Feeling's Stored

by - 17.30.00


Bukan mulut yang bicara, namun hati yang berkata. Tempatku dimana? Apa bukan disini? dimana perhatian dari salah satu penghuni bumi yang luas ini terhadap barang kecil yang tidak bisa tumbuh? Tidakkah ada?.
Lambat perlahan seketika cahaya seluruh kota menjadi redup, apa mereka tidak melihat? Apa hanya aku saja yang merasakan? Ya!
Jujur saja aku tidak pernah punya perasaan yang begitu peka terhadap siapapun. Namun, saat aku mulai bisa mengerti apa yang di sebut rasa peka, perhatian, dan berbagai macamnya aku mulai mengerti jalan hidupku dan aku mulai membuka jendela yang luas.
Aku perdalami keyakinan siapakah diriku yang sebenarnya di dunia ini. Baru saja jendela itu terbuka sedikit, tak lama kemudian hampir merapat yang berarti GAGAL!
Adakah orang yang mau mendengarkan suara hatiku? Kejujuranku? Rasa yang aku pendam? Mungkin tidak ada satu pun yang peduli.
Teman sejati.. apa itu arti teman sejati? Aku tidak pernah merasakan satupun orang yang ada didekatku berada di posisi ini, kecuali satu-satunya sahabatku. Ya, jangan heran jika aku hanya mempunyai ‘satu’ buah saja.
Berawal dari suatu hari, ketika bermain basket dilapangan aku tak sengaja menabrak temanku Oliv hingga kakinya terkilir, aku sudah minta maaf dan dia memaafkan aku namun teman sejatinya, Panda,  tidak.. dan wajahnya pun terlihat seperti menyimpan dendam. Di rumah, waktu sore aku mendapat sms caci-makian kepada diriku, aku mengingatnya dalam bentuk ringkasan.
“HEH LO JANGAN SOK BANGET DEH JADI ORANG PALING PINTER DAN CANTIK DI SEKOLAH. HATI LO ITU BUSUK BANGET TAU! LO ITU JELEK! PANTES AJA JELEK, SELERANYA JUGA RENDAHAN!”
aku tanya lagi pada si pengirim yang ternyata Panda.
“GUE TAU,ELO KAN YANG NGIRIM SMS INI KE oliv ! ‘HEY BADAN GETDUT,JANGAN SOK PINTER DEH LO! LO GAK TAU SIAPA GUE KAN? GUE ITU Hanifa Khairunnisa SI ANAK PINTER DAN CANTIK DI SEKOLAH INI ! ASAL LO TAU YA, JANGAN SOK BELAGU DEH LO!’  iya kan itu lo yang kirim ke dia? Udah deh ngaku aja!”
Dari kata di sms aja penyebutan nama salah, kan udah ketauan banget apa maksud mereka? Yap! Aku kenang semuanya..
Esok paginya, aku tersentak saat memasuki kelas dan melihat Papan tulis putih di penuhi tulisan “Hanifa Kunyuk” dan kata kata lain yang menganehkan. Aku tetap tersenyum dan membiarkan tulisan itu berada disana ,sampai guru datang, tak ada saupun siswa yang mau menghapus tulisan itu, dan siapa lagi kalau bukan aku yang mesti menghapusnya? Karena jeles-jelas itu adalah namaku.
Setiap pulang sekolah, aku selalu melihat sepedaku dalam keadaan terjatuh dengan ban bocor, hingga suatu ketika aku melihat sebuat dus merah terletak di jok belakang sepedaku, saat aku membukanya, isinya adalah selembaran kerta yang bertuliskan “HIDUPMU AKAN TERANCAM!!” dengan cat air berwarna merah serta potongan-potongan tubuh boneka barbieyang terpisah dan di corat-coret cat air merah. Cerita ini masih panjang, saat selesai menambal ban sepeda, ketika sampai dirumah, aku mencium aroma tak sedap di rumahku, dan yang ada dirumah pun hanya aku,adikku dan tanteku, saat ditemukan sumbernya, ternyata ada sebuah dus dikolong mobil berisi bangkai tikus. Aku anggap hal ini wajar. Namun yang lebih membingungkan adalah saat paginya aku mendengar siswa dikelas membicarakan tentang bangkai tikus dalam dus yang ada di kolong mobil di rumahku, apa maksudnya ini? Darimana mereka tahu? Apa ini bagian dari rencana mereka? Mengapa mereka dendam kepadaku?
Aku tak punya teman dan juga tak pandai bergaul,apa itu yang menyebabkan mereka menghasutku? Aku ini sendiri, tidak punya tempat untuk berbagi. Apa aku aneh? Apa aku bodoh?. Aku tidak marah, tapi memendam pertanyaan tentang keburukan aku sendiri. Ini benar-benar membuatku jatuh dan aku tetap trauma atas kejadian yang aku alami selama itu.
Sekarang aku sudah berada dalam kehidupan lain yang begitu asing sehingga aku terus merasakan aku begitu tak mampu untuk berdiri. Tapi aku tak punya teman, bagaiimana bisa aku berdiri? Aku tak tahu arah jalan. Terkadang aku merasa terasingkan oleh tema-teman baruku ini sekarang. Melihat semua arah, yang aku temukan pasti ‘sekumpulan’ buka ‘seorangan’ dan aku? aku mencoba berbaur dari ‘sekumpulan’ murid yang satu dengan yang lain ternyata sama, aku di abaikan. Lalu tempatku dimana? Karena tak ada yang mau menerimaku, aku hanya menyendiri saja mengingat masa lalu ku yang begitu pahit. Aku selalu berfikir, apa kekurangan aku yang menyebabkan aku tidak diterima mereka? Apa aku begitu bodoh dimata mereka? Lalu apakah aku salah tempat?.
Pernah aku membuat kebodohan, tapi aku lakukan itu karena aku sudah mulai menyerah dengan kehidupan ini, rasanya tidak ada perubahan, sama saja seperti apa yang aku rasakan dahulu, ketakutan. Kini aku suka dengan tindakan yang membuat kematian karena aku mulai menyerah. Rasanya aku ingin pergi jauh dari kehidupan ini dan tak mau lagi bertemu dengan kehidupan aku ini.
Aku tak menyukai yang namanya “Tugas Kelompok” mengapa? Itu karena setiap ada tugas berkelompok, aku tak pernah dapat teman kelompok. Aku selalu sendiri. Setiap aku mengajukan diri, mereka selalu jawab “udah pas” , “aduh gatau, tanya ke dia aja” (arti nolak!) , “ga ah” . Tau gak rasanya kayak apa setiap ada tugas kelompok jawabannya gitu terus? Nyesek banget. Ya mau gak mau aku harus kerja sendiri.
Di samping beban hidup yang tak jelas, aku selalu berdiam diri dan bertanya pada hati, mengapa mereka tak ada satu pun yang mau menerima aku? apa aku jelek? Bodoh? Tak bisa dengar tak bisa bicara? Atau.... aku tak pantas ada diposisi seperti mereka? Oke aku ungkapkan.
Pertama, Orang selalu menganggap aku ini adalah orang yang tidak jelas atau ‘autis’ . yaya aku akui saja aku memang tak pandai banyak berbicara, karena aku tuang segala pikiranku lewat tulisan dan bukan  lewat lisan. Sejujurnya aku memang tak bisa bicara dengan  lancar karna aku tidak tahu bagaimana cara bersosialisasi.
Kedua, orang bilang aku ‘budeg’. Aku memang mempunyai kekurangan dalam pendengaran, ya pendengaran sebelah kanan ku mati akibat kecelakaan sewaktu diriku masih kecil. Namun aku tak pernah mau menceritakan hal ini karena aku bukanlah pengemis yang mesti dikasihani. Aku menutup semuanya.
Ketiga, aku merasakan orang-orang merasa kesialan saat berada di dekatku. Apa mungkin aku ini pembawa sial?. Apa ini yang menyebabkan diriku terus seperti ini? Membawa orang lain sial juga?. Yap! Aku selalu dianggap merepotkan.
Keempat, aku merasakan aku tidak pantas berada diantara mereka karena aku bukan dari golongan seperti mereka. Aku merasa lebih rendah dibandingkan mereka.
Dan apa mungkin dari sekian kekurangan yang aku sebutkan tadi sama seperti apa yang orang pikirkan terhadapku?. Aku lelah, rasanya aku ini ingin benar-benar pergi dan berhenti hidup di waktu lini, sebab kehadiran aku pun tidak pernah dianggap ada, bahkan sampai membuat kesialan.
Sekarang aku mulai mencari, aku bangkit, walaupun dalam setiap malam aku sering menangis karena mengungkit peristiwa yang mengundang pertanyaan “sebenarnya aku ini apa dan dimana?” , tak ada malam yang terlewat satupun dari tangisan. Tangis yang mengharapkan sebuah perhatian. Tak tahu kah mereka tentang perasaan aku? Atau mereka pikir aku yang terlihat bodoh ini tidak memiliki hati?. Aku tentu merasakan segalanya, namun aku tidak pernah berbicara tentang apa yang aku rasa. Aku sendiri merasa sedih atas ketidakmengertian aku terhadap kehidupan Apakah mereka yang lainnya pernah merasakan bagaimana menjadi seorang diriku? Kurasa tidak, mereka hidup sangat mewah dan penuh keceriaan dengan teman-teman sekelompoknya. Sedangkan aku hanya sendiri dan selalu menyendiri tanpa ingin megetahui apa dan bagaimana pikiran mereka terhadapku. Suara hati yang tersimpan ini sejujurnya mengundang banyak air mata jika diresapi, namun aku tahu diri aku ini sama-sama manusia seperti mereka dan aku bukan pengemis yang perlu dikasihani. Yang aku butuhkan bukan rasa kasihan, namun yang aku butuhkan adalah aku dianggap ada diantara mereka, sebab aku ini juga punya pikiran dan hati. Aku ingin dianggap ada, bukan di abaikan. :’) (feeling’s stored. By: Hanifa Khoirunnisaa)

You May Also Like

0 komentar