Kata Terakhir dari Ibu

by - 17.51.00




“Zah, bapakmu di PHK nak...”
Ucap ibu dengan kata terbata-bata menahan rasa pilu sambil menyisir rambut Khanzah di depan cermin.

“pantesan aja uang bekal ku makin berkurang. Lalu, selama ini bapak kemana, bu?”
Tanya Khanzah dengan nada kesal sambil melihat dirinya di depan cermin yang sedang duduk.

“maaf nak, selama ini ibu tak pernah memberitahukan kalau bapak mu ada dipenjara karna ibu tak mau membuatmu bersedih..”
Jawab ibu sambil meneteskan air mata.

Karna terkejut, wajah Khanzah pun memerah dan merasa sangat kesal karna baru mendengar bapak nya ada di penjara. Lantas, tanpa berfikir apapun Khanzah langsung mengeluarkan emosinya dan melontarkan kata kata kasar.

“Lalu, sekarang kita punya apa untuk melunasi hutang? Apa cukup dengan gaji ibu yang pas-pasan sebagai buruh cuci ? Aku malu bu! Aku malu kalau semua teman ku tahu kalau bapak ku di penjara dan ibu ku seorang buruh cuci! Aku sangat malu! Sekarang ibu pergi dari kamar sini!”
Khanzah pun mendorong ibunya keluar dari kamar dan ia pun mengunci pintunya.

“nak...”
Ibu mengetuk sambil menangis.

Khanzah pun melempar kan tubuh nya ke atas tempat tidur. Ia tak peduli lagi atas semua yang ibu nya katakan, seolah olah ibunya dianggap tidak ada. Khanzah pun membuka jendela, dilihatnya langit gelap yang bertaburan bintang bintang dan disinari cahaya bulan. Namun, keindahan langit malam itu tidak juga menyejukkan hatinya. Hanya kesal dan amarah yang ada di benak Khanzah. Wajah merahnya masih tampak walaupun dia sudah mulai mengantuk. Khanzah pun tertidur dengan rasa kesal yang teramat sangat.
Di tengah malam, ibunya terus melaksanakan solat malam dan terus mendoakan Khanzah sambil menangis, dan terus memohon kepada tuhan.
* * *
“Braaakkk”
Suara pintu yang sengaja Khanzah banting saat pagi ketika berangkat sekolah.

“hati-hati nak..”
Ucap ibunya dengan nada lirih.

Saat Khanzah menaiki metro mini, ia di ajak berbincang oleh 3 pemuda bertampang preman yang sudah di kenalinya. Saat Khanzah hendak turun, ia mengambil obat obatan yang diberi oleh ke-3 pemuda tadi. Saat tiba di sekolah, Khanzah melihat ke-4 temannya di depan kelas yang Khanzah tempati ,mengenakan rok abu-abu dengan  baju kemeja putih layaknya pelajar menengah atas. Rene,Lolly,Tasya,dan Paula pun sewot dengan kedatangan Khanzah yang sedikit telat.

“ jangan lupa nanti malam kita ke klub malam ya..”
Ajak Tasya, Khanzah pun hanya mengangguk dan ke-4 teman nya tersebut pergi.

Sebelum masuk kedalam kelas, Khanzah menyembunyikan obat-obatan tadi di balik pot tanaman agar  terhindar dari razia. Ketika pelajaran berlangsung, Khanzah sempat digosipkan oleh teman-teman sekelasnya dan hampir membuat Khanzah mengeluarkan kata kata kasar. Sore itu,  saat jam pulang, Khaznah sempat ingin menghajar Faris dan Jane yang menggosipkan dirinya tadi, namun niat itu dibatalkan karena ke-4 temannya sudah mengajaknya pulang.

Ketika sampai di rumah, Khanzah langsung melemparkan tas ranselnya ke atas tempat tidurnya dan segera mengacak-acak isi lemari. Sembari mengacak-acak, Khanzah mencoba satu persatu pakaian nge-trend sambil bercermin. Ia menemukan baju yang menurutnya cocok untuk bermalam bersama ke-4 temannya. Khanzah pun segera berdandan dan mengenakan baju pilihannya itu tak lupa dengan membawa obat obatan yang di dapatkannya pagi tadi. 

Karna tidak ada ongkos, Khanzah pun menghampiri ibunya yang sedang membaca al-qur’an. Ibunya hanya memberi uang  10 ribu saja. Karna kesal, Khanzah langsung berkata kasar serta memukul ibunya dan juga menendang al-qur’an yang ada di tangan ibunya hingga terjatuh. Ibunya sudah melarang Khanzah untuk pergi, namun putrinya itu malah membantah bahkan mencaci maki ibunya sendiri.Ibunda Khanzah tetap sabar, dan hanya meneteskan air mata. Khanzah pun pergi tanpa berpamitan meninggalkan ibunya yang tetap berdoa sambil menangis.


“Zah, lo punya bawa obat ya? Bagi dong.. “
Kata Rene saat menggeledah tas Khanzah. Dan Khanzah pun hanya mengangguk.

“guys, udah mau malem nih, langsung aja ya ke klub..”
Ucap paula sambil menyetir mobil nya mnuju tempat klub malam.

Setelah sampai, mereka pun segera ber make-up wajah dan segera keluar dari mobil tersebut. Malam begitu dingin, tapi mereka tetap mengenakan pakaian kurang bahan seolah tak peduli dengan dinginnya udara yang ada di sekitarnya. Melewati pintu masuk, bau alkohol dan obat obatan sudah mulai tercium, mereka di undang untuk menjadi DJ di klub itu. Setelah selesai menghibur, mereka pun duduk di sofa sambil menyerbu obat-obatan yang ada di dalam tas Khanzah dan meminum minuman alkohol seolah tak memperdulikan bahwa orangtu tua mereka sedang khawatir menunggu mereka pulang ke rumah.

Tepat jam 3 pagi, sungguh seperti manusia ang kehilangan akal sehatnya. Matanya berputar-putar kesana kemari mengikuti arah lampu disco berputar. Satu persatu dari mereka di ajak menari bersama-sama. Khanzah merasakan kesakitan pada perut kanannya dan sempat tergeletak di lantai ketika menari. Matanya berputar-putar seperti orang kehilangan ingatan dambil memegangi perut kanannya yang terasa sangat sakit dan mulutnya mengeluarkan air busa berwarna putih.

Tak lama kemudian, Tasya, Lolly,Paula dan Rene membawa Khanzah kedalam mobil dan pergi dari klub malam itu. Dalam keadaan mabuk, Paula nekat menyupir mobilnya. Hingga tiba di tingkungan tajam Paula kehilangan kendali dan mobilnya menabrak pohon besar yang sudah tua. Kecelakaan itu, membuat mereka berempat mengalami luka yang cukup serius terutama Khanzah. Ke lima gadis itu dengan segera dilarikan ke rumah sakit pusat oleh warga setempat.

Saat Ibunda Khanzah sedang melaksanakan solat tahajjud, tiba tiba bingkai kecil yang di dalamnya foto Khanzah pun jatuh secara tiba tiba. Soantak ibu nya terkejut dan langsung memeluk foto itu sambil menangis seolah merasakan sesuatu yang dialami putri nya itu. Tiba-tiba telepon rumah berbunyi dan yang menghubunginya ternyata pihak rumah sakit. Ibunda Khanzah sangat terkejut dan segera bergegas menuju rumah sakit Harapan Kasih yang agak jauh dari rumah.

Dokter mengatakan pada ibunda Khanzah bahwa anaknya mengalami kerusakan organ tubuh yang sangat serius. Khanzah butuh donoran hati dan ginjal karena hati dan ginjalnya telah rusak akibat obat obatan da alkohol yang ia konsumsi. Tanpa berfiikir panjang, ibunda Khanzah mau mendonorkan hati dan ginjalnya kepada putri nya itu dan segera menandatangani surat persetujuan dari pihak rumah sakit. 

Sebelum menjalankan operasi pengambilan organ, ibunda Khanzah di izinkan menemui putrinya yang terbaring diruang UGD itu. Ibu pun menggenggam erat tangan Khanzah lalu menciumi dahi nya sambil menangis sambil berdoa untuk putrinya itu. Saat dipanggil untuk operasi, sang ibu berpesan kepada sang doter agar menyampaikan pesan titipannya kepada putri yang di cintainya.Setelah 3 jam berlalu, operasi pun berjalan dengan lancar.

Terdengar suara langkahan kaki seorang perawat dan membuka tirai jendela. Khanzah pun mulai menggerak-gerakkan jari-jarinya ke arah gelas berisi air dan mencoba membuka matanya serta mencoba mengucapkan sesuatu. Perawat itu pun datang menghampiri Khanzah.

“kakak udah sadar? Tadi kakak mau bilang apa? Kakak mau minum? Sini suster bantu..”

“aku tak mau dimanja! Sekarang aku dimana? Mana teman teman ku? Ada apa denganku?”
Tanyanya dengan dengan nada kesal.

“kamu sedang di rumah sakit, teman-teman kamu sudah pulang tadi subuh. Kamu mengalami kerusakkan hati dan ginjal. Tapi tak perlu khawatir, kamu udah dapet donoran hati dan ginjal kok, malah udah dipasang.”

“siapa yang pendonornya?”
Tanya khanzah dengan ekspresi wajah cuek.

“ibu mu..”

Petir  tiba-tiba menyambar hati Khanzah dan mematikan perasaan kesalnya saat perawat itu bilang bahwa pendonornya adalah ibunya sendiri. Khanzah pun  bergegas turun dari ranjang dan berlari menuju lobby untuk menanyakan keberadaan ibunya. Ia pun segera menuju ruang UGD. Dilihat ibunya terbaring dengan selang oksigen di hidungnya. Khanzah tak kuat menahan sakitnya bathi. Ia pun segera menghampiri ibunya dan memeluknya erat-erat sambil menagis tiada henti.

“Ibu jahat! Kenapa ibu tega donorin hati dan ginjal buat Khanza?! Ibu! Maafin Khanza! Khanza emang salah selama ini! Harusnya Khanzah denger kata ibu dari dulu! Maafin Khanzah bu! Maafin khanzah! Kanzah salah banyak sama ibu!”

Tangan ibundanya pun mengelus kepala Khanzah dengan lemas.
“Ib..bbuu.. sayy..yyang.. Khan..zah..”

Dan akhirnya, Ibu meninggalkan Khanzah sambil tersenyum, dan menangis saat  menagatakan kata terakhir untuk Khanzah.
Khanzah tampak menangis histeris melihat ibunya pergi dan tak akan kembali.
                                                            ---Tamat---

You May Also Like

0 komentar