Pagi ini, aku terbangun dengan rasa malas yang
teramat sangat melekat. Begitu terbangun, mataku memotret jam dinding yang
jarumnya menunjukkan pukul 04.35, azan shubuh sudah selesai beberapa detik yang
lalu. Dengan pandangan yang masih dalam keadaan setengah sadar, aku pergi
mengambil air wudhu, lalu menunaikan ibadah shubuh. Karena rasa kantuk ku tak
tertahankan, aku pun terbaring lagi di atas ranjang dan bersembunyi di balik
selimut. Aku tahu ini adalah hari sabtu, biasanya setiap hari sabtu aku tidak
memiliki kegiatan di luar rumah dan ada baiknya aku gunakan untuk beristirahat.
Sabtu, harusnya menjadi hari dimana aku
merdeka. Tapi aku tetap terjajah oleh pekerjaan rumah. Bak seorang Cinderella
yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.
Andai, aku boleh istirahat sejam lagi saja. Lagi pula, ini hari
istirahat, aku ingin mendapatkan istirahat di pagi hari. Bahkan aku
menginginkan tidur dan bangun jam 9 pagi di hari istirahat seperti ini. Tapi
memang seperti inilah diriku, dari Senin sampai Minggu dan ketemu Senin lagi
harus bangun tepat azan shubuh. Tidak ada kata bangun siang untukku. Konon kata
orang-orang zaman dahulu sih katanya pamali kalau gadis suka bangun siang, jadi
yang namanya gadis itu harusnya bangun sebelum azan subuh. Kalau di sangkut
pautkan dengan mitos sih…. Katanya… kalau ada gadis yang suka bangun tidur
siang hari, susah dapet jodoh. Ada juga yang bilang rezekinya keduluan sama
orang, ada juga yang bilang nanti suaminya diambil sama orang. Itu sih Cuma
mitos yang mengada-ngada untuk menakuti saja. Tapi ada benarnya juga larangan
gadis untuk bangun siang.
Kalau kita terbiasa bangun pagi sebelum fajar
terbit, ada baiknya untuk kesehatan. Udara pada pagi hari sebelum menyambut
sang mega merah kandungan oksigennya baik untuk peredaran darah. Ada baiknya
untk jongging pada jam setelah azan shubuh, karena udaranya sangat menyehatkan.
Kalau terbiasa bangun pagi, kita akan menjadi
orang yang disiplin. Secara tidak langsung, kalau kita terbiasa mengatur waktu
bangun tidur yang tepat dan sama di setiap harinya, biasanya akan terbiasa
sendiri, maka dari itu orang yang biasa bangun sebelum fajar menandakan dia
adalah orang yang disiplin.
Bagi gadis, hal bangun pagi ini tidak boleh di
sepelekan, sebenarnya ini adalah bekal bagaimana kita nantinya. Bagun pagi,
bereskan rumah, menyiapkan sarapan pagi untuk anak dan suami. Hal itu tidak
mudah jika kita sebagai gadis selalu bangun siang. Kalau kita terbiasa dari
sekarang, mungin saja untuk kedepannya bisa di atur untuk bangun pagi lalu
membangunkan suami dan anak, lalu beribadah di waktu shubuh, membereskan rumah
seperti menyapu dan mengepel saja cukup, dan yang terakhir membuat sarapan
untuk keluarga tercinta. Ah, alangkah indah kalau benar bisa mengurus semuanya
di pagi hari.
Ternyata, pada kenyataannya gadis yang seperti
itu jarang. Mungkin karena masih sibuk sekolah, mereka dari bangun tidur
langsung mandi, lalu pakai baju, sarapan sambil nonton televise dan berangkat. Jarang sekali yang pagi hari
membereskan rumah terlebih dahulu. Aku sendiri merasa hidup keseharian aku ini
sibuk. Bangun pagi, sholat, menyapu, mengepel, mengelap meja, masak untuk
bekal, lalu mandi , dandan, dan berangkat. Bahkan saking sibuknya di pagi hari
pun aku tak sempat untuk sarapan. Untungnya aku bekal dengan porsi double (rahasia)
. Jadi, aku bisa makan setengahnya di pagi hari ketika aku sampai di sekolah
dan setengahnya lagi aku makan di jam istirahat. Dan itu terus berlanjut setiap
hari senin sampai jum’at jika aku sekolah. Aku pernah sekali menyampaikan
kegiatanku di pagi hari ke beberapa orang teman, tapi mereka meresponnya dengan
ekspresi bahwa mereka tidak percaya dan menganggapku mengada-ngada, aku
berbohong kepada mereka. Tidak, aku tidak mengada-ngada, aku jujur, begitulah
kegiatan pagiku.
Tidak ada yang namanya menonton televisi tiap
pagi, sarapan selalu tertinggal waktu, pokoknya pagi hari adalah waktu di mana
aku tidak dapat di ganggu dengan apapun.
Yap, balik lagi ke dalam keadaanku tadi, aku
masih tertidur. Aku terbangun kembali karena ibu memanggilku, kali ini ada ceramah
pagi, aku tidak boleh tidur lagi setelah tadi shubuh bangun. Aku lihat jam,
ternyata sudah jam 05.48 , cukup sebentar aku tertidur, sungguh tidak terasa.
Akupun langsung mengumpulkan nyawaku dan siap bekerja di pagi hari ini.
Menyapu, mengepel, mengelap, beberes empat kamar, mencuci baju pakai tangan
(meskipun di rumah ada mesin cuci, peraturan mainnya, cuci itu khusus baju
ibu,ayah dan caca. Untukku dan hana wajib pake tangan :D) lalu mencuci kulkas. Aku selesai kerja jam
11, akhirnya aku bisa istirahat. Waktu yang lama sekali aku tidak memegang
ponselku. Saat aku buka kunci ponselku………
Apa yang terjadi?
Aku mendapatkan sms.. ada 10…
Dan itu dari… operator IM3 dan Simpati.
Duh, aku merasa kesepian sekali, biasanya ada
pesan masuk dari orang di ponselku, sekarang tidak ada. Hanya operator.
Dari jam 11 -
jam 5 sore, aku sibuk sendiri di kamar, karena bete tidak ada kerjaan,
ataupun smsan, aku menyibukkan diri dengan menonton film di laptopku saja,
sudah habis 3 judul film.
Karna aku masih merasa bosan karena tidak ada
kerjaan lagi dan sudah merasa bosan menonton, aku pun berniat untuk aktif di
dunia tulisan lagi, dan aku menulis lagi.
Bagiku, menulis itu adalah teman sejati. Segala
perasaan dan pikiran bisa di tuang sepuas hati tanpa ada aturan apapun. Menulis
itu, yah seperti curhat biasa saja. Apa yang kita rasakan, kita bisa
menuangkannya tanpa ada orang yang tahu. Bahkan kalau satu tulisan yang telah
lama di buat, lalu pada suatu hari di masa yang datang menemukan tulisan itu,
pasti akan tersenyum dan tertawa sendiri sambil berkatan “Betapa gilanya aku
waktu itu, menulis seperti koran”
Menulis adalah teman, maka temanku adalah
tulisan. Mengapa? Karena aku belum bisa percaya kalau berbicara dengan orang,
aku lebih percaya kepada tulisan dibanding orang.
Teman semacam orang biasanya lebih menyakitkan
di banding tulisan. Tulisan menerimaku apa adanya, tapi orang menerimaku
karenya ada apanya.
2015, disini aku ingin memperbaiki untuk
bagaimana aku kedepannya. Orang yang asalnya di tahun 2014 dekat denganku, akan
aku jauhi. Mulai dari dua sejoli itu, para gadis yang heboh dan menggilakan
yang hobbynya membully. Aku sudah cukup berteman dengan mereka, di akhir 2014
di bully, aku akan ‘agak’ menjauh dan menjaga jarak dengan mereka di tahun 2015
ini. Teman dekat, satu-satunya teman dekat yang di kelasku, aku akan menjaga
jarak juga dari dia, aku ‘agak’ menjauh. Hal yang pertama aku lakukan ialah
tidak banyak bicara lagi dengan mereka, aku pilih untuk menyibukkan diri saja.
Lalu tidak mengikuti les satu kelompok lagi dengan mereka, aku pidah les di
tempat yang lain.
Bukannya apa-apa, aku memang merasa kesepian,
kesepian yang sangat. Tapi inilah jalan yang aku mau, aku akan menjauhi
orang-orang. Karena jika aku bersama mereka, aku akan terus menikmati, dan aku tidak ingin itu. Untuk saat ini aku
hanya ingin bersamamu,tulisan. Karena tanpa ada mereka dalam kehidupanku di
tahun ini, tulisan akan selalu menemaniku. Aku akan bersahabat dengan tulisan
sampai dimana aku bisa menemukan status ‘kawin’
di KTP ku, karena pada saat itu, aku yakin aku tidak merasa kesepian
lagi seperti kesepian ini saat
bersama tulisan.
J