Kajian Pra-Nikah : Alur menikah, bukan jatuh cinta dahulu...

by - 01.57.00

Kamis, 2 Februari 2017, Kajian Pra Nikah
Masjid Syamsul ‘Ulum

Dibawah langit gelap berhiaskan bintang, hati dan pikiran bisa terang karna mengikuti kajian.
Tak selamanya kegelapan itu akan selalu gelap, terutama kegelapan hati yang katanya sering gelap karena galau terus. Biasanya, di masa-masa remaja, sering sekali mendengar ‘hati yang gelap’. Sebenarnya ada sedikit cara sederhana untuk ‘menerangi’ si hati ini lho.
Ya, mengikuti kajian.
Aduhhh kok kajian sih? Emang apa manfaatnya? Harus ya ikut kajian?.
Wah wah, pasti kebanyakan banyak yang bertanya seperti itu kan? Tenang, kajian tidak akan menyakiti kok hehe. Sebenarnya ruh yang di titipkan dalam tubuh kita ini butuh ilmu dan dakwah , jadi itu sedikit alasan mengapa butuh yang namanya kajian.

So, malam ini, ada kajian yang rutin diadakan setiap kamis malamnya di Masjid Syamsul ‘Ulum yang bertempat di kampus tempat saya kuliah, Telkom University. Kali ini kajian yang dibawakan oleh Pak Reza Noor Umboro S, HI., MM.Pd.I membahas mengenai pra-nikah .
Lho? Kok tentang nikah sih? Kan masih sekolah, masih kuliah.. kok bahasnya tentang pernikahan?

Pernikahan itu bukan hanya sekedar menikah lho, menikah juga ada ilmunya. Nah, disini kita diberi pemahaman bagaimana cara kita bertindak mengenai hakikat cinta yang halal dan mengikuti ajaran sunnah agama .

Sebagai pembukaan, dan penjelasan awal mengenai cinta, perlu di pahami bahwa cinta adalah perasaan kasih sayang yang suci dan indah.
Dijelaskanlah ayat dari surah An-Nisa ayat 1 :
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ

Pada ayat tersebut, di jelaskan lebih rinci lagi.
وَاتَّقُو
Memiliki arti “taqwa”
وَالْأَرْحَام
Memiliki arti “kasih sayang”
Adapun di sambung dengan pembahasan surat selanjutnya yaitu surah Ar-Rum ayat 21 :
لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا
Yang memiliki arti “condong merasa tenang”

Cara mendapatkan ketenangan hati adalah dengan kasih sayang yang di dasarkan dengan ketaqwaan (rasa takut)

Cara bertaqwa untuk mendapatkan kasih sayang ialah dengan :
  1. Shalat
  2. Menyibukkan diri
    Yang di maksud menyibukkan diri ialah dengan menuntut ilmu (kuliah) dan juga usaha (mendapatkan penghasilan)

Alur menikah, bukan jatuh cinta dahulu...
Sebab jatuh cinta itu yang akan di bentuk dalam keluarga sakinah, disebut kasih sayang.
Dan menikah itu tidak membutuhkan kasih sayang, tapi ketaqwaan.

Adapun beberapa hal yang sangat mempengaruhi kecondongan akan rasa tenang seorang muslim dalam pernikahan yang perlu di perhatikan untuk membentuk sakinah, yaitu :
1. Penglihatan.
Apabila seorang suami pergi keluar rumah , lalu pandangannya sulit di jaga, maka kembalilah ia ke rumahnya lalu menemui istrinya. Hal ini berkaitan dengan bahwasannya seorang wanita yang keluar rumah itu selalu di penuhi setan untuk mendapatkan perhatian dari lawan jenisnya. Maka dari itu seorang lelaki harus bisa menjaga penglihatannya, untu menjadi tenang.

2.Pendengaran
Tidak mendengarkan aib masing-masing pasangan, sebab dengan adanya aib yang di perdengarkan, akan timbulnya masalah dalam ketenangan.

3. Penciuman.
Berhati-hati dalam penggunaan wewangian yang bisa menimbulkan adanya masalah dalam ketenangan. Maka dianjurkan bagi kaum wanita apa bila hendak bepergian tidak menggunakan wewangian yang berlebih. Jadi harus saling mengerti satu sama lain.

4.Perut.
Hal ini berkaitan dengan ekonomi, karena jika adanya masalah disini sakinah bisa terganggu.

5.Bawah Perut.

Menikah juga memiliki misi, yaitu :
1.Bernilai Dakwah.
Ialah menjadi pusat perhatian atau kekuatan lahir batin yang ingin menjadi contoh bagi muslim yang lainnya.
2. Fiqiyyah : Berlakum hukum.
  • Wajib : pernikahan bernilai wajib apabila telah siap lahir dan batin yang sudah merasa sangat mendesak dan tidak bisa di tahankan.
  • Sunnah : pernikahan bernilai sunnah apabila telah siap lahir dan batin tapi belum  merasa sangat mendesak dan pada intiya, masih bia mnahan hawa nafsu
  • Haram :  pernikahan bernilai haram apabila pernikahan tersebut tidak berdasarkan sunnah.
3.Tarbiyyah :pembentukkan jiwa dan diri
1.Pada konteksnya,suami dan istri mesti saling mendukung dalam melakukan pekerjaan apapun. 
Tujuan pernikahan (dari beberapa mahasiswa Tel-U) adalah :
  1. Menjauhkan diri dari maksiat
  2. Menyempurnakan agama
  3. Re-generasi

Adapun pertanyaan dari ikhwan dan akhwat di penghujung acara kajian ini. Tapi saya mau bahas seputar itu di tulisan selanjutnya.
Oh iya, setiap peserta kajian pada penghujung acara di Masjid Syamsul ‘Ulum ini suka di beri minuman berupa segelas coklat panas lho..
Kebayangkan asyiknya ikutan kajian itu seperti apa? Pokoknya gak akan ada ruginya deh.
Terimakasih untuk pembaca yang senantiasa mau membaca sampai ujung tulisan ini, kurang lebihnya mohon maaf ya ..

You May Also Like

0 komentar