"Ketika Cinta Menjadi Duka" part-1

by - 11.30.00


Sudah seminggu semangatku hilang, aku tak mengerti apa yang aku rasakan. Tubuhku melemah dan hampir tak ada semangat. Sampai-sampai setiap hari nya aku di tegur guru karena nilai harianku menurun drastis.
Aku tak peduli atas apa yang guru-guru study katakan padaku, aku mengabaikan nya.
Aku pikir, tubuhku mungkin sedang tidak fit.
Kemudian lamunanku tersebut terhenti.
"Keisha..!!"
"eh iya, ada apa?”
"dari tadi aku  panggilin kamu, ga denger? dicariin Rezky tuh.."
sejenak jantungku berhenti berdetak ketika Melani menyebut nama cowok itu. Akupun segera keluar kelas dan menemuinya.
"eh Keisha.."
ucap seorang laki-laki yang sudah 16 tahun ku kenali dan yang sangat aku kenali keluarganya sedari kecil itu sambil tersenyum padaku .
"iyaa, ada apa Ky?"
tanyaku sambil membuang muka seolah mencari sesuatu.
"Makan mie ayam bareng lagi yuk?"
ucap Rezky menatapku dengan tatapan serius.
"ha? Makan mie ayam lagi? Kapan? Dimana?"
"nanti pulang sekolah.. Eh udah dulu ya, udah bel masuk tuh, bye Keisha.."
pamit Rezky berlalu meninggalkan kelasku.
Aku tak tahu maksud dia datang ke kelasku untuk, apa mungkin hanya berkata itu saja? Dan apa benar dia mau mengajakku makan mie ayam bersamanya lagi? Aku ragu dan bimbang. Bel pulang telah berbunyi sekitar setengah jam yang lalu. Tak heran lagi jika ku lihat siang ini sekolah sudah sepi, karena kelasku pulang terakhir. Aku terdiam mematung di pojok koridor tanpa tujuan. Langit kini mulai mendung dan menggelap. Perlahan ku lewati jalan sepanjang koridor mencari Rezky saat suasana sekolah mulai menyepi.
Kamu dimana Ky? Pertanyaan itu datang dibenakku. Aku telah mencarinya disetiap sudut dan jalan di sekolah, tetapi dia tidak ada. Apa mungkin rencana makan mie ayam bersama itu gagal? Pikiran negatif kini mulai menyerang pikiranku.
Aku terhenti berjalan saat ku rasakan tali sepatuku lepas. Tiba tiba Melani datang mengejutkanku.
"hey Keisha! Anterin aku pulang yuk.."
"eh melan, masih disini? Em.. Tar dulu ya, mau ngiket tali sepatu"
ucapku sambil memikirkan Rezky.
Aku sebenarnya berat untuk pergi beranjak dari tempat ini dan meninggalkan Rezky. Langit mulai sangat menggelap, karena kupikir memang tak jadi dan Rezky pun tak kunjung terlihat, aku pun pergi mengantarkan Melani kerumahnya lalu akupun pulang.
Sesampainya dirumah, ada satu pesan datang di ponselku dan ku tahu kalau itu adalah Rezky.
'kamu dimana? Yah mendung, ga jadi deh makan barengnya'
aku merasa sangat bersalah, aku telah mengulangi kesalahan ini berulang kali. Aku jadi tak enak hati dengan nya, lalu apa yg harus aku lakukan? Apakah aku harus kembali ke sekolah untuk menemuinya sedangkan langit sedang mendung dan sangat gelap? Itu tidak mungkin.
Bodohnya aku yang telah pergi melewatkan kesempatan itu. Jika aku sayang pada Rizky, harusnya aku rela menghabiskan waktu disekolah demi menunggunya datang,tapi yang terjadi aku malah meninggalkannya.

empat hari berlalu.
Rezky mengajakku pergi ke bioskop sepulang ia latihan basket.
Karena aku lupa membawa jaket, ia pun meminjamkan jaketnya padaku. Ku kenakan jaket abu abu itu dan mengenakan helm, lalu kami pun pergi menuju mall yang lumayan cukup jauh. Harum tubuhnya yang masih melekat di balik jaket yang ku kenakan itu membuatku melayang. Tanpa kusadari begitu lamanya aku menikmati harum nya sampai membuatku tak sadar bahwa kami telah sampai di Mall. Saat memasuki pintu masuk, menaiki eskalator, sampai mengantri tiket pun aku tetap berada di sampingnyanya, seolah aku adalah pasangannya. Bukan, aku bukan pasangannya. Kami memang selalu akrab sedari kecil.
"film horror ya? Berani ga?" dengan mantapnya Rezky menantangku.
"oke berani"
setelah mendapatkan tiket, kami langsung saja memasuki ruangan dan mencari tempat duduk yang nyaman ditempati.Aku kira Rezky akan beraksi, ternyata dia cuek dan asyik menonton sendiri. Ku lirik dia, lalu aku terdiam, dan menatapnya lama, lalu aku kembali mengarahkan pandanganku ke arah  film yang dipancarkan ke sebuah dinding itu.
Karena aku pikir dia akan cuek terus, aku pun fokus melihat film. Saat adegan seram, tiba tiba tangan seseorang menggenggam tanganku erat, aku pun terkejut dan tanpa sengaja aku memeluk Rezky. Dan aku baru tahu bahwa tangan yang sedari tadi menggenggamku itu adalah tangan Rezky. Aku pun tersipu malu.
Lalu aku kembali ke posisi semula dan fokus pada film.  Saat selesai menonton, Rezky mengajakku makan, aku melihat suatu restoran. Lalu kami pun masuk ke dalamnya dan duduk di sofa paling pojok.
"pasti mie ayam.."
ejek Rezky sambil melihat lihat daftar menu. Akupun hanya senyum tersipu.
"mas, mie ayam specialnya dua, milk shake vanilla nya dua ya.." ucapnya pada pelayan yang sedari tadi berdiri di tempat kami.
Saat menunggu pesanan datang, kami saling sibuk sendiri, Rezky sibuk dengan Blackberry nya dan aku sibuk twitteran.
Saat pesanan datang, Rezky sempat berbicara panjang
"kenapa kamu ga pacaran aja?"
" pacaran sama siapa?" tanyaku pura pura polos.
"sama orang lah.. Kenapa engga?"
"eh kirain sama setan.."
"jadi kenapa kamu ga pacaran aja?"
"ga ada yang mau sama aku.."
"tapi aku mau kok pacaran sama kamu.." jawabnya dengan logat gombal.
Hatiku menjadi berdebar tak menentu.
"kamu tau? Kenapa aku jadi suka menginginkan makan mie ayam?" lanjutnya.
aku terdiam sambil menggelengkan kepala.
"itu karena aku menyukai apa yang selalu disukai kamu, dan tahu mengapa?"jawabnya. Lalu aku menggelengkan kepala lagi.
"itu karena aku menyukaimu, aku menyayangimu sepenuh hatiku.."
"maksud kamu apa? " tanyaku pura-pura bingung.
"maksud aku cuma satu, yaitu selalu membuatmu bahagia dan tersenyum dari galau" jelas Rezky sambil menghabiskan mie ayam nya.
Akupun senyum tersipu. Aku baru tahu ternyata selama ini Rezky diam diam memperhatikan ku, entah darimana dia tahu kalau saat-saat ini aku memang tak bersemangat. Saat jam menunjukan waktu mulai senja, kami pun pulang.

*

"key, ada acara ga?" tanya Rezky lewat pesan teks.
"ada, ini lagi berenang.." jawabku.
"abis kamu renang, kita bisa ketemuan ga?"
"dimana?"
"di danau.. Mau kan?"
"iya deh.."
aku pun langsung beranjak dari kolam lalu membersihkan badan sekaligus mengganti pakaian.
Saat di parkiran motor..
"mel, aku ga pulang dulu, mau kan anterin ke danau?"
"ciee, mau ketemu someone ya?."
pipiku pun memerah tersipu malu.
"oke mel, thanks ya.."
"sip, eh gapapa kan aku tinggal?"
"iya gapapa.." lalu melani pun pergi.
Ku tunggu lama Rezky di tepi danau, tapi tak kunjung datang. Lalu langit menggelap dan mendung serta menurunkan rintikan air. Dimana kamu Rezky? Pertanyaan itu terngiang lagi dipikiranku. Aku baru tersadar bahwa menunggu itu adalah hal yang sangat membosankan.
Hujan mulai turun deras, tubuhku menjadi basah kuyup karena aku tidak memakai pelindung.
Karena pikirku dia tak datang, akupun mulai berjalan perlahan menjauhi danau. Tiba-tiba seseorang menekan klakson lalu memberhentikan motornya tepat disampingku.
"Key? Kamu kok disini? Aku cariin dari tadi.. Tuh kan basah kuyup, nih pake jaket aku, dan naik.." ucap Rezky denan nada cemas.
Aku pun menaiki motornya dan membisu. Hujan yang deras tadi sudah mulai mereda. Kami berhenti di sebuah gor tempat Rezky biasa latihan basket. Dia pun merangkulku dan membawaku ke salah satu tempat penonton lalu menyuruhku duduk. Lalu ia pun pergi menuju pintu ruang regu basket.
Tubuhku kini menggigil kedinginan. Aku melihat Rezky berjalan kearahku membawa sebuah gelas berisi air yang sedikit terlihat asapnya, namun ia menghampiri teman-temannya dan terlihat asyik berbincang. Aku sudah bersabar, namun kesabaran itu perlahan memudar karena melihat Rezky lama asyik berbincang. Aku pun beranjak dari tempat duduk lalu pergi menuju pintu keluar.
"key, mau kemana?" sapa Tyo.
Aku terdiam dibalik jaket Rezky, lalu rezky datang menghampiriku.
"key, mau kemana kamu? Masih basah kuyup kan? Ga kedinginan?" ucapnya dengan nada pelan.
"ga" jawabku singkat.
"kamu kenapa sih?" tanya nya.
"tau ga rasa aku sekarang itu kaya gimana? Aku bete. Aku udah nunggu kamu lama bgt di danau sampe basah kuyup dan kamu datang telat. Dan sekarang, tadi kamu nyuruh aku nunggu sambil duduk saat kamu pergi mengambil air hangat untukku, tapi kamu malah asyik berbincang ketawa ketiwi tanpa memperhatikan aku yang disini. Aku bosan Ky, bosan menunggu.." jelasku sambil mengembalikan jaketnya lalu pergi.
"tunggu key.." ucapnya sambil menarik tanganku.  Tetapi aku tak menghiraukannya , dan akupun pergi dari tempat itu.
*
"huaaaachiihh.."
hari ini aku sudah bersin berulang ulang serta demam dan pusing kepala. pikirku, saat ini aku terkena flu. Dan benar saja, ternyata sebab kemarin aku kehujanan sampai basah kuyup.
Aku terkulai lemas diatas kasur dan tertutupi selimut yang tebal sambil menggigil.
"key, kamu ga sekolah? Rezky nyamper tuh.." tanya bunda dari balik pintu kamarku.
"aku flu, bunda.. Bilang aja aku udah berangkat.."
terdengar langkahan kaki menjauhi pintu kamarku.
Seharian aku pun tiduran lemas dan tak ada sedikitpun makanan yg masuk, aku tak nafsu makan.
Menjelang senja, seseorang yang aku kenal mengetuk pintu kamarku dan memanggilku. Saat dia membuka pintu, benar saja itu adalah Rezky, dia menghampiriku sambil membawa nampan berisi mangkuk,obat,dan air putih.
"key, kamu sakit kok ga bilang? Tadi aku cari kamu disekolah.." ucapnya dengan nada lembut
"aku tak mau kamu cemas.." jelasku.
"maaf yah kemarin aku sudah membuatmu menunggu, jadinya kamu sakit begini.."
"iya gapapa, ini bukan salah kamu.." jawabku.
"kata bunda kamu, kamu malas makan. sekarang makan yah, sini aku suapin.."
sesuap demi sesuap bubur yang Rezky berikan aku lahap. Tak lupa juga aku memakan obat. Kurasakan getaran hati saat aku menatapnya. Apa yang aku rasa sekarang? Apakah ini cinta?
Hari sudah malam, dia pun pamit untuk pulang. Aku cukup senang dan bahagia meskipun disaat aku lemah seperti ini.
Hari berganti. Aku masih terbaring lemah di ranjang. Saat sinar jingga terlihat di balik jendela, Rezky menelponku.
"Key, sorry sore ini aku ga bisa jenguk kamu lagi. Aku ada latihan buat tanding lusa nanti"
"iya gapapa Ky...."
tiba-tiba hubungan telepon terputus.
Aku pikir mungkin pulsa Rezky habis atau hapenya lowbat.

Tiga hari berlalu, aku sudah sembuh dan dia juga sudah selesai tanding. Ku tatap ponselku sambil tersenyum melihat wallpaper ponsel ku yang bergambar Rezky sedang memegang bola basket dan aku ada yang ada di sebelanya. Sambil duduk di teras depan kelas, aku berharap Rezky datang kepadaku, tapi setelah ku nanti ternyata dia tidak datang. Aku bingung, aku mulai pasrah, aku sudah sabar menghadapi hal ini. Dari tiga hari yang lalu sampai hari ini aku belum dapat kabar darinya, jangankan bertemu, sms atau telponan dari Rezky satupun belum muncul di ponsel ku. Aku bimbang.Ku rasakan ada sesuatu yang menusuk di dada kiriku, rasanya sangat menekan dan sedikit sakit. Mungkinkah bathin ku terluka? Aku sudah menahan kesabaran ini sangat lama. Aku tak mengerti mengapa Rezky menjadi begitu dingin. Dia telah membuatku terus bertanya-tanya.  Sudah ku tampakkan kebahagiaan dalam hidupku, meski yang sebenarnya perasaanku sedang terluka. Aku tak bisa mengatakan tentang perasaanku ini. Bukannya aku egois atau tidak peduli, tapi aku tidak berani mengganggu waktu Rezky. Tiba-tiba seseorang berdiri tepat didepanku yang membuat aku terbangun dari lamunan.
Key, ngapain kam? Bengong?" ejek melani.
Aku hanya diam menampakan wajah masam lalu pergi memasuki kelas.
"key, kamu galau ya?"
tanya Melani lagi.
Aku terdiam sambil ber pura-pura membaca buku.
"key, sebulan lagi kita UN, masa kamu galau sih? Semangat dong.." ucap melani.
Aku pun membalas ucapan itu dengan senyuman.

*
Sesampainya di rumah, akupun langsung merebahkan tubuhku di tempat tidur.
Ku putar kan lagu lagu mellow di MP3 player sambil ku lihat foto-foto aku dan Rezky di ponselku. Aku terus berharap dia mengerti dan tahu akan hadirku.aku tak tahu apa yang aku rasakan saat ini. Sangat tak jelas, aku menginginkan dia di sampingku. Apa ini yang namanya cinta?

You May Also Like

0 komentar