The Day When I feel lazy

by - 13.11.00


Pagi ini, aku terbangun dengan rasa malas yang teramat sangat melekat. Begitu terbangun, mataku memotret jam dinding yang jarumnya menunjukkan pukul 04.35, azan shubuh sudah selesai beberapa detik yang lalu. Dengan pandangan yang masih dalam keadaan setengah sadar, aku pergi mengambil air wudhu, lalu menunaikan ibadah shubuh. Karena rasa kantuk ku tak tertahankan, aku pun terbaring lagi di atas ranjang dan bersembunyi di balik selimut. Aku tahu ini adalah hari sabtu, biasanya setiap hari sabtu aku tidak memiliki kegiatan di luar rumah dan ada baiknya aku gunakan untuk beristirahat.
Sabtu, harusnya menjadi hari dimana aku merdeka. Tapi aku tetap terjajah oleh pekerjaan rumah. Bak seorang Cinderella yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.  Andai, aku boleh istirahat sejam lagi saja. Lagi pula, ini hari istirahat, aku ingin mendapatkan istirahat di pagi hari. Bahkan aku menginginkan tidur dan bangun jam 9 pagi di hari istirahat seperti ini. Tapi memang seperti inilah diriku, dari Senin sampai Minggu dan ketemu Senin lagi harus bangun tepat azan shubuh. Tidak ada kata bangun siang untukku. Konon kata orang-orang zaman dahulu sih katanya pamali kalau gadis suka bangun siang, jadi yang namanya gadis itu harusnya bangun sebelum azan subuh. Kalau di sangkut pautkan dengan mitos sih…. Katanya… kalau ada gadis yang suka bangun tidur siang hari, susah dapet jodoh. Ada juga yang bilang rezekinya keduluan sama orang, ada juga yang bilang nanti suaminya diambil sama orang. Itu sih Cuma mitos yang mengada-ngada untuk menakuti saja. Tapi ada benarnya juga larangan gadis untuk bangun siang.
Kalau kita terbiasa bangun pagi sebelum fajar terbit, ada baiknya untuk kesehatan. Udara pada pagi hari sebelum menyambut sang mega merah kandungan oksigennya baik untuk peredaran darah. Ada baiknya untk jongging pada jam setelah azan shubuh, karena udaranya sangat menyehatkan.
Kalau terbiasa bangun pagi, kita akan menjadi orang yang disiplin. Secara tidak langsung, kalau kita terbiasa mengatur waktu bangun tidur yang tepat dan sama di setiap harinya, biasanya akan terbiasa sendiri, maka dari itu orang yang biasa bangun sebelum fajar menandakan dia adalah orang yang disiplin.
Bagi gadis, hal bangun pagi ini tidak boleh di sepelekan, sebenarnya ini adalah bekal bagaimana kita nantinya. Bagun pagi, bereskan rumah, menyiapkan sarapan pagi untuk anak dan suami. Hal itu tidak mudah jika kita sebagai gadis selalu bangun siang. Kalau kita terbiasa dari sekarang, mungin saja untuk kedepannya bisa di atur untuk bangun pagi lalu membangunkan suami dan anak, lalu beribadah di waktu shubuh, membereskan rumah seperti menyapu dan mengepel saja cukup, dan yang terakhir membuat sarapan untuk keluarga tercinta. Ah, alangkah indah kalau benar bisa mengurus semuanya di pagi hari.
Ternyata, pada kenyataannya gadis yang seperti itu jarang. Mungkin karena masih sibuk sekolah, mereka dari bangun tidur langsung mandi, lalu pakai baju, sarapan sambil nonton televise  dan berangkat. Jarang sekali yang pagi hari membereskan rumah terlebih dahulu. Aku sendiri merasa hidup keseharian aku ini sibuk. Bangun pagi, sholat, menyapu, mengepel, mengelap meja, masak untuk bekal, lalu mandi , dandan, dan berangkat. Bahkan saking sibuknya di pagi hari pun aku tak sempat untuk sarapan. Untungnya aku bekal dengan porsi double (rahasia) . Jadi, aku bisa makan setengahnya di pagi hari ketika aku sampai di sekolah dan setengahnya lagi aku makan di jam istirahat. Dan itu terus berlanjut setiap hari senin sampai jum’at jika aku sekolah. Aku pernah sekali menyampaikan kegiatanku di pagi hari ke beberapa orang teman, tapi mereka meresponnya dengan ekspresi bahwa mereka tidak percaya dan menganggapku mengada-ngada, aku berbohong kepada mereka. Tidak, aku tidak mengada-ngada, aku jujur, begitulah kegiatan pagiku.
Tidak ada yang namanya menonton televisi tiap pagi, sarapan selalu tertinggal waktu, pokoknya pagi hari adalah waktu di mana aku tidak dapat di ganggu dengan apapun.
Yap, balik lagi ke dalam keadaanku tadi, aku masih tertidur. Aku terbangun kembali karena ibu memanggilku, kali ini ada ceramah pagi, aku tidak boleh tidur lagi setelah tadi shubuh bangun. Aku lihat jam, ternyata sudah jam 05.48 , cukup sebentar aku tertidur, sungguh tidak terasa. Akupun langsung mengumpulkan nyawaku dan siap bekerja di pagi hari ini. Menyapu, mengepel, mengelap, beberes empat kamar, mencuci baju pakai tangan (meskipun di rumah ada mesin cuci, peraturan mainnya, cuci itu khusus baju ibu,ayah dan caca. Untukku dan hana wajib pake tangan :D)  lalu mencuci kulkas. Aku selesai kerja jam 11, akhirnya aku bisa istirahat. Waktu yang lama sekali aku tidak memegang ponselku. Saat aku buka kunci ponselku………
Apa yang terjadi?
Aku mendapatkan sms.. ada 10…
Dan itu dari… operator IM3 dan Simpati.
Duh, aku merasa kesepian sekali, biasanya ada pesan masuk dari orang di ponselku, sekarang tidak ada. Hanya operator.
Dari jam 11 -   jam 5 sore, aku sibuk sendiri di kamar, karena bete tidak ada kerjaan, ataupun smsan, aku menyibukkan diri dengan menonton film di laptopku saja, sudah habis 3 judul film.
Karna aku masih merasa bosan karena tidak ada kerjaan lagi dan sudah merasa bosan menonton, aku pun berniat untuk aktif di dunia tulisan lagi, dan aku menulis lagi.
Bagiku, menulis itu adalah teman sejati. Segala perasaan dan pikiran bisa di tuang sepuas hati tanpa ada aturan apapun. Menulis itu, yah seperti curhat biasa saja. Apa yang kita rasakan, kita bisa menuangkannya tanpa ada orang yang tahu. Bahkan kalau satu tulisan yang telah lama di buat, lalu pada suatu hari di masa yang datang menemukan tulisan itu, pasti akan tersenyum dan tertawa sendiri sambil berkatan “Betapa gilanya aku waktu itu, menulis seperti koran”
Menulis adalah teman, maka temanku adalah tulisan. Mengapa? Karena aku belum bisa percaya kalau berbicara dengan orang, aku lebih percaya kepada tulisan dibanding orang.
Teman semacam orang biasanya lebih menyakitkan di banding tulisan. Tulisan menerimaku apa adanya, tapi orang menerimaku karenya ada apanya.
2015, disini aku ingin memperbaiki untuk bagaimana aku kedepannya. Orang yang asalnya di tahun 2014 dekat denganku, akan aku jauhi. Mulai dari dua sejoli itu, para gadis yang heboh dan menggilakan yang hobbynya membully. Aku sudah cukup berteman dengan mereka, di akhir 2014 di bully, aku akan ‘agak’ menjauh dan menjaga jarak dengan mereka di tahun 2015 ini. Teman dekat, satu-satunya teman dekat yang di kelasku, aku akan menjaga jarak juga dari dia, aku ‘agak’ menjauh. Hal yang pertama aku lakukan ialah tidak banyak bicara lagi dengan mereka, aku pilih untuk menyibukkan diri saja. Lalu tidak mengikuti les satu kelompok lagi dengan mereka, aku pidah les di tempat yang lain.
Bukannya apa-apa, aku memang merasa kesepian, kesepian yang sangat. Tapi inilah jalan yang aku mau, aku akan menjauhi orang-orang. Karena jika aku bersama mereka, aku akan terus menikmati,  dan aku tidak ingin itu. Untuk saat ini aku hanya ingin bersamamu,tulisan. Karena tanpa ada mereka dalam kehidupanku di tahun ini, tulisan akan selalu menemaniku. Aku akan bersahabat dengan tulisan sampai dimana aku bisa menemukan status ‘kawin’  di KTP ku, karena pada saat itu, aku yakin aku tidak merasa kesepian lagi        seperti kesepian ini saat bersama tulisan.
J

You May Also Like

1 komentar

  1. Hanya status saja, tidak dengan perasaannya ...
    Terkadang status hanya ilusi semata yang akan menjadi dusta...
    Mungkin saat ini aku juga belum jadi yang kamu inginkan, tapi nanti aku yang akan selalu kau nantikan ..
    Salam hangat dari perindu cinta dimalam hari

    Hambartanpacinta.blogspot.co.id

    BalasHapus