facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Journal
    • Students Tel-U
  • Portfolio
  • YouTube
  • Instagram

Tanpa Batas

Berani Bermimpi - Berani Melangkah - Berani Mewujudkan!

Suatu pagi, ibuku bertanya padaku mengapa tadi malam aku berdiri lama di depan pintu kamar nya dan lalu kembali menuju kamar ku. 
Pertanyaan yang benar benar sangat membingungkan. Padahal pagi nya aku terbangun diatas tempat tidur ku, seperti tak ada posisi yang berubah saat aku tertidur.  Lalu siapa yang berdiri di depan pintu itu malam itu? Aku tak bisa mengakui kalau itu benar diriku, karena aku sendiri terjaga tenang tidur semalam di kamarku. 

Lain hari, aku mengantarkan masakan yang aku masak kepada tetangga terdekat keluarga ku, sebut saja 'mamah' .  Mamah bertanya padaku, tentang masa kecil ku dulu waktu berumur antara 8 - 9 tahun yang sempat menginap di rumah nya selama seminggu saat ibuku pergi keluar kota karena dinas pekerjaan. Aku ingat pernah tinggal di rumah nya, namun tidak begitu detail. Lalu ada pertanyaan yang cukup membuat ku heran, mamah menayakan apa aku tidak ingat yang terjadi setiap tengah malam di rumahnya saat aku menginap. Aku tidak mengerti, bukankah bocah berumur 8 tahun kala itu pada jam malam sudah tertidur? Lantas, kejadian apa yang di pertanyakan? 
Lalu mamah mulai bercerita padaku.  Dulu, sekitar jam 2 dini hari , aku yang kecil selalu berjalan tengah malam menuju ruang tamu dari tempat ku tertidur dan berdiri tepat menghadap jendela keluar. 
Mamah sempat memanggil ku beberapa kali agar aku kembali tidur, tapi aku hanya diam mematung ke arah luar jendela. Selang setengah jam kemudian, aku kecil kembali menuju tempat tidur. Itu terjadi setiap hari dan di waktu yang sama,  sekitar jam 2 dini hari. 

Lain hari, lain bulan. Ini mundur, menuju setahun yg lalu. Aku pergi ke bandung untuk menginap di rumah ua - kakak ibu- ku. Sebut saja 'wa ageung' - kakak ipar ibuku- karena badannya besar, jadi aku menyebutnya wa 'ageung' , karena dalam bahasa sunda, ageung artinya besar / megah. Aku menginap karena akan mengikuti tes sekolah kedinasan di bandung, beruntung lokasi nya lumayan dekat dengan rumahnya, dan dari kecil memang aku tinggal rumah itu juga, jadi selama tes aku tinggal di rumah nya. Kala itu sedang bulan suci ramadhan. Sehabis terawihan,  seisi rumah menghibur diri di depan layar televisi sembari duduk di atas karpet. Sekedar mengisi pembicaraan, wa ageung bertanya padaku apakah aku ingat masa masa rumahnya sebelum di bangun. Tentu iya, aku dulu sering bermain kesini, bahkan makan dan tidur pun aku disini. Lalu dia bertanya lagi, apa aku ingat yang aku lakukan setiap malam? 

Tidak, aku tidak tahu soal itu. Aku tidak tahu apa yang aku lakukan setiap malam. Lalu ia memberitahu ku bahwa dulu sekitar jam 2 dini hari  (lagi)  aku selalu berjalan menuju dapur dan berdiri ke arah jendela yang ada di dapur. Cukup lama, hampir sejam aku berdiri disana lalu kembali ke tempat asal aku tertidur.  Kadang di malam lain aku sampai membongkar-bongkar laci lemari dapur. Begitu katanya.  Memang sulit di percaya, namun sudah banyak saksi. Dan bahkan di tempat yang berbeda pula. 

Oke, disini aku merasa ada yang tidak beres denganku. Berjalan jam 2 dini hari, apakah sambil tertidur? Tapi mengapa aku tidak merasakan nya? Aku sudah berumur 19 tahun sekarang, Dan kenapa hal itu masih terjadi padaku? 

Lalu aku mencoba mencari info tentang yang aku alami di internet. 

'Sleep Walking' namanya. 
Pengertian nya adalah suatu gangguan yang menyebabkan seseorang bangun dan berjalan saat sedang tidur. Paling umum terjadi pada anak antara usia 8 dan 12 tahun. Tapi aku sudah 19 tahun?apa tidak mengapa?._. 

 Gejala? Seseorang yang mengalami sleepwalking dapat mengalami:
1. Duduk di tempat tidur dan membuka matanya
2. Memiliki ekspresi mata sayu atau berkaca-kaca
3. Berkeliaran di sekitar rumah, mungkin membuka dan menutup pintu atau mematikan dan menghidupkan lampu
4. Melakukan aktivitas rutin, seperti berpakaian atau membuat snack, bahkan mengemudi mobil
5. Bicara atau bergerak dengan canggung
6. Menjerit, terutama jika juga mengalami mimpi buruk
7. Sulit dibangunkan ketika episode sleepwalking terjadi

Tapi gejala yang aku alami hanya berjalan, lalu berdiri mematung (?) 


Sleepwalking biasanya terjadi selama tidur nyenyak di awal malam, biasanya satu sampai dua jam setelah tertidur.
Oh mungkin ini bisa jadi mengapa terjadi padaku setiap sekitar jam 2 malam. Rupanya, jam itu adalah tidur yang ternyenyak. 

Orang yang melakukan sleepwalking tidak akan ingat episode sleepwalking-nya di pagi hari. Sleepwalking umum terjadi pada anak-anak dan biasanya semakin hilang ketika remaja disebabkan jumlah tidur nyenyak yang menurun.

Oh jadi dengan berjalan nya waktu, bisa hilang juga karena faktor ke nyenyak kan yang berkurang... Mungkin aku terlalu menikmati tidur malam ya... 

Ada pula faktor yang dapat berkontribusi dalam
sleep walking, adalah:
-Kurang tidur
-Kelelahan
-Stres
-Kecemasan
-Demam
-Obat-obatan, seperti zolpidem (Ambien)

Tunggu dulu, aku mengalami sleep walking itu dari umur masih kecil,  masa anak kecil udah banyak beban dan stres? Apakah tidak ada faktor lain? :v

Berbahayakah sleepwalking?
Kebanyakan sleepwalker hanya sesekali berperilaku begitu jadi bukan merupakan masalah serius. Tapi, dapat membahayakan. Karena ketika itu dalam kondisi tidak sadar dan mungkin tidak menyadari apa yang di lakukan, seperti menuruni tangga atau membuka jendela.


Soal penyembuhan, harus hubungi dokter / konsultan psikologi. Tapi hanya untuk terapi, bukan untuk sembuh total (katanya) 
Berarti sulit di sembuhkan ya? Yasudah aku akan coba sendiri. Membuat sleep walking itu sedikit mereda dari diri ku.

Karena waktu tidur ternyenyak itu antara 3-5 jam setelah tertidur,, aku merubah jadwal tidur ku menjadi cukup larut malam. Sehingga tidak mengalami sleep walking lagi. Dan benar saja, karena aku atur seperti itu, aku jarang lagi mengalami sleep walking. Tapi resiko nya mata berat dan rasa kantuk muncul setiap bangun pagi karena kurang tidur. Lho? Kalo kurang gimana? Ya nambah waktu tidur nya pas siang hari... Jadi hanya itu yang aku lakukan sekarang. Menghindari tidur cepat. Hehe. 

Terimakasih buat para pembaca yang sudah mau meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini. Next aku cerita kan yang lainnya :)

15.40.00 No komentar
Aku mau cerita pengalaman lagi nih, kali ini tentang SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru)  STSN, tahun 2015.

Btw,  aku mau jelasin dulu ya,
STSN itu singkatan dari Sekolah Tinggi Sandi Negara,  STSN merupakan sekolah ikatan dinas di bawah naungan Lembaga Sandi Negara Republik Indonesia. STSN merupakan satu-satunya pendidikan tinggi persandian di Indonesia. STSN ini nih didirikan untuk
memenuhi kebutuhan peningkatan kualitas SDM aparatur bidang persandian yang mampu menjawab tantangan perkembangan teknologi informasi dan ancaman terhadap pengamanan informasi rahasia negara. (sumber : wikipedia)

Sebenernya sih awalnya aku cuma sekedar iseng2 daftar aja, soalnya kan waktu SMA itu aku daftar2 nya di sekolah kedinasan, nggak fokus ke universitas ~
Jadi bulan maret ya kalau gak salah, aku search di internet tentang sekolah kedinasan yang sudah buka pendaftaran, awalnya sih gak minat di STSN, karena udah pesimis sama tinggi badan.
Sudah dipastikan gak bakalan dapet.
Dan akhirnya aku mulai mencoba nya dan mengajak teman-teman ku untuk mendaftar.
Dan dari semua teman yg aku tawarin itu pada gak mau, karna kurang minat di sekolah kedinasan, mereka lebih memilih universitas bergengsi.
Tapi aku gak nyerah, aku tawarin lagi, aku yakinin teman ku.  Dan akhirnya aku dapat.  Walaupun hanya satu :')

Proses pendaftaran pun kami mulai,  jadi waktu itu aku buka website nya STSN dan mendaftar disana, lalu kami mendapat keterangan2 apa saja yang harus disiapkan untuk tes tahap 1,  administrasi.

Perjuangan di mulai. Aku dan teman ku di kelas menjadi orang yang paling sok sibuk,  dari mengurus surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian, membuat surat keterangan peserta ujian nasional di TU sekolah, fotokopi -  legalisir rapot sampe semester 5, lalu aku lupa lagi, pokoknya banyak.

Ada satu yang kurang dan sangat susah mencari waktu untuk melengkapinya. Surat keterangan sehat.
Keterangan sehat bukan sekedar surat keterangan yang di tanda tangani dokter saja.
Tapi surat keterangan narkoba, hiv, mata, dan kesehatan,  istilah lain nya medical chek-up. Tapi syarat nya harus di rumah sakit pemerintah.
.
Hari senin,  Kami berdua rencanakan untuk medical chek-up, selesai upacara bendera, kami datang menuju guru piket untuk meminta surat izin. Meminta surat izin kepada guru piket itu gak gampang, susah banget.  Kita harus menjelaskan sampai titik akar tujuan kita, baru dikasih izin. Aku waktu itu sampe nunjukin catatan dokumen yang harus di lengkapi dan juga sampai memohon mohon sama guru piket. Ya karena saking susah dapetin nya.

And finally, Kami dapat juga izin. Yeay! Kami gak mengikuti pelajaran hari senin ini. Padahal banyak tugas buat anak kelas 12, ada intensif buat UN pula.

Kami pun pergi ke puskesmas (karna gak tahu medical chek-up) .  Sesampainya disana, Kami malah diberitahu kalau mau medical chek-up harus ke RSUD, bukan di puskesmas.  Ya kami kan gak tahu yang beginian, dan kami juga baru pertama kali.  Dan ini mengurus sendiri lho tanpa ada campur tangan orang tua.
Sesudah nya kami dari puskesmas, Kami langsung saja menuju RSUD Kabupaten , yang jarak nya gak jauh dari puskesmas.

Sesampainya disana, Kami bingung. Jujur.  Itu pertama kalinya aku datang ke RSUD. ruangan antrian begitu padat, banyak orang-orang yang berdiri menanti panggilan.
Karena kami gak tau apa apa, Kami pun langsung menuju satpam yang ada di meja teller.
Aku sih yang nanya, temenku malu gitu deh haha.
Jadi aku jelasin tujuan aku ke pak satpam ini dan ibu administrator yang ada di samping nya.
Lalu aku di kasih nomor antrian, katanya kami mesti mengantri terlebih dahulu, menunggu nomor yang kami pegang.
Kami pun di panggil, lalu menyerahkan fotokopi ktp kami,  dan kami membayar 18.000 rupiah untuk biaya dokter umum yang akan melayani kami.
Kami pun pergi menuju bagian dokter umum dan menunggu di ruang tunggu.
Berjam jam kami menunggu di panggil hingga waktu sore pun tiba. Saat kami coba bertanya dan masuk ke ruangan dokter mengapa kami belum juga di panggil, ternyata kami yang salah. Dokter menyebut kan seharusnya bukti pendaftaran dokter umum yang sudah di bayar tadi di simpan di atas meja dalam ruangan dokter ini. Dan akhirnya kami pulang membawa rasa lelah dan kecewa teramat dalam karena waktu kami hari itu terbuang sia sia hanya untuk menunggu di ruangan tunggu hampir seharian (dari pagi lhooo) .  Dan dokter pesan kepada kami agar besok membawa uang sebesar 500rb rupiah, nanti dokter itu yang akan mengurus semua surat kesehatan nya.

Hari berganti, Kami sengaja tidak masuk sekolah dan menitipkan surat izin orang tua hari ini pada teman sekelas, jam 7 lewat tepatnya, Kami pergi ke RSUD lagi. Dan kami langsung menghampiri dokter umum tanpa pendaftaran terlebih dahulu. Setelah bertemu dengan dokter, Kami menunggu berkas2 yang sedang di urus oleh dokter di luar ruangan.  Hal pertama yang kami lakukan sesuai prosedur dokter adalah menuju poli mata.  Disana kami di cek apakah kami buta warna atau tidak, tes nya itu seperti menyebutkan angka berapa yang bisa kita lihat di dalam sebuah gambar yang di penuhi warna. Karna kami jelas melihat angka, Kami terbukti jika mata kami tidak buta warna. (btw yang ngantri nya banyak, dan kebanyakan langka, yg muda hanya kami) .  Selanjutnya, Kami tes narkoba, hiv, dan darah.  Kami menuju bagian laboratorium. Disana kami membayar terlebih dahulu ke kasir sebesar 200k lebih.  Lalu petugas laboratorium mengambil sample darah dari kami, tepatnya di lengan kami memakai jarum suntikan, terasa ngilu.  Dan satu lagi, Kami di minta memberi sample air seni juga (baca : air kencing).  Dan akhirnya kami pergi ke toilet. Dan kami kurang nyaman disana, toiletnya seperti toilet umum yang tidak pernah terurus. Bau, tidak ada kunci, bahkan langka air. Padahal itu toilet rumah sakit. Sungguh itu pelayanan yang sangat minim sekali.

Selesai dari laboratorium, dan sudah mendapatkan surat2 kesehatan, Kami pergi memfotokopi lalu kembali ke ruangan dokter umum untuk melegalisir. Kami selesai sekitar pukul 2 siang. Padahal kami berangkat pagi sekali.

Dengan rasa gembira, kami melengkapi persyaratan dan kami membungkusnya kedalam map amplop lalu dikirim melalui pos.
Kami tidak berharap lebih untuk seleksi tahap 1, tapi setidaknya kami sudah berusaha sampai bolos sekolah 2 hari. Mudah2an tidak mengkhianati hasil.

Hari itu datang, pengumuman seleksi tahap 1. Pengumuman nya di website STSN. pada proses pendaftaran sebelum nya saja ada sekitar 4 ribu peserta, namun yang lolos di tahap 1 ini ada sekitar 1400 kurang lebih mungkin (karna sudah agak lupa) .

Hari registrasi off line.
Registrasi di lakukan di kampus STSN yang terletak di Jl. Raya Haji Usa, Desa Putat Nutug, Kec.Ciseeng, Jawa Barat.
Aku pergi ke kampus STSN bersama ayahku.
Jam 5 dikala langit masih gelap, Kami berangkat dari rumah menuju kantor kedua orang tua ku di Jakarta,  di kantor pusat Kementerian Sosial yang ada di jalan Salemba Raya. Sesudah sampai, aku menunggu ayahku untuk absen finger print di ruangan nya. Lalu kami pergi menuju stasiun Manggarai menaiki bajaj dari perempatan Matraman. Untung nya kami punya kartu emoney 2, jadi kami tidak repot harus mengantri dahulu ke loket dan membuang waktu. Kami pun pergi ke peron 6 (kalo gak salah)  menanti Commuter line yang menuju ke arah Bogor. Tak lama, kereta itu pun datang, di dalam terasa sejuk, dan tidak berdesakan.  Kami turun di stasiun Depok Baru dan melanjutkan perjalanan menaiki angkot yang ke arah terminal pasar.... (lupa hehe)  di angkot, kami bertemu dengan peserta lain yang mau registrasi juga, dia bersama ibunya. Ibunya pun berbicara dengan ayahku. Dan aku berkenalan dengan anaknya, cowok.  Kami saling bertanya jawab sekilas tentang sekolah dan lanjutannya. Ternyata dia dari kota yg sama dengan ku, Bekasi. Hanya saja aku Kabupaten, bukan kota. Dia juga mendaftar ke ikatan dinas yang sama seperti ku.  Ke STSN dan STIS. Saat sampai di terminal, Kami pindah angkot yang katanya melewati kampus STSN. perjalanannya cukup panjang dan sangat jauh. Jalanan nya kecil hanya dua jalur dalam satu baris tidak besar seperti jalanan di Jakarta yang sangat luas. Jalannya berbatu dan berdebu. Saat kami sampai di kampus STSN, dari pintu gerbang kami berpisah dengan orang tua karena yg boleh masuk hanya peserta. Kami pun menuju pos satpam untuk mengambil nomor antrian. Selanjutnya, Kami menuju ruang auditorium yang lokasi nya ada di belakang gedung yg dekat gerbang. Kami berjalan berdua mengobrol mengenai pengalaman masing2 bak seperti teman yang sudah akrab lama. Setelah kami memasuki ruangan auditorium, Kami pun duduk mengantri panggilan, Kami bersebelahan. Nomor aku pun di panggil, aku pergi ke meja panitia nomer 1  untuk tanda tangan, selanjutnya pergi ke meja panitia lain untuk verifikasi berkas dan ttd kartu peserta.  Selesai registrasi, Kami keluar dari auditorium. Disana ada taruna yang memakai pakaian dinas, untuk memberi kan informasi lebih lanjut yang ada di papan pengumuman mengenai tes tahap 2, yaitu  TKA(tes kompetensi akademik)  yang soal - soal nya tentang pelajaran matematika dan bahasa inggris.
Ada pula taruna yang menjual souvernir STSN dan Buku bank soal STSN. aku membeli 2 buku STSN untuk temanku yang satu buah nya seharga 60rb.

Kami pulang bersama lagi menuju stasiun, kami memang mengobrol tentang apa saja, tapi kami saling tidak mengenal nama, sampai saat berpisah pun kami tak sempat menyebutkan nama.

H-1 tahap 2, TKA, temanku menginap di rumahku. Kami semalaman belajar kurang fokus ditemani rasa ngantuk yang sangat di temani alunan lagu Love Me Like You Do. Kami pun tidur jam setengah 12 malam. Dan kami berangkat ke stasiun Bekasi jam 3 pagi menggunakan ojeg langganan aku yg sudah di pesan semalam. Disana kami mengejar jadwal keberangkatan commuter line pertama jam 5 pagi. Tidak lupa sebegitu azan, temanku menjalankan ibadah subuh, sedangkan aku tidak karena sedang berhalangan. Kami pergi menaiki commuter pertama tidak mendapatkan tempat duduk, dan terpaksa berdesakan dengan penumpang lainnya. Memang sejuk dan tidak membuat keringat keluar, tapi perjalanan menuju stasiun transit sangat terasa sempit dan pegal.
Sesampainya di stasiun Manggarai, Kami transit menaiki commuter tujuan bogor dan turun di stasiun Bogor. Lokasi tahap 2 ada di gedung Graha Widya Wisuda, IPB Bogor (Dramaga), Jl. Raya Dramaga Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Jawa Barat, Indonesia. Kami menaiki angkot 2 kali untuk sampai ke IPB. Disana tempatnya rindang, dan banyak sekali peserta-wali peserta yg datang menggunakan mobil.  Terlebih dahulu kami mengantri sesuai nomor peserta yang kami dapat untuk menunjukkan kartu peserta. Setiap barisan, berbeda lokasi perempatan duduk nya. Ada yang duduk di lantai utama menggunakan kursi lipat, ada juga yg duduk di lantai dua, kursi penonton (gatau namanya).
Soal pertama yang kami kerjakan adalah soal matematika. Soalnya sangat mudah dikerjakan jika benar-benar belajar giat, dan ada pula soal yang sama persis seperti soal try out akbar STIS yang kemarin aku ikuti (baca di pengalaman USM STIS 2015)  sayangnya aku lupa jawaban benar nya dan akhirnya aku mengisi sebagaimana aku bisa  mengerjakannya.  Saat mengerjakan soal bahasa inggris pun begitu, banyak soal yang sering aku temui saat bimbel STIS, tapi sayang aku tidak fokus belajar nya.
Setelah selesai mengikuti tes TKA dan pulang, aku tidak terlalu berharap, aku sudah ikhlas apa pun hasilnya.

Dan saat hari pengumuman TKA, aku membuka website SPMB STSN, tidak ada nomor peserta aku tercatat disana, nomor peserta teman aku juga tidak ada. Yah mungkin STSN bukan rezeki aku, tapi aku bangga sudah bisa mengikuti TKA, dan lolos dari tahap 1. Karena banyak juga yg tersingkir saat mengikuti tahap 1. Aku tidak menyerah, dan masih berjuang untuk kedinasan lainnya. Next aku tulis lagi pengalaman aku. 😊
13.33.00 11 komentar


Aku sempat tersesat dan tidak menemukan jalan keluar
Tadinya, aku membutuhkan sayap
Tapi kamu tidak memberikannya padaku
Tadinya aku bisa bertahan, namun ternyata kali ini aku menyerah
Aku berhenti

Aku berhenti dari sebuah permainan yang bernama penantian 
Aku bangkit dari satu situasi dimana aku hanya berdiam 
Aku pergi dari setitik perasaan yang di sebut cinta
Aku berlari

Aku berlari bukan karena ingin pergi 
Aku berhenti bukan karena aku lelah 
Aku hanya ingin bangkit

Berhenti, berlari, lalu bangkit
Kamu tahu makna nya? 
Aku berhenti berlari mengejar suatu yang tak pasti karena aku ingin bangkit

Seberapa banyak kamu ingin membuat ku paham, aku pahami benar
Kata-kata yang kamu rangkai semanis mungkin pun aku bisa paham 
Tapi kamu tidak pernah paham bahwa aku sudah memahamimu

Lantas, apa yang akan aku lakukan? 
Ku bilang berhenti, berlari, lalu bangkit
Aku akan berhenti dahulu lalu pergi dari kenyataan dan bangkit untuk menemukan kebahagiaan 
Cukupkah penjelasan itu bagimu?

Ini yang terakhir, untuk kisahku, bukan kisahmu atau kisah kita 
Karena tidak ada sejarah tentang kisah kita

Aku berterima kasih padamu yang telah hadir di setiap tulisan ku
Kamu adalah bintang insprasi pertama ku  dalam menulis sebuah tulisan 
Tanpa luka yang kamu beri, mungkin aku tidak akan pernah bisa menulis

Untuk kali ini, aku akan berhenti melanjutkan kisah ku 
Ini yang terakhir
Karena kisah cinta pertama sudah benar - benar berakhir bagiku 

Salam untuk mu, seseorang yang pernah mendapatkan tempat spesial di lubuk perasaan ku. 

18.13.00 No komentar

 

"Hai...."

Satu pesan tiba di dalam ponselku. 

Pengirim nya tak lain lagi dari seseorang yang membuat aku bertahan selama bertahun-tahun. 

Kamu. 


Menggantungkan harapan, membuat sebuah permainan, menggoreskan sebuah luka, itu adalah kegemaranmu. 

Benar?


Aku bukan tak mampu untuk menjawab atau tak kuasa untuk mengingat dan menahan luka yang kamu tinggalkan, tapi aku malas. 


Ya, untuk pertama kalinya, aku malas berhadapan denganmu lagi.


Berkali-kali kau hubungi aku kemarin pun tak pernah satupun ada yang aku abaikan, selalu ku tanggap. 


Meskipun dalam tanggapanku tersembunyi satu harapan. 


"aku menyesal sudah menyia-nyiakan kamu " ucapmu terakhir kalinya saat ku tanggap. 


Jadi, benarkah kamu menyesal?  Apa kamu benar mengakui bahwa dirimu memang menyia-nyiakan aku? 

Bukan bangga atau pun senang saat aku mendengar kata itu yang keluar dari dirimu. Justru aku merasakan ada gejolak yang ingin meluap di dalam diri ini. 


Aku hanya ingin cerita ini berhenti berputar. 


Menurut mu lantas apa yang harus aku lakukan disaat kamu baru menyesali itu semua? 

Kembali padamu? Tidak. 


Aku tidak mendambakannya. 

Waktu berputar, perasaan pun bisa. 

Tidak selamanya aku menunggu kehadiran mu untuk jawaban itu. 


Sekarang aku tahu, perhatian yang kamu berikan itu palsu dan tidak tulus sama sekali. 

Kamu hanya takut akan kehilangan seseorang yang terbiasa memperhatikanmu. 

Kamu hanya takut tidak ada yang bisa di bodohi cintanya seperti aku. 

Kamu bukan mencintai ku apa adanya. Oh.  Bahkan kamu tidak memiliki rasa itu. 


Lantas, apa yang akan aku lakukan? Saat dirimu menyapa (lagi) ? 


Aku tidak akan berbuat apa apa.  Aku akan diam.  Seolah aku ini menghilang. 

Aku benar akan menghilang dari segala hal mengenai kamu. 

Tak selamanya aku harus berada disana, di dalam kegelapan masa lalu.  Masa lalu cerita cinta pada cinta pertama. 


Aku kecewa. Sangat. 


Penantian ku tiada artinya sampai kapanpun. 

Kamu hanya takut kehilangan tanpa ada rasa menghargai. 


Selanjutnya, aku hanya ingin melakukan satu hal. 


Aku akan mencoba membuang jauh ingatan, episode kenangan, dan lembaran tentang penantian ku atas dirimu. 


Aku tak menghilang kan nya, karena suatu saat pasti akan bertemu kembali.  Maka dari itu, aku akan membuang nya, jauh. 


Agar tidak ada satupun yang tersisa dan kembali untuk ku ulangi. 


Terimakasih atas pemberian rasa kecewa ini, I will try to throw it all. 


00.41.00 No komentar
Newer Posts
Older Posts

Tentang Saya

Hanifa Khoirunnisaa

Mahasiswa D3 Teknik Informatika
Video Editor, Writer , Designer Graph.
Tobe a Creativepreneur!

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

  • Pengalaman SIPENMARU POLTEKKES Bandung 2015/2016
  • Sleep Walking : Sementara kah?
  • Lagu itu : mengingatkan aku kepada seseorang

Blog Archive

  • ►  2019 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2017 (15)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ▼  2016 (11)
    • ►  September (3)
    • ►  Juli (2)
    • ▼  Juni (4)
      • Sleep Walking : Sementara kah?
      • Pengalaman SPMB STSN tahun 2015/2016
      • Dear You : Last...
      • Dear You : I will try to throw it all
    • ►  Mei (2)
  • ►  2015 (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2014 (6)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2013 (2)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2012 (8)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Februari (3)

Social Media

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates