facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Journal
    • Students Tel-U
  • Portfolio
  • YouTube
  • Instagram

Tanpa Batas

Berani Bermimpi - Berani Melangkah - Berani Mewujudkan!

Perihal hati yang baru saja meninggalkan potongannya. Untuk kali pertama dia pergi tanpa kejelasan. Dengan jawaban yang hadir tanpa alasan, tanpa tanya yang tak memecah kebimbangan. Rasa miliknya terhempas begitu saja dalam keyakinan yang membuatnya serba salah.

Januari hadir dalam tengah kebisuan. Angin malam mengalir mengusik ketenangan dedaunan. Sekilas beberapa episode kenangan terputar dalam memori ingatan. Aku mendesah panjang.

Sejak matahari mengundang bulan untuk menemani langit kemarin, mulailah aku menyadari bahwa perasaan kian pupus karena kerinduan menemaninya.

Kerinduan?

Benar, rindu dalam diam kian membisu tak ingin angkat bicara. Raganya tak ingin banyak mengutarakan pada pekerjaan. Jiwanya rapuh begitu teringat akan potongan hati yang di tinggalkan. Tentang perasaan yang pernah membentuk hati menjadi utuh tanpa pernah mencoba untuk disatukan. Hanya karena keyakinan, hati itu terpotong menjadi dua bagian, sepotong hati untukmu dan potongan hati padaku.

Kristal-kristal air kabarnya jatuh dari potongan hati yang di tinggalkan, aku hanya bisa diam membisu sejuta bahasa karena potongan hati yang ada padaku merasakan hal yang sama, namun tak ingin menjatuhkan beberapa kristal air sedikitpun. Sebab hujannya hati tak akan mengakhiri sebuah perasaan yang butuh kejelasan, rindu.

Tak ada kata penyesalan untuk sebuah keyakinan dan tak ada kata terlambat untuk menyakinkan keadaan. Dalam diam sunyi, aku selalu mengutarakan agar sepotong hati yang ditinggalkan padamu selalu tetap pada satu tujuan. Soal perasaan, kita saling tahu satu sama lain bahwa pertemuan bukan suatu kebetulan. Kita berada pada jarak yang terpisah meski ada di bawah langit yang sama, berpadu dalam rindu.



“Bila keyakinanku datang, kasih bukan sekedar cinta

Pengorbanan cinta yang agung, ku pertaruhkan..”

Rossa- Ayat-Ayat Cinta



Potongan hati yang ada padaku hanya menginginkan perasaan murni yang dapat membuat hati utuh dengan cinta abadi, maka dari itu aku berani pertaruhkan seluruhnya pada apa yang aku yakinkan. Perihal meninggalkan potongan hati yang ada padamu adalah segores rencana kecil yang aku lakukan agar bisa kudapatkan perasaan yang sempurna tanpa sentuhan. Tak ingin menodai potongan hati, begitulah maksudku.



Jika rindu tetap menghantui, anggap saja rintangan gelombang ombak sedang bergerak yang harus dilalui dengan kekuatan yang sangat teramat kuat.



Percayalah,potongan hati pasti akan selalu punya potongan hati yang lain untuk disatukan yang akan menjadi tempat kembali untuk menjadi utuh. Dalam ikatan cinta dengan perasaan murni yang berpadu.

Salam cinta dari sepotong hati yang meninggalkan sedang dalam rindu berat pada potongan hati nya yang dia tinggalkan dengan keyakinannya.
21.39.00 No komentar


Ahad, 4 desember 2016

Closing Al-Fatih 2016

Kala itu,saya mengikuti kajian mengenai pentingnya dakwah di kalangan organisasi ,khususnya sebagai lembaga dakwah kampus. Sebagai calon-anggota atau anggota LDK, mustinya paham betul mengenai ini, karena sudah tentunya kewajiban seorang muslim adalah berdakwah. Tanpa adanya dakwah di lingkungan kampus, seorang mahasiswa akan mudah terpengaruh dengan lingkungan negatif yang sedang menjadi budaya tren mahasiswa masa kini. Di jalan dakwah harus ada regenerasi,karena tidak mungkin senior-senior ldk yang sudah akan lulus menjalani dakwah. Maka dari itu sebagai mahaiswa muda, di beri tanggung jawab untuk tidak menjadi generasi yang memutus mata rantai dakwah.

Pada kali ini, saya akan membuat artikel tentang apa yang saya pahami mengenai salah satu jawaban dari pertanyaan dalam sesi tanya jawab pada saat itu, dan mudah-mudahan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pembaca yang memahaminya.

Berdakwah saat melihat kemungkaran.

Sebagai mahasiswa atau juga mahasiswi ,saat kita sedang menghadapi seorang teman yang sedang galau karena cinta, ajaklah dia menuju kebaikan yang baik untuknya dan untuk diri kita juga sebagai bonusnya.

“Aku di anggap ‘PHP’ sama dia, ukh...”

Teman kita mengeluh, itu artinya dia butuh bantuan berupa nasihat yang membangun dan menunjukan kepada arah yang baik. Sebagai teman seorang muslim, alangkah baiknya menuntun teman kita yang sedang dilanda kebimbangan hati ini adalah dengan membuat hatinya tenang akan ucapan yang kita sampaikan sebagai nasihat tentunya.Temanmu butuh nasihat baik, ruh nya butuh amal jariyah maka ajaklah dia menuju hal yang baik.

Wahai teman yang sedang ‘galau’ karena soal percintaan, kamu perlu mencintai diri kamu terlebih dahulu. Dirimu sangat berharga, sayang sekali kamu sedih hanya karena si-dia menganggap kamu “Pemberi Harapan Palsu” saat kamu sedikit menjauh darinya. Lantas yang perlu kamu lakukan adalah berdiri tetap pada pendirian mu, pada kata nurani hatimu yang menunjukkan itu baik dan apa yang kamu lakukan benar. Tanamkan pada dirimu bahwa menjauh itu lebih baik dari pada mendekat. Dalam artian , kamu akan menang saat menjauhi fitnah yang ada diantara cinta dalam hatimu.



Alangkah baiknya jika kita menuntun teman kita menuju kebenaran dan apabila dia mau mendengar tentang kebaikan yang kita sampaikan, maka kita dapat bonus tambahan kebaikan yang kita kumpulkan. Apalagi jika dia melakukan kebenaran yang kamu sampaikan itu, bahagia sekali bukan? Melihat teman melakukan kebenaran dan kebaikan mengalir banyak kepada kita sendiri.

Ternyata, islam itu indah ya...

Tapi, bagaimana jika ternyata ucapan kebaikan yang kamu sampaikan pada temanmu itu terkubur dengan nasihat lain dari temannya yang lain misalnya. Mereka mengajak temanmu untuk membuat kepastian dan mendorong temanmu untuk segera berbuat sesuatu pada si-dia yang terpaut jatuh cinta. Sudah jelas , yang kamu lihat itu adalah kemungkaran. Mereka berkata pada temanmu agar memperbaiki hubungan kedekatannya, memberi kepastian pada lawan jenisnya itu. Mereka mendorong temanmu untuk terus menjadi budak cinta yang belum tentu di ridhai oleh sang pemilik hati. Tentulah yang di ucapkan mereka memang kurang baik dan merugi dalam pandanganmu, tapi temanmu itu sedang dilanda kebimbangan itu belum dapat menentukan mana yang benar dan mana yang salah.

Bila kamu ingin mengajaknya dalam kebaikan, dan kamu melihat ada kesalahan di hadapannya, maka singkirkanlah kesalahan itu. Sebab kita tidak bisa diam saat melihat kemungkaran ada di hadapan kita. Sebab dakwah akan selalu harus di lakukan saat kita dihadapkan kemungkaran. Jika tidak ada gerakan yang kita lakukan setelahnya, keburukan yang teman kita dapatkan itu akan mengalir pada diri kita karena tidak berusaha memperbaiki kesalahannya lagi. Dan apabila yang temanmu itu lakukan adalah keburukan yang dia dengarkan,maka keburukan akan mengalir pada temamu, pada mereka yang menyampaikan, dan pada kita yang melihat tahu tapi tak bertindak.

Sebab sebaik-baiknya teman ialah yang mau mengajak dan menuntun kebaikan untukmu di dunia dan menyelamatkan kamu di akhirat, bukan yang memaksamu untuk menuruti apa yang dia ucapkan untuk mencintai dunia dan berbuat kesalahan yang jelas salah dimata pencipta-Nya.

Saya mohon maaf telah banyak kekurangan dalam penulisan ini, karena kebenaran hanya milih Allah semata. Terimakasih ;) (HK)

19.02.00 No komentar

Laki-Laki yang kurang aktif di Instagram itu keren!



Bismillahirohmahnirohim, Blog kali ini saya tulis sesuai dengan opini saya dari pandangan dunia islami, olah pikir dari permasalahan dalam dunia kehidupan yang saya yakini kebenarannya menurut pemahaman saya sendiri dari berbagai ilmu yang saya dapatkan.



Sosial Media, memiliki arti dan maksud dengan pengartian kata ‘Sosial’ : hubungan bermasyarakat, dan ‘media’ : tempat / sarana. Jadi apa sih tujuan dari social media itu? Ya, menurut saya social media itu adalah sarana hubungan bermasyarakat melalui internet dengan memanfaatkan kecangghan teknologi di zaman yang sangat modern ini.

Namun, jujur yang saya lihat dan rasakan secara tidak langsung, pada saat ini media social manapun dijadikan ‘wahana membanggakan diri’ bukan ‘media hubungan bermasyarakat’. Dan tentunya, memang saya akui sendiri saya adalah penggila social media. Social media dapat dikatakan baik jika apa yang ditujuan dan di gunakan secara baik, dan itu kembali kedalam diri masing-masing.

Menanggapi mengenai social media, di zaman sekarang apabila ada seseorang tidak memiliki satu akun di salah satu nya, dianggap ‘kuno’.

Mengapa?

Karena si penganggap kuno ini merasa teman nya itu sudah ketinggalan zaman, karena ini adalah zaman modern yang segala aktivitas dilakukan dalam social media.

Yang ingin sekali saya tuangi, adalah mngenai Instagram.

Terutama kaum laki-laki. Saya sering menemukan beberapa orang yang hanya sekedar kenal saat teman nya bertanya, “nama ig antum apa, akh?” , maka laki-laki tersebut berkata : “afwan , ana tidak punya akun instagram, akh.”

Bukan hanya sekali-dua kali yang pernah saya dengar/ lihat ucapan seperti itu, bahkan berkali-kali. Saya yakin, yang mendengar jawaban seperti itu, pati tentunya berpikiran bahwa sang penjawab adalah manusia kuno yang tidak modern. Kamu punya pengetahuan apa jika memang menduga-duga dia seperti itu? Siapa tahu mereka yang tidak memiliki Instagram adalah orang yang focus memperjuangkan realita kehidupan nyata dengan pengetahuan yang lebih layak dari pada kamu.

Tidak mengenai hal ‘tidak punya’ akun Instagram, ternyata juga ada yang memiliki akun namun tak pernah memposting apapun.

Pasti kamu bertanya-tanya atau mengusik pikiran mu dengan mempermasalahkan kenapa dia tidak pernah posting apapun kan? Sebenarnya tadinya saya juga berfikir seperti itu.

Dengan latar belakang permasalahan diatas, saya akan menyimpulkan sesuai pengetahuan dan pendapat menurut saya sendiri.

Dan ketika lelaki itu di tanya oleh perempuan tentang istagramnya yang baru saja ingin di follow,

“Afwan, ana gak punya akun Instagram, Ukh…

Laki-laki yang seperti ini patut di hargai dan di contohkan, mengapa?

Ada banyak alasan mengapa dia tidak memiliki akun instagram.

Hal pertama adalah dia tidak ingin membuang banyak waktu dengan dunia maya, apalagi sibuk dengan gadget tiap saat. Bisa jadi para non register Instagram ini sedang menyibukkan diri di dunia nyata. Atau mungkin juga sendang ada di dunia nyata dengan pendekatan menuju akhirat, seperti berdiam diri di masjid, membaca al-qur’an , atau sedang rajin mengikuti kajian dakwah di majelis , dsb. Ini patut di banggakan dan dinilai baik, bukan diniai dengan ocehan “ah ketinggalan jaman nih !”

Ada sedikit hadis nya mengenai ini,

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:

”Keuntungan terbesar di dunia adalah engkau menyibukkan dirimu setiap saat dengan sesuatu yang paling utama dan bermanfaat untuk kehidupan akherat. Bagaimana dikatakan berakal seseorang yang menjual Surga dan kenikmatan di dalamnya dengan syahwat (kesenangan dunia) yang hanya sesaat.”

Beliau juga berkata:

 ”Menyia-nyiakan waktu lebih lebih berbahaya dari pada kematian, karena menyia-nyiakan waktu memutuskanmu dari Allah dan akherat, sedangkan kematian memtuskanmu dari dunia dan penghuninya.”



Hal kedua adalah menjauhkan diri dari hal yang membuat rasa ujub atau mengagumi diri sendiri . Kapan terjadinya ujub? Yaitu saat merasa memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain. Faktor terjadinya sifat ujub ini adalah karena banyak di puji orang dan semakin banyak dikenal dalam jejaring social. Kamu tau sendiri kan kalau dunia Instagram saat ini seperti apa? Ya, terlalu banyak foto selfie yang di puji,lalu ketergantungan. Memotret wajah diri sendiri menggunakan kamera smartphone lalu di post dengan kata-kata puitis yang kurang sesuai dengan maksud foto selfie-nya. Kamu setuju? Tentu tidak. Saya sangat setuju karena saya pernah melakukannya. Rasa ingin menunjukkan sesuatu agar diakui itu merupakan salah satu sifat manusia penghuni istagram. Dan alasan mengapa para non register Instagram tidak memiliki akun ialah menghindari sifat yang kurang baik tersebut.

“tiga hal yang membinasakan : kekikiran yang diperturutkan,hawa nafsu yang di umbar dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Thobroni)



Hal ketiga adalah menahan diri dari perbuatan zina. Ini yang harus di perhatikan oleh kamu jika kamu mengakui agama kamu adalah islam. Kenapa saya megatakan perbuatan zina? Mari kita simak.

Dalam sehari, banyak juta-ribuan foto yang terunggah dalam Instagram dan bermunculan di Explore atau beranda akun pribadi, dan rata-rata isinya adalah foto selfie wanita. Zina mata dan zina hati mungkin saja terjadi saat seorang laki-laki/ikhwan melihat selfie seorang gadis yang tanpa menutup auratnya dengan gaya yang sangat menarik, dan itu mengundang syahwat. Zina lain nya adalah zina perkataan, jika bukan dari mulut datangnya, maka dari tulisan yang di ketik dengan tangan oleh pikiran dari hati yang berasal dari pandangan alias komentar dalam foto aurat tersebut dengan kata pujian . Zina tidak hanya satu, tapi banyak macamya. Dan dalam penggunaan Instagram, terdapat banyak zina yang bias di lakukan oleh pengguna akunnya, terutama laki-laki / ikhwan yang mudah tergoda. Zina itu dosa dan haram hukumnya. Apalagi memandangi banyak gadis yang berfoto selfie tanpa menutup aurat, itu sangat berbahaya sebab menggoyahkan iman seorang laki-laki. Nah jadi itulah mengapa sebagian laki-laki kurang tertarik untuk memiliki akun istagram, yaitu agar pandangan dan hatinya terjaga. Berikut ada firman Allah S.W.T yang mengenai anjuran untuk mengatasi zina yang terdapat di Instagram ini :

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS.An-Nur [24] :30)

Menahan pandangan, ya seperti itulah.

Saya ada sedikit tambahan dari pandangan sebagai seorang muslim, mengenai ini.

Banyak yang mengabaikan mengenai ini, komentar-komentar yang biasa di cantumkan kedalam kolom komentar foto seorang gadis yang cantik tanpa menutup aurat dari para lelaki muslim,bisa dikatakan zina dan dosa dari para lelaki di tanggung oleh si pemilik foto.

“wah cantik” ,”manis”, “bikin diabetes”,”subhanallah”,”gak nahan”

Tidak kah sebagai lelaki merasa kasihan terhadap gadis yang penuh dosa?
Alangkah baiknya jika komentar dengan kata yang membuat diri menabung keburukan itu diganti dengan kata-kata mengajak kebaikan, seperti :

“alangkah lebih indah bila auratnya di tutupi” , atau sebagainya yang membuat diri berkata baik dan mengajak orang menjadi lebih baik, bukan menjadi tambah buruk.

Saya sendiri, cukup sedih apabila melihat ikhwan/laki-laki berkomentar dengan perkataan seperti yang di awal tadi, karena dengan mudahnya melontarkan kata sanjungan kepada perempuan manapun.

Dan saya, merasa salut kepada ikhwan atau laki-laki yang sudah berkomitmen untuk tidak memiliki banyak koleksi akun social media ataupun yang memang kurang berminat untuk sibuk dengan social media. Mereka adalah pemuda yang hebat, karena bisa meninggalkan hal yang mengundang sepercik kerugian pada diri mereka. Semoga orang-orang ini tetap dilindungi Allah, sebaagaimana mereka telah menjaga mata,hati,dan lisannya.
Saya mohon maaf telah banyak kekurangan dalam penulisan ini, karena kebenaran hanya milih Allah semata. Terimakasih ;) (HK) 
01.03.00 1 komentar
Newer Posts
Older Posts

Tentang Saya

Hanifa Khoirunnisaa

Mahasiswa D3 Teknik Informatika
Video Editor, Writer , Designer Graph.
Tobe a Creativepreneur!

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

  • Pengalaman SIPENMARU POLTEKKES Bandung 2015/2016
  • Sleep Walking : Sementara kah?
  • Lagu itu : mengingatkan aku kepada seseorang

Blog Archive

  • ►  2019 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2017 (15)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Februari (1)
    • ▼  Januari (3)
      • Potongan Hati Berbicara
      • Saat Jatuh Cinta : Temanmu
      • Laki-Laki Keren Tanpa Sosial Media : Instagram
  • ►  2016 (11)
    • ►  September (3)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
  • ►  2015 (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2014 (6)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2013 (2)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2012 (8)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Februari (3)

Social Media

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates