Hijrahkan Diri : Niat
Ketika niat buruk di hapuskan oleh niat untuk berbuat
kebaikan, itu seharusnya patut di banggakan. Karena memudarkan niat yang agak
buruk itu sangat sulit dan berat bagi orang yang belum terbiasa.
Awal tahun , aku sudah mendaftar di universitas yang
jaraknya jauh dari rumahku. Yang berbeda daerah. Dan mau tidak mau harus
berpisah dengan keluarga.
Dengan kondisi kurang baik ini, apakah pantas jauh dari
aturan? Di ingatkan menuju kebaikan saja susah, apalagi jika hidup dalam ke
bebasan, mau jadi seperti apa aku nantinya jika terlalu jauh dari aturan?
Hal-hal buruk sudah terbayang, apakah aku akan mengikuti
tren anak muda masa kini yang agak melenceng atau bagaimana. Lalu membuat
orangtua dan keluargaku kecewa.
Ternyata sedikit niat baik tumbuh dalam benakku. Aku
melanjutkan pendidikan yang jaraknya jauh serta biaya yang tinggi, yang tidak
semua orang bisa menyanggupinya, maka aku harus bersyukur.
Ku mantapkan diri dalam hati sebelum aku pergi dari rumah.
Disana, aku harus menjadi pribadi yang bersyukur,selalu berintropeksi diri, dan
menjaga apa yang harus dijaga. Paling utama, membuat orang tua bangga. Karena
sebesar apapun pemberian orang tua kepada anaknya, kita sabagai anak tidak akan
pernah bisa membalasnya, maka dari itu, wajib sebagai anak adalah membahagiakan
dan membuat orang tua bangga.
Niat berhijrah sudah mulai tumbuh dari rumah, dari keluarga,
dari lantunan pembicaraan orang tua setiap waktu yang menyuruh berhijrah. Namun
hati ini masih beku, sulit untuk mencairkannya.
Yang terpenting, niat baik sudah berhasil menghapuskan niat
keburukan yang ada dalam diri. Niat itu ada jauh sebelum aku berdiri di tempat
aku mencari ilmu di tempat yang jauh dari rumah.
0 komentar