Dear You : Disini , di kota-ku
Akhir tahun, di akhir tahun ada malam pergantian tahun atau
bisa disebut tahun baru. Malam tahun baru
adalah moment terindah yang tidak akan pernah terlewatkan oleh siapapun,
termasuk kamu.
Sebuah pesan datang padaku,
isinya tentang si pengirim tidak bisa datang untuk berlibur ke kota tempat
dimana aku dan dia dulu tinggal. Dulu, aku dan dia tinggal dalam satu kota dan
sekarang hanya aku yang di kota itu. Dia tidak bisa datang karena orang tuanya
yang tinggal satu kota denganku berlibur di tempat dia berada sekarang.
Sekilas, aku mengingat sesuatu. Satu semester lalu, kamu pernah mengajakku
untuk pergi bersama, namun gagal karna saat itu kita saling tidak punya waktu
untuk bertemu. Lalu kamu bilang padaku, mungkin lain kali kita bisa bertemu dan
jalan bersama. Kamu juga bilang, nanti kamu akan datang lagi saat liburan akhir
tahun. Aku menyimpulkan, Dia, si pengirim pesan itu adalah kamu. Aku kira, apa
yang kamu katakan itu sungguh, padahal kenyataannya kamu tidak datang. Aku
sedikit kecewa.
Empat hari menjelang pergantian
tahun, kamu memberi kabar padaku bahwa kamu sedang dalam perjalanan kesini, ke
kota-ku yang juga kota-mu. Aku kurang mengerti maksud dari pesanmu, aku kira
kamu hanya bercanda dan membodoh-bodohi aku lagi. Seolah aku akan mempercayai kamu
karena kamu jadi datang dan aku senang, itu pikirku. Aku tahu kamu bukan
pembohong, tapi kamu tahu kalau aku ini pengharap besar yang mudah sekali
dipermainkan. Aku takut terjatuh lagi. Aku takut jatuh dari sekian harapan. Aku
tidak bisa mengungkapkan.
Aku
Masih
Berharap
Kamu…
Malam,
masih pada hari yang sama, kamu menawarkan aku untuk jalan malam hari. Ini
sulit di percaya karena ini mustahil bagiku. Yang aku tahu, kamu hanya
bercanda, yang aku tahu kamu tetap ada di sana. Kenyataannya, kamu bilang kamu
sudah sampai di kota ini untuk menghabiskan waktu akhir tahun, di kota-ku yang
juga kota-mu. Kota kita.
Pesan darimu, menguras
pikiranku. Ajakanmu laksana berlian berharga, kesempatan yang sangat berharga
kalau dilewatkan. Sekejap, sepercik harapan tumbuh dalam diriku. Aku tak bisa beranjak, aku sulit untuk
menolak, terlebih lagi mencegah..
Tingkahmu
selalu membunuh lingkaran hati dengan anak panah dan busur asmara . Kamu
lakukan dengan mudah membuat hati terbang melayang ke atas langit, membuat hati
tak bisa bernafas di ruang yang luas. Padahal kamu tahu sendiri, aku sering
terjatuh dari harapan. Tapi kamu malah melakukannya lebih dahsyat lagi.
Ini kesempatanku untuk berjumpa denganmu di kota yang sama..
Kota yang seharusnya menjadi sejarah kisahku, bukan kisahmu..
0 komentar