facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Journal
    • Students Tel-U
  • Portfolio
  • YouTube
  • Instagram

Tanpa Batas

Berani Bermimpi - Berani Melangkah - Berani Mewujudkan!

"Lihatlah, hari berganti... Namun tiada seindah dulu.... 
Datanglah, aku ingin bertemu.. Untukmu, aku bernyanyi... 
Untuk ayah tercinta, Aku ingin bernyanyi ... 
Walau air mata, Di pipiku
Ayah dengarkanlah, Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam.. Mimpi.." 

Lagi lagi lagu yang berjudul 'ayah' itu di bawakan dalam acara televisi oleh penyanyi papan atas Indonesia. 
Awalnya aku mendengarnya biasa saja, namun ketika lirik yang ku tulis di atas, aku tersentuh. 
Bukannya aku mudah meneteskan air mata, tapi aku tak kuasa menahan rasa gejolak yang ada di dalam dada. Hatiku ingin menangis, membuat butiran air menggenang di kantung mata. 

Aku bukan orang yang dengan mudahnya menangis. Aku tidak mudah menjatuhkan air mata tanpa sebab. Aku terlatih untuk menjadi kuat. Bahkan disaat semua orang sedih dan menangis, aku ingin ikut menangis pun tidak bisa. Tapi kali ini, lagu itu berhasil memecahkan air mata ku. 

Laki laki pertama yang ada di kehidupan aku adalah bapa. Tapi ketika aku kecil, baru duduk di bangku sekolah dasar, bapa jarang sekali menemani hari-hariku. Bertemu pun, hanya setahun sekali, padahal aku tinggal dalam status di rumah orang tua nya, kakek dan nenek yang harus nya menjadi rumahnya juga. Tapi, tahun demi tahun berjalan, posisi nya sudah tergantikan oleh ayah. Ayah adalah pahlawan laki laki yang sangat sangat baik, lebih dari malaikat dalam dongeng. Kebaikan nya pun selama aku hidup bersama keluarga baru dengan ayah, sulit aku deskripsikan. Lagu ini mengingatkan aku kepada bapa. 

Terakhir aku bertemu dengan nya, tahun 2012.  Waktu kelas 3 SMP, aku ingin menunjukkan bahwa aku lulus dan akan melanjutkan sekolah ke jenjang SMA. Dulu bapa pernah berjanji, kalau aku lulus dan lanjut ke SMA, bapa akan memberikan aku hadiah yang nilai nya besar. 
Aku sempat menyesal kala itu, aku kabur dari rumah di cikarang pergi ke bandung seorang diri hanya untuk bertemu dengan bapa, tapi bapa tidak merindukan aku. Bapa tidak seperti biasanya menyambut ku dengan hangat. Bapa tidak memberiku hadiah yang di janji kan nya. Bapa menjadi orang bingung, itu yang aku lihat dari mata nya. Aku pikir, aku sudah mati-matian pergi jauh ke bandung hanya untuk bertemu orang yang ku cinta tapi ternyata tidak merindukan aku, atau mengingat janjinya. Aku rasa aku sia -  sia, aku hanya mendapatkan amarah dan nasihat tegas dari orang tua ku di rumah ketika aku pulang. 

Dalam hati aku marah, aku kesal. Harusnya aku tidak perlu mempunyai rasa yang berlebihan. Harusnya aku tahu resiko nya, akan di kecewakan. Aku benar benar tidak suka yang namanya di ingkari janji. 
Dari situ, aku rasa aku siap untuk kehilangan. Aku bahkan tak ingin melihat nya lagi di hadapanku. 


Hampir lima tahun berlalu. Tidak pernah ada kabar datang dari bapa. Jangan kan telfon, sms, atau chat di sosial media, sepucuk surat pun tidak pernah datang dari bapa. Terakhir bertemu saja 2012, bapa tak memberikan nomor ponselnya padaku. Kini pertengahan 2016, sudah berapa tahun bapa tidak tampak di hadapanku? Mengapa harus lagu 'ayah'  itu yang tiba-tiba hadir dan mengingatkan aku pada bapa? 

Tahun terus berganti, apakah bapa tidak merindukan aku? Apakah bapa sudah lupa denganku? Apakah bapa tidak ingin tahu bagaimana kabarku? Apakah bapa sengaja tidak mau bertemu denganku? Pertanyaan itu selalu terngiang setiap malam sejak lagu itu aku dengarkan. 

Aku disini sebenarnya rindu, tapi aku tak bisa mengungkapkan betapa besar rasa kehilangan aku bertahun-tahun tidak pernah bertemu.

Andai bapa tahu, tanpa bapa, aku sangat kebingungan. Saat mengisi biodata di kolom orang tua siswa, aku bingung mengisi pekerjaan dan alamat bapa. Aku seperti buta identitas mengenai bapa. Karena setelah terakhir kita bertemu saat itu, bapa tidak tinggal di bandung lagi. Bapa pindah kota. Tapi, dimana? 

Harus kah aku mencari? Bukan kah bapa tahu dimana tempat ku tinggal sekarang? Mengapa bapa tak pernah sekalipun mampir? Apa bapa tidak merasakan rindu padaku? Saat perkumpulan keluarga besar dari bapa di momen lebaran pun, bapa tak menampakkan wajah. Bapa tak pernah hadir setiap momen itu ada. 
Mengapa bapa menjadi benar benar menghilang? 
Mengapa bapa yang ku lihat adalah setampak gambar di layar ponsel saja? 
Mengapa? 

Banyak sekali pengalaman yang ingin aku ceritakan, yang ingin membuat bapa bangga denganku. Aku ingin sekali bertemu bapa dalam mimpi, tapi belum pernah sekalipun bapa hadir di mimpiku. 
21.25.00 No komentar

Hai readers..  Selamat datang kembali di tulisan aku :D

Kali ini aku mau cerita pengalaman lagi, kali ini tentang SIPENMARU POLTEKKES BANDUNG 2015. Atau bisa di sebut Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Politeknik Kesehatan Bandung tahun akademik 2015/2016.


Okay, aku mau jelasin dulu, Apasih itu poltekkes bandung? 

Sama seperti tulisan sebelum nya, gak jauh dari Sekolah kedinasan. Politeknik Kesehatan Bandung atau yang biasa disingkat

Poltekkes Bandung adalah sebuah institusi pendidikan tenaga profesional di bidang kesehatan di bawah naungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Poltekkes Bandung merupakan satu dari 32 Poltekkes

yang ada di Indonesia. Politeknik Kesehatan Bandung ini berlokasi di Bandung. (Sumber : wikipedia) 


Kenapa aku bisa memilih lanjut mendaftar di kesehatan? Alasan aku itu simple, mau jurusan apapun atau bidang apapun, yang penting itu sekolah kedinasan, bukan pts atau ptn. Tujuan aku hanya ingin menurut ilmu di sekolah kedinasan. Dan kenapa aku memilih lokasi di bandung?  Alasan pertama, aku ingin pergi jauh dari rumah, aku ingin menuntut ilmu di kota lain, tidak ingin di sekitar tempat aku tinggal, lari dari segala kenangan buruk agar semua hilang karena kepergianku . Alasan kedua, peluang keterima tahap pertama lumayan besar. 


Singkat cerita, saat ada pengumuman SIPENMARU, Aku mencoba untuk mendaftar. Aku mendapat jadwal tes pada tanggal 24 juni 2015. Lokasi nya? Tentu saja di Bandung. 

H-7 sipenmaru, aku pergi dari cikarang ke bandung. Di bandung, aku tinggal di rumah paman ku, kakak dari ibuku. Sesampainya disana, aku bukannya fokus untuk belajar, tapi malah mengajak teman kecil ku main. Ya, dulu sewaktu kecil aku tinggal dan sekolah di bandung, aku punya banyak teman, tapi yang jadi masalah, apakah mereka masih mengingatku seletah beberapa tahun berpisah dan menghilang? Aku pikir hanya beberapa teman terdekat aku saja yang ingat aku. 


Hari pertama ku di bandung, aku mengajak temanku yang rumahnya tak jauh dari rumah pamanku (tinggal jalan kaki), jalan-jalan ke alun alun bandung. Sudah sekian lama aku tak pernah pergi mengunjungi tengah kota bandung, apalagi alun-alun nya. Kami pergi naik angkutan umum. Seperti biasa, lebih senang menggunakan angkutan umum untuk berpergian, atau juga disebut 'ngebolang'. Banyak sekali suasana yang berubah saat aku datang di alun alun bandung. Jalanan nya ditata rapih ala ala eropa klasik, seperti jalanan yang ada di luar negeri, bangunan toko berjajar sepanjang jalan, bebas dari kendaraan umum yang lewat , tempat duduk yang biasa di sebut kursi taman berdiri dengan jarak sekitar dua meter sekali. Banyak perjalan kaki yang mengisi jalanan itu. Hingga kami berjalan sampai ujung, aku melihat suasana masjid agung bandung yang sangat berbeda saat terakhir kalinya aku ke bandung, sekitaran tahun 2011.  Tampak berbeda, taman yang luas di depan masjid yang dulunya berupa jalanan biasa, kini beralaskan rumput hijau yang ternyata bukan rumput hidup, tapi rumput buatan atau semacam karpet. Rumputnya terbentang luas mengisi halaman depan masjid agung. Membuat mataku sangat takjub dan segera ingin duduk di tengah lapangan yang ramai dijadikan tempat istirahat warga bandung itu. 


Eh kok jadi meleset ke cerita jalan2 sih? Oke balik lagi ke topik awal, aku tes tanggal 24 juni 2015 di kampus keperawatan bandung, di jalan Otten No. 32 Bandung. Lokasi nya dekat sekali dengan RSHS (hasan sadikin) .  Aku sampai di lokasi ujian jam 6. karena tes dimulai jam 8, maka harus persiapan datang pagi agar tidak telat. 


Karena aku percaya kepada tuhan ku dan ke ajaiban, aku menjalankan ibadah dengan setulus hati.  Terutama selain shalat wajib seperti shalat sunnah rawatib, shalat sunnah dhuha, shalat sunnah tahajjud. Dan tak lupa dzikir pagi dan dzikir petang selalu di lantunkan setiap hari selama aku sudah gagal dari tes tes sebelum nya.  Sambil menunggu pintu di buka, aku duduk diatas lantai tangga pintu masuk utama kampus, karna tadi berangkat terlalu pagi, aku belum baca dzikir pagi, aku pun membuka teks dzikir yang selalu aku simpan dalam ponselku. Aku melihat kanan kiri ku, peserta lainnya sibuk belajar dan mengisi soal di buku yang mereka bawa, ada pula yang sedang mengobrol dengan walinya. Sedangkan aku? Sendirian menatap ponsel. Aku baca dengan hati yang ikhlas seperti tiap hari aku membacanya. Aku sudah menyerahkan diri bagaimana nanti hasilnya. Entah lulus atau tidak,aku sudah menerima. 

Saat pintu di buka, aku masuk ke ruangan yang di umumkan oleh panitia sipenmaru. Aku mendapat kursi peserta di ruangan auditorium. 


Jurusan yang aku pilih di poltekkes bandung ini ada 2, pilihan pertama adalah keperawatan bandung, dan pilihan kedua adalah gizi. Materi yang di ujikan itu adalah matematika, bahasa inggris, IPA (fisika-kimia-biologi)  dan Bahasa Indonesia. Sebelum nya, aku hanya belajar dari soal-soal sipenmaru 2011,2012,2013,dan 2014. Soal yang dikerjakan saat tes jumlah nya ada 100 soal. Saat aku mengerjakan, aku sedikit mengerti, soal 2015 ini tidak jauh dari soal-soal sebelum nya yang aku pelajari. By the way gimana aku bisa dapetin paket soal sipenmaru?  Aku search di internet, lalu aku download. Soal-soal nya berbentuk scan-an, yang lalu di buat dalam bentuk pdf. Dan alhamdulillah tes nya lancar. 


Sesudah tes berjalan, aku kembali ke cikarang, ke tempat tinggal ku. Selang beberapa hari, eh atau mungkin minggu, aku lupa karena itu tahun 2015, dan sekarang saat aku menulis ini 2016, jadi agak lupa ya ingatan soal tanggal dan kapannya. Pokoknya, saat hari pengumuman, aku tidak berhenti dari pagi sampai siang menatap layar netbook, membuka situs web sipenmaru untuk melihat kelulusan.  Saat jam 2 siang lewat, pengumuman itu baru bisa di akses. Aku pun menulis nomor peserta dan password akun sipenmaru ku. Dan saat meng-klik tab pengumuman, alhamdulillah kabar menyenangkan datang padaku. Aku dinyatakan lolos utama tahap uji tulis di jurusan keperawatan bandung. Oh iya, kenapa aku sebut lolos utama?  Karena ada dua jenis kelulusan di sipenmaru ini. Ada lolos utama, ada lolos cadangan, kalau lolos utama itu artinya tinggal mengikuti langsung tahap berikut nya,sedangkan lolos cadangan itu harus menunggu konfirmasi dari panitia untuk mengisi kuota jika ada yang lolos utama tapi mengundurkan diri. 


Dan aku, lolos utama. Aku kembali ke bandung untuk registrasi tes tahap selanjutnya, tahap 2, yaitu tes kesehatan dan psikotes. Lokasi registrasi ada di kantor pusat poltekkes bandung Jl. Pajajaran No.56, Pasir Kaliki, Cicendo,Bandung, Jawa Barat. 

Pertama aku masuk keruangan yang sudah banyak peserta yang duduk untuk mengantri. Setiap jurusan, beda lokasi meja. Aku duduk di dekat bagian meja jurusan keperawatan bandung. Saat giliran diriku, aku di beri dua kertas bertuliskan alamat lengkap tes psikotes dan tes kesehatan berserta tanggal nya. Dan aku juga di berikan surat pengantar untuk tes psikotes. Setelah registrasi selesai, aku pulang. Naik apa? Naik angkutan umum. Selalu :D


Tes kesehatan, atau medical chek-up diadakan di  kantor pusat poltekkes bandung Jl. Pajajaran No.56, Pasir Kaliki, Cicendo,Bandung, Jawa Barat. Sama seperti kemarin saat registrasi, namun berbeda ruangan. Pagi hari, aku berbaris antrian mengikuti peserta lain yang menunggu pintu masuk dibuka. Ada sekitar 2 jam aku berdiri, sambil berbincang dengan kenalan di depan ku, dia orang bandung, dan orang tuanya lulusan STKS (Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial) sama seperti ibuku. 

Setelah pintu di buka, Kami semua masuk dan duduk di tempat menunggu pertama, untuk registrasi pembayaran terlebih dahulu, saat pembayaran,semua peserta diberikan beberapa lembaran kertas yang akan di berikan kepada petugas kesehatan yang akan memeriksa, ada pula tabung untuk air kencing, dan ada juga semacam stiker untuk di pasang di kertas. Setelah itu, aku duduk di bagian tes kesehatan yang diperiksa oleh dokter. Disana di cek detak jantung, tekanan darah, mata, tht, pokoknya chek kesehatan biasa seperti dokter lainnya saat berobat, setelah itu cek tinggi badan dan buta warna, lalu setelah nya tes visus mata. Di tes visus mata ini bagiku sulit. Jadi, aku duduk di kursi dengan jarak beberapa meter yang jauh dari papan tulisan huruf yang ada di tembok, lalu sebelah mata di tutup dan menyebutkan semua urutan huruf dari yang terbesar sampai yang terkecil di ujung bawah bergantian kanan dan kiri. Aku tidak bisa melihat jelas saat huruf kecil ketiga dari bawah karena mata ku minus dan belum sempat di belikan kacamata karna aku risih dan tidak suka pakai kacamata. Selanjutnya, tes darah. Darah diambil dari lengan. Dan setelah itu menampung air kecing, di toilet ya.  Setelah menempuh berbagai macam tes, tinggal tes yang terakhir, di foto. Eitsss, bukan di foto bergaya dalam studio maksudnya, tapi foto rotgen toraks nya. Jadi aku beserta 4 orang lainnya, karena satu kloter itu lima orang,  masuk ke dalam satu ruangan yang sudah disediakan alat buat foto. Disana harus membuka total baju dan menggantikannya dengan baju kain yang disediakan. Lalu setelah ganti, aku berdiri menghadap belakang dari alat foto itu. Dan selesai sudah medical chek up nya. 


Pada tahap ini, aku sangat pesimis. Kenapa? Selain karena tinggi badanku yang kurang dari batas minimal, mata ku juga kurang jelas dan ada kemungkinan tidak lulus. 


Hari berganti, tinggal tes psikotes yang dijalani. Katanya sih, cuma untuk formalitas saja. Tempat tes psikotes adalah di BPIP Psikologi UNPAD yang beralamat Jl. Ir. H.Djuanda No.438-B, Dago, Coblong,Kota Bandung, Jawa Barat. Tes dimulai dari pagi sampai jam 2 siang,  sebelum masuk ruangan tes, semua peserta berbaris dulu untuk membayar dan memberikan surat pengantar yang waktu itu di beri. 


Tes psikotes dimulai. Tes pertama berupa soal yang ada di buku yang di sedia kan. Karena aku lupa soalnya seperti apa, aku hanya jelaskan saja, ada soal tentang kepribadian, antonim sinonim semacam nya, tes menggambar,tes warteg dan ada juga tes koran. 


Kenapa aku nulis nya singkat? Karena aku menyelesaikan jurnal ini di malam hari. Aku sudah lelah mengetik. (yeuhhh malah curhat) 


Oke, medical chek up dan psikotes sudah selesai dijalani.  Saatnya menunggu pengumuman tahap 2 saja.  Dan ketika pengumuman, kali ini harus mendownload pdf nya dan mencari nama di tabel terlebih dahulu karena di gabung dari beberapa jurusan.  Aku dinyatakan tidak lolos. Namaku tidak ada di tabel.  Firasat awal ku ternyata benar, aku tidak bisa lolos di tahap medical chek-up. Aku agak sedih dan kecewa. 


Di bagian tes ini ada pengalaman yang aku ambil. Keajaiban itu memang benar adanya. Allah akan melancarkan jalan saat kita benar benar ingin berjuang. Aku merasakan nya saat tes tahap 1.  Jadi, tidak perlu takut untuk mencoba. Percaya allah itu selalu di dekat kita. Maka allah akan membuat harapan kita menjadi terwujud. Dan aku percaya. 

00.51.00 253 komentar
Newer Posts
Older Posts

Tentang Saya

Hanifa Khoirunnisaa

Mahasiswa D3 Teknik Informatika
Video Editor, Writer , Designer Graph.
Tobe a Creativepreneur!

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

  • Pengalaman SIPENMARU POLTEKKES Bandung 2015/2016
  • Sleep Walking : Sementara kah?
  • Lagu itu : mengingatkan aku kepada seseorang

Blog Archive

  • ►  2019 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2017 (15)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ▼  2016 (11)
    • ►  September (3)
    • ▼  Juli (2)
      • Lagu itu : mengingatkan aku kepada seseorang
      • Pengalaman SIPENMARU POLTEKKES Bandung 2015/2016
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
  • ►  2015 (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2014 (6)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2013 (2)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2012 (8)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Februari (3)

Social Media

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates