuhkan dengan cinta itu lagi. Benar, aku sakit, lebih dari sakit karena terserang virus ‘rindu’.Tahun telah berganti, delapan semester kuliah telah aku lalui. Hari ini aku wisuda. Kemarin tante franda  sempat bilang padaku kalau keluarganya tidak bisa hadir karena akan pergi ke jerman karena Rezky wisuda di lusa nanti.Sebelumnya aku sempat magang di sebuah stasiun televisi. Dan akhirnya aku diterima sebagai reporter setelah mendapat ijazah kuliah S1.Beberapa minggu ini aku selalu sibuk berpergian keluar kota untuk mewawancarai sumber-sumber berita dan juga untuk penayangan.
Setelah aku sukses mendapat penghargaan, aku memutuskan untuk merayakan keberhasilanku dengan teman-teman masa SMA ku di sebuah cafe tempat Melani berkerja.           “hampir 4 tahun loh kita gak ketemu..” ucap Shandra sambil memelukku.
“iya.. eh, keisha.. pacarnya mana?” tanya melani
akupun tertunduk dan terdiam, seketika suasana menjadi hening.
“aku.. aku... udah ga punya pacar..” jawabku.
Semua teman-teman ku saling berbahagia, adapula yang membawa kekasihnya masing-masing. Sepertinya mereka merasakan kehangatan dan tidak sepertiku yang selalu kedinginan.Tiba-tiba seseorang duduk disampingku menyembunyikan pandangannya. Aku merasa sedikit keraguan antara tidak mengenali dan lupa dengan lelaki ini. Lalu ia pun menggulurkan tangannya padaku lalu mencium pipiku dan memberi ucapan selamat atas keberhasilanku. Lelaki itu berkacamata.
“Selamat yang udah sukses..” ucapnya padaku.
“Rezky? Kapan pulang?”
“dua minggu yang lalu Key.. aku cari kamu, tapi kamu selalu ga ada.”
Kami pun berbincang lama. Saat pulang pun ia mengajakku pulang bersama menaiki mobilnya.
Seketika mobil itu berhenti tepat di danau yang banyak terdapat kenangan masa lalu.
“em.. key..”
“ya?”
“jujur, selama empat tahun disana,aku ga bisa berhenti mikirin kamu. Aku udah berusaha sekuat mungkin lupain kamu dari hari-hari ku tapi nyatanya sangat sulit. Bayangan kamu selalu menggangguku, dan ternyata benar aku memang tak bisa berhenti memikirkan kamu. Aku butuh kamu key untuk menyembuhkan luka ini.” Jelasnya.
“terus?” tanyaku.
Rezki pun mendekatiku ingin memberi satu kecupan di dahiku. Aku menjauh tanda menolak.
“tunggu ky, kamu jangan seenaknya begitu.” Jelasku memalingkan wajah darinya.
“kenapa key?”
“kamu itu udah seenaknya aja mempermainkan cinta. Ingat, cinta bukanlah mainan yang bisa kau perbaiki kapan saja. dan aku bukan boneka yang bisa dimainkan olehmu. Kamu itu pergi saat aku membutuhkan kamu, artinya kamu pergi saat aku terluka dan membuat luka itu benjadi besar. Dan sekarang, sekarang kau datang kembali di saat aku sudah sukses dan bahagia. Kalau nanti kau datang dikehidupanku lagi, apa kau akan pergi lagi? Aku tak mau itu terjadi.Apa aku akan menerimamu dengan begitu saja? Aku ini butuh waktu.aku tak mau lagi diberi harapan.” Jelasku.
“maaf key.., tapi jujur aku meninggalkan kamu itu agar aku bisa fokus dengan kuliah ku. Dan ternyata tetap saja aku tidak bisa melupakanmu.” Ujar Rezky.
aku terdiam, seketika suasana menjadi hening. Sebenarnya aku tak mau dia pergi lagi jika aku kembali bersamanya.
“janji gak akan ninggalin aku?”
“selamanya aku ingin bersamamu..” jawabya.
“oke.. tapi jangan mempermainkan aku seperti boneka lagi.” Jawabku.
rezky pun mengecup pipiku dan memelukku di dalam mobilnya.

*
Bulan demi bulan telah aku lalui dengan kesibukkan sebagai reporter juga aku tak lupa membagi waktu untuk berdua dengan Rezky. Tahun telah berganti. Yang namanya hubungan walaupun sempat putus tetap di hitung bukan? Aku rasakan bahwa hubunganku dengannya sudah hampir menginjak 5 tahun semenjak masa SMA. Saat jam istirahat, ponselku berdering dan langsung aku angkat panggilan itu.
“key, ketemuan di cafe tempat melani kerja ya..” ucap Rezky di balik telepon itu.
“iya ky, pasti kok dateng..” jawabku.
“eh key, kata manager hari ini kita pulang lebih awal..” ucap salah seorang temanku yang juga sebagai reporter menghampiriku.
Sepulang aku kerja, akupun menuju tempat Melani berkerja dan sedikit berbincang dengannya. Dan akhirnya melani pun harus pergi meninggalkan ku karena mengantar pesanan. Lama ku tunggu sang pangeran berkacamata itu belum datang juga padahal aku telah menghabiskan semangkuk mie ayam dan milk shake yang menjadi menu kesukaanku sambil duduk santai di sebuah kursi.Tiba-tiba seseorang membuka pintu cafe dan berlari ke arahku secara terburu-buru.
“key! Ikut aku ayo! Cepetan!” ucap melani tergesa-gesa menarik tanganku.
“ada apa? Tapi.. tapi rezky sebentar lagi kesini..” ucapku ragu.
“key! Cepat ikut aku” aku pun mengikuti kata-katanya.
entah aku mau dibawa kemana olehnya. Sampai-sampai motornya ini dikendarai dengan kecepatan tinggi. Dan tiba-tiba berhenti di dekat keramaian orang-orang yang tak jauh dari cafe. Aku bingung apa maksud melani mengajakku kesini. Ia pun menarik tanganku lagi menuju pusat keramaian.Aku sempat lemas tak berdaya, aku sangat mati rasa, saat melihat sebuah kacamata yang kukenali itu berada di sisi wajah seorang lelaki yang terkulai diatas aspal dengan ditutupi koran-koran lusuh dengan darah-darah yang berceceran dimana-mana. Akupun menghampiri tubuh itu dan mulai meraba-raba tangan dan wajahnya yang sangat dingin, saat aku membukanya, sontak detak jantungku berhenti dan aku terdiam terpaku melihatnya. Air mata kini mengalir deras di pipiku dan tiada henti menggenggam tangannya yang sangat dingin itu serta dipenuhi dengan darah.
“Rezky.. kenapa kamu malah pergi? Katanya berjanji gak akan pergi lagi?” tanyaku berbisik sambil terus mencoba menahan tangis.
Ku perhatikan wajahnya yang sangat pucat, banyak terdapat luka memar dan terdapat goresan di sisi bibirnya.seketika ambulans dan polisi datang ke tempat yang ramai ini. Polisi terus saja berwawancara dengan warga-warga.
“jalan ini biasa sepi,sepertinya pemuda ini ugal-ugalan dijalan, terus menabrak trotoar dan terjatuh.” Ucap salah seorang warga.
dan ku lihat lagi, motor yang rezky kendarai memang ada di dekat trotoar. Setelah ku perhatikan luka-luka tadi, sepertinya ini bukan kecelakaan yang dibuatnya, tetapi dia dibunuh! Aku tahu, dia dibunuh!. Aku pun segera memotong pembicaraan itu.
“pak, saya seorang reporter. Dia bukan kecelakaan akibat ugal-ugalan. Tetapi dia seperti di bunuh! Lihat saja banyak luka memar di sekitar tubuhnya.” Ucapku sambil menunjukkan sebuah kartu pengenal tanda anggota reporter stasiun televisi sambil menahan air mata yang terus mengalir begitu saja.
 Saat polisi melakukan pemeriksaan dan membawa jenazah Rezky pergi, salah satu anggotanya memberiku sebuah amplop yang di temukan di kantung jaketnya serta sebuah tas ransel yang ia sering bawa.
“key, Happy Anniversary 5th years ya.. Lima tahun sudah kita lalui hubungan ini. Tetapi aku tidak pernah bosan untuk mencintaimu, bahkan bila tuhan memberiku kesempatan, aku bisa selamanya mencintai kamu. Maaf selama empat tahun yang lalu aku tak berada di sampingmu. Tapi setidaknya cinta kita sudah berjalan selama lima tahun. Kau tak bosan kan?. Oh iya, aku belikan sebuah kalung istimewa untukmu dan juga hadiah kamera SLR dariku. Aku harap kau tetap menyimpan barang-barang ini.  Aku akan tetap mencintaimu selamanya dan aku mohon tetaplah mencintaiku bila aku sudah tak bisa lagi berada disisimu key.. I love you so much. Tanda cinta, Rezky.”
Tanganku bergetar saat membaca surat itu. Akupun segera membuka tas dan memeriksa isinya. Dan ternyata benar saja, Sebuah kotak sedang dan kotak kecil ada di dalam tas itu. Saat ku buka kotak yang sedang, dan ternyata benar saja ini sebuah kamera yang aku inginkan dua tahun yang lalu. Air mata ku pun semakin menjadi, saat aku buka kotak yang kecil, terdapat sebuah kalung dengan liontin berbentuk huruf “KR”. Dan tak lupa dengan secarik kertas yang ada di dalam kotak kecil itu.
“K for keisha.. R for Rezky, so? KR for Keisha-Rezky. Aku mohon pakailah kalung ini. I love you forever my dear..”
dan saat itu aku tak bisa berhentikan aliran air mataku di pundak melani. Dan aku melihatnya juga menangis.

Aku tak kuasa menaburi semua bunga-bunga yang dibawa kak Rizqa diatas gundukkan tanah yang menancap sebuah batu nisan bertuliskan nama ‘Rezky Satria Addison’.
Akupun tiada henti memeluk tanah dan mencium batu nisan itu.
“dia, sebelumnya pamit dahulu pada ku..” ucap kak Rizqa memegang bahuku.
“maksudnya?”
“dia cerita kepadaku, saat dia mengantarkan kamu pulang di hari perayaan setahun yang lalu, seseorang mengincarmu , mengikuti mobil Rezky dan menanyakan tentang kamu pada Rezky, aku sudah mengatakan padanya agar tidak berurusan dengan orang itu tetapi ia menentang. Ia takut terjadi apa-apa denganmu. Seminggu yang lalu, kejahatan orang itu semakin menjadi-jadi , ia mengancam Rezky dan Rezky selalu menerima itu. Orang itu mengancam akan membahayakan kamu dengan teman se-geng-nya. Rezky terima dirinya habis babak belur oleh orang-orang itu hingga hari ini dia tak ada, dia sangat mencintai kamu key..” jelas kak Rizqa.

Aku tak kuasa menahan tangis. Rasa nya jantungku seperti tertusuk oleh tombak yang sangat tajam.Tiba-tiba langit menjadi gelap berkelabu dengan cepatnya menyelimuti hatiku dan mengubah seluruh hidupku, hujan turun membasahi tanah yang ku pijaki. Aku harus menyaksikan cintaku terenggut tak terselamatkan di hari istimewa yang aku tunggu, hari anniversary. Mengapa semua jadi begini? Mengapa harus ada perpisahan yang terjadi diantara dia dan aku? Aku akan selalu menanti sebuah keajaiban. Keajaiban yang bisa membuat kita bersama kembali. Semua janji-janji dan mimpi-mimpi telah hilang, hatiku hancur ber keping-keping tak kuasa menerima pahitnya ditinggal orang yang sangat ku cintai. Ku biarkan senangku benari indah di udara dan membiarkan semua tahu bahwa kematian tak bisa memadamkan dan mengakhiri sebuah cinta. Ingin rasanya aku mengulang hari dan memperbaiki kenangan-kenangan yang telah di lalui. Apa artinya hidup tanpa kekasih? Aku sudah lelah dengan semua ini. Janji dan mimpi hanya menjadi sebuah harapan dan semua tinggal menyisakan kenangan.
11.00.00 No komentar


"ini lagu kita tuk selamanya, janjiku untukmu takkan tinggalkan dirimu.."
tiba-tiba air mata menetes saat mendengar lirik lagu itu.

Aku tak mengerti dengan perasaanku sendiri. Mungkinkah aku harus melupakan nya? Tidak.. Itu mustahil. Aku percaya dia tidak jauh dariku, dia ada didekatku namun bukan saat ini, mungkin inilah satu rasa yang disebut rindu? Jika iya, benar aku merindukan dia. Entah mengapa perasaan aku menginginkan aku pergi beranjak keluar dari kamarku. Lalu ku ikuti saja maunya, dan tujuan itu ternyata berhenti di sebuah danau yang sangat ku kenali. Akupun duduk bersandar dibawah pohon sambil melihat gelombang air dan akupun masuk ke dalam lamunan.
7 tahun yang lalu..
"wah, lihat.. Aku dapat ikan.." sorak gembira seorang gadis kecil di atas perahu yang terapung di pinggir danau yang tak lain adalah aku. Aku melihat seorang anak laki-laki disampingku yang sibuk membuat sesuatu.
Aku pun memajukan bibir tanda kesal dan membalikan badanku pergi dari perahu.
"eh mau kemana?" tanya anak itu menahanku.
"mau pergi jauh" jawabku singkat sambil lari menghampiri sebuah pohon.
Tak sengaja aku menemukan potongan cermin yang ujungnya lancip. Dengan maksud iseng, aku pun mengukir namaku dan anak itu di batang pohon itu.
Tak lama kemudian anak laki-laki itu menghampiriku.
"aku mau ngasih sesuatu buat kamu.."
"apa?"
"tapi kamu tutup mata dulu.."
"iya deh.."
aku pun menutup mataku, dan kurasakan sebuah benda dipasangkan olehnya diatas kepalaku.
"sekarang.. Buka.."
saat membuka mataku, aku merasa sangat senang melihat sebuah mahkota indah dari ranting-ranting dan bunga-bunga yang dibuat anak laki-laki itu berada di kepalaku. Dan dia pun memberikan rangkaian bunga yang sedari tadi ada dibalik tubuhnya. Aku tersenyum bahagia. Kini aku terlepas dari lamunan itu saat melihat ukiran namaku di batang pohon yang ku sandari itu.
Lama ku pikir, tak ada salahnya jika aku menghampiri rezky di rumahnya.
Setibanya di rumah rezky, tante franda pun menyuruhku masuk kedalam untuk berbincang.
"rezky kecelakaan nak.." tante franda pun meneteskan air mata sambil tersedu-sedu. Aku mendekatinya lalu mengusap-usap punggungnya.
"sabar yah tante, rezky ga kenapa kenapa kan? Oh iya dia dimana tante?"
"rezky sekarang dirumah sakit, dia belum sadar sampai sekarang."
"kalau ga keberatan, tante mau kan ngajak keisha ketemu rezky?"
"iya boleh, mari nak kita ke rumah sakit sekarang.."
.
Di rumah sakit..
Hari sudah semakin gelap, sudah beberapa kali juga aku mengabaikan panggilan di ponselku dari bunda. Saat berada di hadapan pintu nomor 36, entah mengapa jantungku semakin berdebar kencang. Ku lewati tirai-tirai yang menutupi ranjang pasien-pasien. Aku berhenti melangkah saat di tirai bagian ujung ruangan. Seorang lelaki dengan kepalanya yang di balut perban, kaki kirinya yang di gips serta tangan kirinya yang tersambung dengan infusan sedang terkulai lemas di sebuah ranjang yang disampingnya ada seorang perempuan sedang duduk diatas kursi yang tak lain adalah kakaknya rezky.

"kau.. Keisha? Sudah lama yah tak bertemu." ucap perempuan itu dan langsung memelukku.
"kakak sudah pulang? Aku kira kakak akan lama di australia,kapan kakak pulang..?"
"kuliahku sudah selesai.. Aku juga rindu keluargaku, baru saja kemarin siang.."
"oh iya, kalau boleh tahu,rezky kecelakaan apa?"
perempuan itu terdiam dan kembali duduk di kursi.
"dia tertabrak motor dan mobil."
air matanya mulai terbendung, hatiku ikut tersentuh.
"mengapa bisa terjadi?"
"sore sepulang tanding, dia sempat bilang ke mama kalau dia mau nengok kamu, di perjalanan, kata warga yang lihat, di perempatan jalan ada tiga pria ngendarain motor nya ngebut dan nabrak rezky dari samping sampai rezky hampir terjatuh, dan dari arah berlawanan, ada mobil mini bus yang kencang juga dan nabrak rezky sampai terpental jauh ke trotoar dan terbentur keras. Yang menabrak itu lari dan tidak mau bertanggung jawab. Untung banyak warga yang lihat."
tiba-tiba jantungku berdebar tidak menentu.. Air mataku tiba tiba terjatuh. Selama ini, aku pikir rezky tak memberi kabar kepadaku karena ada sesuatu, dan ternyata aku salah, dan aku baru tahu jadi selama ini dia belum kembali.
"kenapa tante ga ngasih tau?"
"tante ga mau liat kamu nge drop lagi, apalagi kondisi kamu baru sembuh dari sakit."
"tante..." aku tak kuasa lagi untuk berkata.
tante Franda begitu baik padaku, aku tau maksudnya sekarang. Tapi itu membuatku sangat cemas.
.
Esoknya, sepulang sekolah aku sempatkan waktuku ke rumah sakit. Dan ku lihat lagi rezky yang lemah itu masih terbaring sendirian. Akupun duduk dikursi lalu meletakkan kepalaku di ranjang dan mengenggam tangan nya sambil menangis.
"ky, maafin aku.. Aku sangat bodoh dan egois.. Ky, cepatlah sadar.. Bulan depan kita UN.. Aku tau itu hari yang telah lama kamu tunggu.. "
tiba-tiba tangan seseorang mengusap rambutku. Dan jari jari tangan yang aku genggam pun bergerak.
"rezky?" aku pun kaget dan sedikit senang.
"k...ke...key...s..sh..sha..."
"iya rez, ini aku.."
lalu rezky pun membuka matanya perlahan, hatiku bahagia.
"ka..kamu dima..na key?"
"aku disini.." sambil memegang tangannya dengan erat.
"disini buram, hampir tak terlihat apapun.. Kamu dimana key?"
kebahagiaan itu tiba-tiba memudar, aku meneteskan air mata lagi.
Aku tak percaya rezky tidak bisa melihatku.
Tiba tiba seorang pria ber jas hitam membawa tas jinjing berada didekatku.
"om?"
"rezky sudah sadar key?"
"em.. su...sudah om.."
tasnya pun langsung dijatuhkan dan mengambil sebuah ponsel di kantung bajunya. Aku lihat kebahagiaan nya yang berkobar teramat sangat.
"mah.. Cepat kemari, Rezky sadar mah.."
om setyo pun pergi dari ruangan ini.
Tak lama kemudian kak rizqa,tante franda, om setyo, perawat dan dokter menghampiri ranjang rezky.
"gimana dok?"
"penglihatannya memudar, dia perlu menggunakan kacamata"
"kak,om,tante.. Aku pulang dulu udah sore, permisi.."
"hati hati dijalan key," ucap kak Rizqa memelukku.
Aku hanya mengangguk.
akupun beranjak pergi. Aku pulang membawa perasaan bahagia yang teramat sangat
Hari ini hari terakhir UN. Aku rela tidak bertemu dengan Rezky selama UN berlangsung agar tidak mengganggu waktunya.  Begitu juga karena semangat belajarnya yang sangat berkobar.
Selesai aku mengikuti tes, mungkin tak ada salahnya jika aku menghampiri Rezky diruangannya. Namun tiba-tiba aku seseorang berdiri di hadapanku menghalangiku. Dia berkaca mata dan sulit ku mengenalinya.
"mau kemana?" ucapnya sambil mencoba menahanku agar tetap berdiri disini.
"mau ke ruangan teman, Kamu siapa?" jawabku dengan cuek.
"kamu ini, lucu sekali ya.." ucapnya lagi sambil mencubit pipiku.
"ah? Rezky? Benar ini rezky?" kataku mulai menyadari kalau laki-laki ini adalah teman masa kecil ku sendiri. Namun benar benar sulit dikenali. Ia pun berpindah tempat ke sampingku.
"kamu jahat yah udah lupain temen sendiri..." ejek Rezky.
"engga ky, udah lama ga ketemu, aku jadi asing melihat kamu.. Kamu tampan.." ucapku sambil terus menatap mata di balik kacamata berbingkai persegi warna hitam yang dipakainya itu.
"ah kamu ini.." ucapnya sambil mencubit pipiku lagi.
"aduh sakit tau, udah ah.. Ayo pulang.." ajakku sambil berjalan menuju parkiran.
Di perjalanan, kami terus saja berbincang sambil tertawa.
"eh, nanti malam jam 8 ke danau ya?"
"ada apa?" jawabku singkat.
"pokoknya ke danau, jangan lupa dandan biar cantik.." ujarnya.
"tapi aku gak bisa dandan, gimana dong?" jawabku dengan suara kecil.
Rezky terdiam, tak menjawab sepatah kata pun.
Malam pun tiba, akupun sibuk untuk merias diriku.
"bunda, kira kira baju yang bagus yang mana?" tanyaku sambil menunjukkan tiga buah baju.
"yang ini bagus.." jawab bunda sambil menunjukkan gaun hitam pendek diatas lutut.
"ini? Kependekkan bunda, aku ga mau, risih.." celotehku sambil menampakkan wajah sedikit kesal.
"yang ini juga bagus" ucap bunda menunjukan gaun berwarna peach panjang diatas mata kaki.
"thanks bunda sayang, bantu dandanin aku juga ya.." ucapku sambil mencium kedua pipi bunda lalu pergi mengganti baju.
"cie putri bunda sekarang udah dewasa.." ejek bunda di depan cermin sambil merias wajahku.
"apaan sih bunda, dewasa gini juga tetep putri bunda kok.." ujarku dan pipi pun memerah tersipu malu.
"nah, udah cantik.." ucap bunda sambil membenarkan rambutku.
Tennggg...
Seseorang membunyikan bel rumah ku.
"biar bunda yang buka, kamu diem aja disini.." ucap bunda sambil terburu buru keluar dari kamarku menuju pintu ruang tamu.
Seketika aku terkejut memandang seseorang sedang duduk diatas kursi menggunakan gaun nan anggun di hadapanku.
"she is me?" tanyaku dalam hati.
"key, rezky datang menjemputmu.."
tiba-tiba suara bunda mengejutkanku. Aku pun segera keluar dari kamar dan berjalan menggunakan high heels berwarna sama dengan gaun yang aku pakai.
Ku lihat seorang laki laki berkaca mata menggunakan blazer hitam dan celana hitam bagaikan tamu terhormat.
"key..?"
tanyanya bingung sambil menatapku dari ujung kaki sampai ujung rambutku.
"iya? Ada yang salah?"
"engga.. Kamu.. Kamu sangat cantik.." ucap rezky terus memandangiku.
Pipiku pun memerah dan tersipu malu.
"ayo princess, kita masuk ke dalam mobil.." ajak Rezky sambil memberi setengah lengan nya padaku.
"tante, izin pinjam keisha ya.." ucap rezky sambil mencium tangan bunda.
"key, pakai ini.." ucap Rezky memberiku sebuah kain panjang berwarna merah.
"untuk apa?"
"pakai aja, udah buruan tutup mata kamu pake itu.." ujar Rezky.
Akupun langsung menutup mataku dengan kain berwarna merah itu. Seketika semua menjadi hitam dan gelap.
Pandanganku kini hilang dan tak ku lihat pula rezky yang menyetir mobil ada di sampingku.
Tiba-tiba suasana hening, dan seseorang membuka pintu mobil yang ada di sisiku.
"silahkan turun princess.." ucap seseorang yang sangat kukenali suaranya lalu memegang tanganku saat aku keluar dari mobil.
Entah kemana aku mau dibawa laki-laki ini selagi mataku masih tertutup.
"sekarang..buka.."
ujarnya.
Akupun segera membuka ikatan kain itu yang sedari tadi membuat pandanganku menjadi gelap. Aku terkejut senang. Melihat sisi danau yang dipenuhi lilin kecil menyinari gelapnya malam. Indah sekali. Saat aku membalikkan badanku memandang Rezky yang ada dibelakangku sedari tadi, tiba-tiba sebuah pohon di belakangnya menyala secara berturut-turut dari akar hingga batang yang tertinggi. Rezky pun menarik tanganku dan mengajakku duduk diatas dedaunan kering yang dikelilingi lilin kecil di samping pohon itu.
"happy birthday Keisha.. Happy birthday keisha.. Happy birthday, happy birthday, happy birthday keisha.."
tiba-tiba suara itu terdengar di balik pohon yang menyala itu.
"tante franda? Om setyo? Kakak Rizqa?" ucapku sambil terkejut melihat papa dan mamanya rezky datang dari balik pohon itu serta kak rizqa membawa sebuah cake berhias lilin diatasnya menuju aku dan Rezky.
"tiup lilin nya, tiup lilin nya, tiup lilin nya sekarang juga, sekarang juga..sekarang juga.." ucap keluarga rezky dengan menggunakan nada sambil di meriahkan dgn tepukan tangan mereka masing masing.
Akupun segera berdoa sambil memejam kan mataku di hadapan kue itu, lalu akupun mematikan semua lilin diatasnya.
"selamat ulang tahun ya keisha cantik sayangku.." ucap tante franda sambil memelukku lalu mencium kedua pipiku.
"selamat ulang tahun ya keisha.." ucap om setyo sambil ku cium tangan nya.
Selanjutnya kak rizqa menghampiriku sambil mengoperkan cake berlilin kepada tante Franda.
"key, happy birthday 17th ya, wish you long life, always happy and keep smile, and...." ucap kak rizka yang sedari tadi memeluk ku lalu melepas pelukan itu dan melirik ke arah rezky.
"...cepetan jadian with rezky.. Hihi" lanjutnya sambil setengah berbisik.
Aku terdiam, tiba tiba air mataku terjatuh membuat make-up di wajahku menjadi luntur.
"lho? Kenapa nangis sayang?" tanya tante franda merangkul pundakku.
"engga nangis tante, aku cuma terharu.. Aku bahagia banget malam ini di kasih kejutan sama keluarga tante.." jelasku sambil mengusap air mata.
"ky, kamu ga ngucapin?" tanya kak rizqa melihat rezky yang sedari tadi melamun.
"eh iya, key, ayo ikut aku.."
Aku pun segera mengikutinya dari arah samping menuju tepi danau tepat ditempat aku membuka kain yang menutupi mataku, tanpa memerhatikan jalan, tiba-tiba high heels yang kupakai tersandung batu dan membuatku terjatuh. Akupun menutup mataku.
Tiba-tiba ku rasakan tangan seseorang menahan ku sehingga aku tidak terjatuh ke bawah. Saat aku membuka mata, sepasang mata dibalik kacamata menatapku tepat di hadapan mataku yang jaraknya 10cm. Aku terkejut dan aku segera berdiri merapihkan gaunku.
"oke maaf" tiba-tiba suasana menjadi hening.
"key, aku jadi inget sesuatu.."
"apa itu?"
"kamu pasti gak inget, ya kan?"
"sok tau deh, memangnya apa?"
"kenangan kita waktu kecil di tempat ini.." ucap Rezky, jantungku dibuatnya berdebar tak menentu.
"em.. Iya aku ingat. Eh, makasih ya, keluarga kamu terlalu baik sama aku. Aku gak tau mau membalasnya kaya gimana.. Ini hadiah terindah ku dari keluarga kamu.." ujarku mengalihkan pembicaraan.
"aku mau bicara sama kamu.." kata nya.
tiba-tiba suasana menjadi hening dan terasa begitu hangat.
" sini, aku mau nanya sesuatu.." ucap Rezky mendekati telingaku.
"nanya apa?"
"kalo diajak pacaran, kamu mau ga?" kata Rezky setengah berbisik.
"tapi ga ada yg mau ngajak aku pacaran tuh.."
"kira kira mau apa engga?"
"tergantung orangnya sih.."
"kamu ini.. Menggemaskan" ucap Rezky sambil mencubit pipiku.
"eh liat dua kunang-kunang itu deh, indah ya?" lanjutnya sambil menunjuk ke arah dua ekor kunang-kunang yang terbang bersamaan.
"maksudnya?"
"iya, aku ingin kita seperti mereka"
perasaanku seketika meleleh.
"will you be my girlfriend?"lanjutnya.
dan seketika jantungku berhenti berdetak seperti disambar petir.
Aku bingung menjawab, aku membisu dan membuang muka dari pandangannya.
"gimana?" tanyanya lagi.
"yes , i wanna be your girlfriend.." jawabku terpatah patah.
"jadi hubungan kita apa sekarang?" tanyanya memberi tanda.
"pacaran?" ucapku ragu. Rezky pun hanya tersenyum.
“ Aku sayang keisha.." ucapnya sambilku pegangi pundaknya dengan erat.
"aku juga sayang rezky.." kataku dan ia pun memelukku.
"oh iya key, ada sesuatu buat kamu.." ucapnya sambil memberikan aku sebuah mahkota yang dirangkai dari ranting pepohonan serta di hias dengan bunga bunga lalu dipasangkan di kepalaku.
"mau kan dansa sama aku?" ajak Rezky, tiba-tiba sebuah musik diputarkan kak rizqa sehingga terdengar mengaluni malam indah ini.
"iya aku mau.."
aku pun segera menyimpan kedua tanganku dipundak rezky lalu memandang wajahnya.
"key, selamat ulang tahun ya, maaf cuma ini yang bisa aku kasih.." ujar rezky .
Akupun meletakkan kepalaku dipundaknya.
"iya gapapa ky, ini hadiah terindah buat aku, makasih banyak ya..”
Aku terhanyut lagi dalam lamunan. Oh inikah yang dinamakan ‘sweet seventeen’ itu? Aku benar-benar bahagia dan sangat bahagia. Saat aku melihat jam tanganku menunjukkan pukul 11 malam, aku terkejut lalu melepaskan pelukannya dan memberhentikan dansa kami berdua.
"ky, udah malem.. Aku harus pulang.." ucapku sambil menampakkan wajah melas.
"gak usah melas gitu kali wajahnya.." ucap rezky sambil mencubit pipiku.
Aku dan rezky pun segera menuju keluarga rezky yang sedang berpesta diatas dedaunan kering disamping pohon yang menyala.
"tante, om, kak, makasih yah udah ngasih aku kejutan, ini bener2 hadiah yang terindah dari keluarga tante buat aku. Oh iya, sekarang sudah malam, aku mau pamit pulang.. Tante,om,kak.. Keisha pulang dulu ya.." kataku sambil berpamitan berjabat tangan kepada mereka.
"key, bawa pulang cake ini.. " seru kak rizqa sambil memberikan cake berhias itu padaku.
Saat mobil rezky berhenti tepat didepan rumahku, rezky pun mencium pipiku.
"selamat malam sayang.." ucapnya yang baru aku dengar untuk pertama kalinya.
Akupun turun dari mobil itu dan rezky pun membawanya pergi. Saat aku tepat berada di depan pintu rumahku, aku membukanya dengan sangat pelan. Saat aku masuk ke dalam rumah dan menutup kembali pintu lalu berbalik, aku terkejut melihat seorang wanita yang sangat aku kenal sepanjang hidupku sedang tidur dalam posisi duduk di ujung sofa berhadapan dengan sebuah cake berhias dengan dua buah lilin angka 17 berwarna merah yang menyala diatas sebuah meja kaca. Akupun menghampiri wanita yang tertidur disofa itu lalu menyimpan cake berhias dari kak rizqa yang dipegang olehku. Kini air mataku terbendung lagi dan menetes satu per satu saat aku baca sebuah kertas kecil berisikan tulisan disamping cake yang lilin nya masih menyala ini. Akupun segera meniup lilin itu, lalu memeluk dan mencium pipi dan kening bunda yang tertidur pulas di ujung sofa ini.
Hari ini, aku terharu, dan sangat terharu. Aku diberi hadiah terindah dari orang-orang yang aku sayang, dan aku sangat bahagia. Tiba-tiba bunda terbangun.
"key? Kenapa nangis?" ucapnya yang langsung mengusap air mataku.
"bunda, maaf aku pulang terlalu malam.. Terima kasih cake nya, aku sayang bunda.." aku pun langsung memeluk bunda seerat erat nya lebih erat dari ikatan sebuah tali yang terikat kencang.
"iya sayang, selamat ulang tahun yang ke 17 ya, semoga tambah cantik,pinter,rajin dan sayang sama orang-orang terdekat ya.."
ucap bunda sambil membalas pelukan ku dengan halus.
Aku sangat berbahagia malam ini, aku tak pernah mengira dan menyadari orang-orang yang aku sayang juga ternyata lebih perhatian dan menyayangiku. Sekarang aku mengerti apa itu Sweet seventeen, dan ternyata benar saja aku sudah merasakan itu.
*
Sebulan lamanya para murid tingkat menengah atas dan sederajat menjalani kegiatan belajar dengan ekstra. Ujian Nasional kini telah terlaksana, dan hanya tinggal menunggu pengumuman hasil UN.Hari ini pengumuman hasil UN. Di pagi ini kenangan kemarin malam masih terbayang di ingatanku.
"wahh.. Jenius sekali dia bisa dapat nilai tertinggi.. Aku jadi penasaran sama yang namanya Rezky itu.." ucap salah seorang siswi dari gerombolan siswi yang berjalan melewatiku di koridor.
Akupun segera menuju mading sekolah yang sedang ramai.
Aku mencoba meraih langkah di hadapan mading meskipun harus desak-desakan dengan para murid. Sungguh mataku tiba-tiba membulat saat melihat sebuah nama tertampang di lembaran kertas urutan ter atas dengan rata rata nilai tertinggi.
'Rezky Satria Addison'
Begitulah nama yang membuatku terus tetap membulatkan mata dan membiarkan aku tetap berdiri di hadapan kertas ini.
Tiba-tiba seseorang mengejutkanku dari samping menepuk bahuku.
"pagi keisha.."
ah ternyata seorang laki-laki berkaca mata menampakkan sebuah senyuman manis padaku.
"pagi juga rezky.." jawabku sambil membuang muka kembali menatap kertas yang menempel di mading ini.
"liat apaan sih? Kok kayaknya serius amat?" ujarnya.
"kamu.." jawabku yang langsung bertatapan dengan kaca mata persegi nya itu. Akupun segera melangkah mundur sedikit menjauhi jarak yang terlalu dekat. Rezky pun menatap kertas itu lalu langsung menatap ku kembali.
"ada apa princess?" tanyanya semakin mendekatiku
"engga jadi deh..hehe" jawabku.
"kamu ini..." kata Rezky sambil mencubit kedua pipiku.
"hey bro, congrats ya.." ucap segerombol teman rezky menyerbu rezky.
Karena aku pikir aku ini hanya mengganggu, aku pun pergi menuju kelasku.
"key, bener kamu jadian sama rezky?" ucap melani menepuk kedua bahuku lalu menatapku tajam.
"iya" dengan santainya aku menjawab.
"wah parah, gebetan temen sendiri diembat.." aku pun segera menutup rapat mulut melani dengan tanganku. Seketika suasana menjadi hening, dan semua mata tertuju pada arah ku dan melani.
"maksud nya? Emang siapa yg gebetin rezky?" tanyaku setengah berbisik.
"aku..." jawabnya dgn cepat.
"Serius?" tanyaku dengan tatapan santai.
Melani pun langsung melebarkan bibirnya sampai membuat wajahnya begitu terlihat konyol.
"engga key,  eh key, congrats ya kamu udah berhasil dapetin pacar dan gak jadi jomblo ngenes lagi kayak aku.. andaikan aku bisa dapetin seseorang dengan gampang, kira-kira jodoh ku siapa ya...?” ucap melani.
Akupun mengajaknya segera duduk di kursi dan saling bertatapan mata lalu menarik kedua tangannya dan ku pegang.
"melan, you know? Yang namanya cinta itu memang tidak mudah ditebak, tiba-tiba dia bisa datang cepat tanpa disadari. Tiba-tiba juga bisa saja cinta itu datang tepat di dekat kita, bahkan dihadapan kita tanpa tahu kepada siapa cinta itu datang. Terkadang cinta juga bisa menjadi sebuah virus dan penyakit apabila dilalui dengan ketulusan yang teramat dalam. Dan bisa saja cinta itu hilang begitu saja tanpa kita sadari. Dan yang namanya jodoh itu gak bakal lari kemana kok, dia bisa saja tiba-tiba ada di depan kamu. Sebenarnya cinta itu jangan berlebihan, because nantinya juga cinta bisa menyakitkan." jelasku sampai melani membendung air matanya.
"key, aku kira cewek seperti kamu ga bakalan ngerti perasaan aku.. Ternyata, kamu lebih dari yang aku kira..” ucapnya
Pembicaraan kami pun terpotong sebab jam pelajaran sudah di mulai.
.
*
.
Di hari ini, aku dan Rezky hendak jalan jalan menelusuri jalan raya yang hijau dipenuhi pohon dan segala tanaman yang membuat jalanan itu terasa lebih indah dan sejuk.
Kami terhenti dan duduk di sebuah bangku pingir trotoar itu.

eh, aku punya es krim, kamu mau?" ucapnya sambil menunjukan dua buah eskrim di tangannya.
"ih mau banget, thanks rezky." jawabku sambil mengambil sebuah eskrim di tangan nya dan mencium pipi rezky lalu ku buka bungkusan eskrim itu. Saat tengah asyik meng habiskan eskrim tiba tiba rezky memfotoku beberapa kali lalu menatap ku dengan wajah konyol.
"hahaha key, makannya gausah buru-buru gitu, liat tuh bibir kamu belepotan tau.. Sini aku bersihin." ucap rezky mengambil sebuah tisu di saku celananya lalu mengusap bibirku dengan tisu itu penuh perasaan.
"ih kamu nakal fotoin aku ga bilang bilang.. Eh boleh minjem BB nya kan?" ucapku meminta.
Rezky pun memberiku Blackberry miliknya. Ku lihat satu per satu hasil foto yang ia ambil. Tiba-tiba BBnya bergetar tanda sebuah BBM masuk. Perasaanku bagaikan tersambar petir, rasanya sebuah benda tajam menusuk dada kiriku lagi dan membuat aku menjadi lemah. Dengan lemas aku bertanya pada rezky.
"ky, aveena itu siapa?" tanyaku dengan lembut kepada rezky yang asyik menggunakan headset
"apa?" tanyanya balik.
Air mataku mulai terbendung.
"jawab jujur ky, aveena itu siapa?" tanyaku lagi dengan suara pelan sambil meneteskan air mata.
Perasaanku rasanya telah mati, ingin rasanya aku menjerit sambil menangis karena tak kuat menahan sakitnya rasaku. Apa ini yang namanya cemburu? Tidak! Aku tidak boleh cemburu. Sebab cemburu itu seperti konslet, bisa menyebabkan kesalah pahaman bahkan kerusakan. Aku tak ingin jika hubunganku dengannya rusak. Aku tak ingin cemburu walaupun cemburu itu bagian dari kasih sayang. Tapi apalah daya, aku tak bisa melawan kecemburuan itu.
"ky, kalo udah ga sayang sama aku bilang aja.. Aku ga bakal sakit kok kalo kamu jujur.. Tapi, sepertinya kamu udah ngehianatin aku.." lanjutku mengembalikan BBnya.
"tunggu dulu key...." jawabnya memegang tanganku.
"udahlah, aku mau pergi.. Hubungan kita cukup sampai disini.." kataku melepaskan tangannya dan langsung berlari menjauhi rezky dan menyeberangi jalan raya tanpa memerhatikan apapun.
"keishaaaaaaa!!"
sebuah klakson mobil menjerit panjang tepat dibelakangku. Akupun merasa seseorang mendorongku hingga aku terjatuh dan sampai di ujung trotoar tengah jalan.
Saat aku berbalik badan, aku melihat seorang laki-laki terkulai lemas di atas aspal dengan darah yang berceceran merintih kesakitan. Akupun segera menghampiri nya lalu menghubungi ambulans dan segera memeluknya erat.
"rezky.. Maafin aku.. Maaf.."
"iya key, sampai kapanpun aku sayang keisha.." tiba-tiba matanya tertutup dan tak ada gerakan dari bagian tubuhnya.
Ambulans tiba, kami pun pergi menuju rumah sakit. Darah dari hidung dan telinganya terus saja mengalir tiada henti. Saat ranjang darurat diturunkan dan dimasukan ke UGD, aku tetap saja memegang tangannya erat sambil menangis tiada henti.
"maaf mba, mba harus menunggu di ruang tunggu pasien.." ucap seorang perawat wanita yang langsung pergi memasuki sebuah pintu yang bertuliskan UGD.
Sungguh hatiku tak bisa tenang dan sangat khawatir. Aku menyesal telah melakukan kebodohan hingga membuatnya celaka.
Tak lama kemudian seorang dokter datang kepadaku.
"gimana dok?"
"dia mengalami pendarahan, banyak darah yang keluar sehingga dia butuh donoran darah sedangkan darah yang dibutuhkan sedang tidak tersedia.." jelas sang dokter.
"golongan nya apa dok? Apa bisa di donor oleh golongan O?" tanyaku
"golongan nya AB. golongan O bisa di donor ke segala golongan." jelas dokter lagi.
"saya O dok.. Saya mau jadi pendonornya." ucapku sambil mengusap sisa air mata.
"mba harus menjalani pemeriksaan darah dulu" ucap sang dokter.
Akupun mengikuti perkataan dokter itu. Darahku sudah diperiksa, dan aku tinggal menunggu hasilnya.
Beberapa menit kemudian, seorang perawat menghampiriku.
"mba, siap mendonorkan darah? Mari ikut saya"
akupun mengikuti perawat itu memasuki pintu UGD. Akupun berbaring diatas ranjang tepat disebelah ranjang Rezky.
Aku menatapnya terus tiada henti dan tanpa ku radari sebuah jarum dan selang telah tertancap di tanganku. Aku terus berharap rezky terselamatkan. Aku telah mengorbankan darahku untuknya. Dan aku melihat para perawat membara ranjang Rezky pergi keluar ruangan ini.
"mba, sekarang pasien di pindahkan di ruangan 75,tapi habiskan dulu makanan ini untuk menambah darah..."
dengan cepat aku langsung meninggalkan ruangan UGD dan berlari menuju ruangan rezky.
Saat ku buka pintu, sekali lagi aku melihat sinar matahari dari balik jendela menyinari rezky yang lemah terbaring di sebuah ranjang. Bukankah kemarin aku baru melihatnya begini? Dan mengapa terulang lagi? Akupun menghampirinya dan duduk di atas kursi tepat di samping ranjang. Akupun memegang tangannya dan menangis lama, ku letakkan kepalaku di samping tangannya hingga aku tak merasakan apapun yang ada didekatku, semuanya hilang dan sunyi.
Saat aku membuka mata, aku terkejut melihat seseorang berkacamata duduk diatas kursi memandang ke jendela yang disinari dengan cahaya jingga. Dan baru ku sadari kini aku berada diatas ranjang tempat rezky tadi.
Akupun segera menghampiri laki-laki itu lalu memegang pundaknya.
"rezky.." ucapku dengan lembut bernada pelan.
Ia pun membalikkan badannya ke arahku.
"eh, udah bangun.." ucapnya sambil memberi senyuman manis.
"ky..." kataku sambil membendung air mata.
"jangan nangis key.." ucap rezky.
Aku pun langsung memeluknya dengan erat seakan takut kehilangan dia.
"ky, aku bodoh, sangat bodoh.. Maaf ky, maaf.."
"udah key.."
"gamau ky.. Aku gamau kehilangan kamu, aku bodoh, aku salah.. Aku terlalu cinta sama kamu jadinya aku cemburu, cemburu ku keterlaluan dan membuat kamu menjadi begini.." jelasku sambil terus menangis menyesali apa yang aku buat.
"key.. Gausah nangis.." ucapnya melepaskan pelukanku dan mengusap air mataku.
Tiba-tiba BBnya berdering.
"iya kak? Oh aku lagi dirumah sakit, gak apa.. Iya kak.." ucapnya pada seseorang di balik BBnya itu.
"kak rizqa mau kesini?" tanyaku.
Rezky terdiam tak menjawab sepatah katapun.
"yang kamu maksud nanda ini kan?" ucapnya menunjukkan sebuah DP dari BBM di BB miliknya sambil sedikit tertawa.
Akupun hanya mengangguk dan merasakan lemah.
"haha key, aveena itu sepupu ku, maaf ya kalo dia membuatmu cemburu.. Tadinya aku mau jelasin sama kamu, eh kamunya malah pergi.." jelas Rezky.
Seketika suasana menjadi hening.Hatiku pun bergetar. Betapa malunya aku sudah cemburu buta pada rezky sampai-sampai aku membuatnya celaka. Semuanya terlihat abu-abu. Dan baru ku tahu kalau gadis yang di BBMnya itu adalah sepupu dekatnya.
“key, kamu pucat.. Kamu gapapa kan?” ucapnya lagi sambil menatapku.
Aku terdiam, mematung terpaku dihadapannya. Kreeeekk.. Seseorang membuka pintu ruangan ini.
"ky, ada yang mau ketemu sama kamu tuh" ucap seorang perempuan yang tak lain adalah kak rizqa.
Di ikuti seorang gadis dengan berpakaian feminim yang elegan sedang tersenyum memberikan sinar dari wajahnya yang cantik, matanya yang coklat, hidungnya yang sedikit mancung, serta bibirnya yang basah, dia berjalan menuju rezky.
"aveena?" ucap rezky terus memandang gadis itu.
"alright rez, i am aveena.. Aku kesini sekalian liburan dan nanti sekalian juga balik ke jermannya bareng kamu.." jelasnya sambil memeluk rezky yang sedang duduk di atas kursi membelakangi jendela.
Aku pun menampakan senyuman walaupun aku masih berdiri terpaku. Tapi, apa maksudnya ini? Nanda nanti pulang ke jerman dengan Rezky? Apa rezky akan selamanya tinggal disana? Hatiku tak berhenti bertanya-tanya.
"oh iya veen, kenalin.. Ini Keisha.." ucap rezky.
"aveena.." kata gadis itu sambil menggulurkan tangan nya padaku.
"keisha.." jawabku sambil berjabat tangan dengan gadis itu.
Tangan nya begitu halus dan wangi.
Akupun pamit kepada mereka untuk pulang.
.
*
.
Hari terus berganti. Selama tiga hari ini aku selalu menyendiri. Aku berdiri di tepi danau dan melempar satu per satu batu kerikil ke danau tanpa tujuan.
"key..." aku pun menengok kebelakang, dan ternyata seorang laki-laki berkacamata mengenakan blus putih dan jeans itu berlari menghampiriku dan langsung memelukku.
"ada apa ky?" tanyaku dengan bingung.
"key, kemana aja kamu.." jelasnya sambil melepas pelukan lalu kembali memelukku lagi.
"udah berhari hari aku cari kamu, tapi kamu ga ada, telepon ga diangkat, sms juga ga dibalas? Kenapa key?" lanjut rezky lagi.
Aku pun terdiam, lalu duduk diatas dedaunan kering di bawahku.
"eh ky, nanti mau lanjut kuliah kemana?" tanyaku mengisi keheningan.
"aku kuliah di jerman.." jawabnya melemparkan batu ke danau.
"sudah ku kira, kamu mau pergi jauh.. Pasti akhirnya aku kesepian.." tanyaku menahan air mata sambil menunduk.
"ga key, keisha ga akan kesepian.." ucapnya melingkarkan tangan nya ke bahuku.
"empat tahun ditinggal Rezky..."
"tapi aku bakal kembali lagi kok kesini.."
"bener ya Rez? Janji?" ucapku sambil menunjukan jari kelingking kanan ku padanya lalu meneteskan air mata.
"ah kamu ini lucu sekali.. Iya janji.." jawab rezky mencubit pipiku lalu mengikat jari kelingkingnya pada jari kelingkingku.
Aku pun tersenyum, rezki pun memeluk ku dan mencium keningku.
"saat didekatmu aku merasa hangat sekali ky, andai aku terus selamanya didekatmu.." ucapku merasakan kehangatan dalam pelukannya.
"tapi, kayaknya besok dan empat tahun ke depan bakalan dingin.." lanjutku sambil menahan air mata. Rezky memelukku semakin erat.
"key, jangan nangis, aku cuma sebentar di jerman.." ucap rezky melepaskan pelukannya lalu mengusap air mataku. Akupun terus menatap mata yang penuh perasaan dibalik kacamata di hadapanku. Aku tak kuasa, aku tidak bisa terima. Jika aku terus memandangnya lama seperti ini, perasaan aku akan semakin tertusuk. Akupun membuang tatapan itu.
"ky, aku mau pulang ya.." pamit ku pada Rezky.
"tunggu.." rezky pun menahanku dan menarik tanganku dari arah belakang.
Satu kecupan mendarat di keningku, sangat lama. Aku pun pergi berjalan meninggalkan danau. Aku mengurung diriku didalam kamar, semua panggilan ku abaikan. Aku menangis tiada henti diatas tempat tidur sampai bantal ku menjadi basah kuyup. Aku tidak makan dan malas makan. Ku lalui malam ini dengan menangis dan menangis. Hingga mataku terasa berat untuk dibuka dan terlihat hitam membengkak. Aku terdiam, lemas tak berdaya.
Tiba-tiba bunda membangun kan aku disaat matahari sudah terbit dan terlihat jelas dari balik jendela. Bunda menyuruhku untuk aku pergi ke bandara menyusul Rezky, aku berusaha menolaknya namun gagal. Akupun segera membersihkan badan lalu membuatkan masakan yang digemarinya. Dengan terburu-buru aku segera pergi mencari taksi di luar rumah.
"mas, ke bandara, cepetan ya mas.." ucapku sambil menaiki taksi.
Sepanjang perjalanan jantungku terus saja berdebar kencang tak menentu. Seketika mobil taksi yang ku naiki berhenti di tengah jalan yang di penuhi banyak mobil di perempatan jalan.
"neng, mobilnya mogok.." ucap sang supir.
"yah pak.. Dikit nyampe bandara kan? Yasudah ini uangnya pak, saya turun disini saja"
Akupun turun dari taksi dan berlari ke arah pintu masuk bandara.
Kulalui jalan tanpa habis berfikir meskipun puluhan klakson mobil mengingatkanku.
Saat aku sampai di pintu penerbangan internasional, mataku tiada henti mencari lelaki berkaca mata yang ku cintai itu. Seketika aku melihat seorang gadis berpakaian feminim dan lelaki berkaca mata membapa koper masing masing di pintu chek-in. Aku pun berlari mendekati mereka.
"Rezky!" ucapku menghabiskan suaraku.
"Keisha?" lirik gadis itu yang ternyata nanda.
"rez.. Itu keisha rez.. Samperin.." ucap nanda dengan nada tinggi sehingga aku dapat mendengarnya.
"keisha!!" seru rezky sambil berlari menghampiriku.
Sebuah pelukan hangat mendarat di tubuhku dan sebuah kecupan mendarat lagi di keningku.
"rezky.." akupun membalas pelukannya. Dan pelukan Rezky pun semakin erat.
"ini rez, buat makan sore di pesawat.." ucapku sambil memberikan sebuah kotak makan berisi menu favoritnya.
Ia pun melepas kemeja yang ia kenakan dan ia pun hanya memakai blus tangan pendek saja.
"key, simpan ini.. Kalau ingat aku peluk saja baju ini, aku akan selalu mengabarimu lewat email.." ucapnya memberiku kemeja yang tadi ia pakai lalu mengecup pipiku,lalu pergi.
"rezky, hati-hati ya.." ucapku melambaikan tanganku padanya.
" love you key.." ucap rezky membalas lambaian tanganku.
Seketika jantungku berhenti berdetak, suasana terasa menjadi hening, dan tak kusangka aku meneteskan air mata beberapa kali ditempat ini barusan. Aku pergi melangkah jauh dari pintu penerbangan sambil memegang kemeja milik Rezky. Ku angkat sebuah panggilan di ponselku.
"iya bunda? Iya, dia sudah pergi.." aku tak kuasa melanjutkan pembicaraan, aku pun langsung memasukan ponselku ke dalam kantung
. Dengan santai aku mencari taksi untuk pulang. Aku meminta supir itu agar berhenti di danau tempat biasa aku merenung. Dan untuk kesekian kalinya aku lakukan lagi permainan melempar batu kerikil ke dalam danau. Sendirian.
emberhentikan dansa kami berdua.
"ky, udah malem.. Aku harus pulang.."
Dan untuk kesekian kalinya aku lakukan lagi permainan melempar batu kerikil ke dalam danau. Sendirian.
11.30.00 No komentar
Newer Posts
Older Posts

Tentang Saya

Hanifa Khoirunnisaa

Mahasiswa D3 Teknik Informatika
Video Editor, Writer , Designer Graph.
Tobe a Creativepreneur!

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

  • Pengalaman SIPENMARU POLTEKKES Bandung 2015/2016
  • Sleep Walking : Sementara kah?
  • Lagu itu : mengingatkan aku kepada seseorang

Blog Archive

  • ►  2019 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2017 (15)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2016 (11)
    • ►  September (3)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
  • ►  2015 (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2014 (6)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2013 (2)
    • ►  Maret (2)
  • ▼  2012 (8)
    • ▼  Desember (3)
      • "Ketika Cinta Menjadi Duka" part-3 (ending)
      • "Ketika Cinta Menjadi Duka" part-2
      • "Ketika Cinta Menjadi Duka" part-1
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Februari (3)

Social Media

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates