facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Journal
    • Students Tel-U
  • Portfolio
  • YouTube
  • Instagram

Tanpa Batas

Berani Bermimpi - Berani Melangkah - Berani Mewujudkan!


Pasangan hidup impian.

Perempuan mana yang tak mendambakan sesosok keturunan adam yang seperti Muzammil?
Tentu rata-rata perempuan yang beriman mungkin bisa saja mendambakan yang seperti itu.

Shaleh, rajin ibadah, hafizh qur’an , terjaga. Siapa yang tak mendambakan kehidupan surga dunia bersamanya?
(Hehe apasih han)

Terkadang, kenyataan memang tidak sesuai dengan keinginan. Kita sebagai hamba Allah hanya harus berserah diri dan meminta padanya agar diberikan yang terbaik untuk kehidupan. Karena apa yang baik bagi kita, belum tentu itu yang terbaik untuk kehidupan kita.

Soal pasangan hidup, pasti saja dalam benak hati di dalam sana menginginkan yang sempurna. Tapi kita harus sadar diri, kalau jodoh itu adalah cerminan diri kita. Dimana kita menjadi orang yang baik, maka jodoh kita yang baik pula. Dan jika kita menjadi orang jahat, jodoh kita akan yang jahat juga.

Saya sebagai perempuan hanya mendambakan pasangan hidup yang ada iman di hatinya. Ya, lelaki yang beriman. Karena saya percaya, dengan iman yang kuat, segala segi kehidupannya akan baik.

Dia beriman, lalu dia berjudi. Itu tidak mungkin.

Dia beriman, lalu dia mencuri. Itu tidak mungkin.

Dia beriman, lalu dia membunuh. Itu tidak mungkin.

Karena orang yang beriman, akan tahu apa yang baik dan bermanfaat bagi kehidupannya juga taat dengan apa yang diperintahkan oleh Allah.

Sebab, orang yang beriman memiliki rasa takut di dalam hatinya jika melakukan kesalahan baik kesalahan besar ataupun kecil. Melakukan ketaatan dengan membaca al-qur’an pun termasuk ciri yang beriman, sebab ia yakin bahwa al-qur’an adalah pelengkap,penyempurna, dan pedoman kehidupannya. Selain itu juga orang yang beriman akan selalu menyerahkan segala urusannya kepada Allah, sehingga hatinya tenang dan kehidupannya pun tentram dan juga senang membagikan sebagian hartanya untuk sedekah.

Ibuku pernah berkata, jika terdapat lelaki di suatu rumah lalu lelaki tersebut jarang ataupun bahkan tidak shalat di masjid padahal dia mampu, Rasul mengancam rumahnya dan isinya itu (keberkahan,istri, anak, atau saudara yg tinggal di rumahnya) di bakar api neraka di akhirat nanti. 

Saya sempat kurang percaya, karena bukan kah bisa saja setiap orang shalat di manapun termasuk rumahnya? . Ternyata iya itu memang betul, tapi seorang lelaki diwajibkan untuk berjamaah. Terlebih lagi di masjid.

Ada dalilnya tentang ancaman Rasulullah SAW.

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Sungguh, aku pernah bertekad untuk menyuruh orang membawa kayu bakar dan menyalakannya, kemudian aku akan perintahkan orang untuk mengumandangkan adzan untuk shalat [berjama'ah] kemudian akan aku suruh salah seorang untuk mengimami orang-orang [jama'ah] yang ada lalu aku akan berangkat mencari para lelaki yang tidak ikut shalat berjama’ah itu supaya aku bisa membakar rumah-rumah mereka.” (HR. Bukhari [644] dan Muslim [651]).

Ya, saya menginginkan pasangan hidup yang beriman, yang selalu mendirikan shalat wajibnya berjamaah di masjid dan mencintai Allah & Rasul.

Cinta saya tidak di nomor satukan? Cintanya terhadap saya hanya sebesar biji jagung? Cintanya terhadap saya tidak banyak?

Tak apa, saya rela,sebab saya menerima itu. Jikalau dia memang memberikan seluruh cintanya kepada Allah dan Rasul. Dan bukankah posisi saya itu ada di urutan bawah ya sebagai istri? (hehehe)
Ya, Mencintai karena Allah. Mencintai karena mengharap Ridha Allah.

Lalu? Apakah saya tidak mendambakan lelaki yang tampan dan kaya dengan pekerjaan dan jabatan yang terpandang?

Bagi saya, itu hanya bonus.

Tampan, kelebihan fisik bagi saya itu bukan apa-apa. Sebab tidak akan seseorang mempunyai kelebihan melainkan atas seizin Allah. Berarti tampan, milik Allah? Memang.

Jikalau menua, ketampanan akan luntur, semua kulit akan menjadi keriput, dan jika meninggal akan bersatu dengan tanah , bukan?

Jikalau saya memilih pasangan hidup atas dasar fisik, suatu saat saya akan meninggalkannya sebab ia sudah tidak tampan lagi secara tidak disengaja. Kenapa? Karena saya hanya menikmati ketampanannya, bukan dirinya.

Kaya, kelebihan harta adalah suatu kemajuan? Ya, bila semua berada di jalan Allah. Tapi, bagi saya harta bukan segalanya. Karena tidak akan ada harta yang dimiliki kita melainkan atas seizin Allah. Sebab, Allah sudah mengatur rezeki makhluk-Nya. Untuk apa memiliki banyak harta bila didapatkan dari usaha yang jelek? Semisal mencuri, riba, dan hutang? Ya, memang nikmat, tapi tak ada keberkahannya.

Rasulullah, mencintai umatnya,  dengan cinta yang begitu besar meskipun keimanan dalam hati umatnya hanya seukur biji kurma, biji jagung, bahkan biji zarah.
Betapa sombongnya kita, jika kita mencintai ciptaan-Nya jika hanya menginginkan seseorang dengan takar keimanannya yang sempurna.

Saya hanya menginginkan pasangan hidup yang beriman. Yang ada iman di hatinya, entah sebesar apa.

Yang mau diajak menuju kebaikan, yang mau belajar bersama untuk meraih keridhaan.
Yang mau menerima kekurangan saya.
Yang mau menerima apa adanya diri saya.
Hanya karena Allah.

Lalu ternyata dia hafizh dengan hafalan 30 juz? Wah itu mah bonus.

Saya tidak menuntut yang hafalannya banyak, yang infaknya banyak, yang tahajjud nya banyak. Itu cuma bonus.

Bukankah tidak semua orang sama? bukankah setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing?
Tapi saya percaya, setiap orang punya kemampuan untuk menjadi lebih baik.

Hijrah, perjalanan untuk menjadi lebih baik. Hidayah memang tak kenal tempat dan tak kenal waktu, caranya? Di jemput, bukan di tunggu.


Tapi, bukankah lebih indah jika menjemput hidayah dan berhijrah bersama-sama?
11.04.00 1 komentar

Rumah tangga impian.

Saya hanyalah seorang mahasiswi, tapi  tak ada salahnya kan jika berekspektasi kehidupan masa depan?

Jikalau saya memiliki pasangan hidup,

Saya hanya menginginkan diri saya sendiri untuk bekerja di rumah. Menjaga hartanya dan menjaga diri saya yang dimilikinya, juga menjaga hatinya.

Saya tak cukup pandai memasak, namun saya punya keinginan untuk mempunyai usaha catering dengan bahan-bahan yang halal, kalau usahanya lancar, saya bisa rekrut ibu-ibu rumah tangga atau mengajar para gadis-gadis yang kurang terampil, bukankah itu pekerjaan mulia? Belajar ilmu dan berbagi.

Saya tak cukup pandai dalam mengajar, namun saya punya keinginan juga untuk menjadi seorang guru, juga sekaligus mendirikan rumah belajar gratis untuk anak anak usia sekolah yang kurang memahami pelajaran, minimal hanya untuk anak-anak di wilayah sekitar rumah nanti.

Saya tak cukup pandai dalam menjahit, namun saya punya keinginan untuk mempunyai sebuah butik dengan pakaian syar’i yang sebagian keuntungannya di donasikan kepada panti asuhan atau di berikan langsung kepada anak-anak yatim.

Saya tak cukup pandai dalam mendesign, namun saya punya keinginan untuk membuka toko merchandise dengan design yang di buat sendiri dengan sentuhan islami di dalamnya, agar dakwah bisa terealisasi juga.

Saya mempunyai banyak ide dan keinginan untuk membangun pekerjaan di dalam rumah sendiri. Saya ingin keberkahan menyertai keluarga kecil saya, jauh dari hutang dan riba.

Kenapa saya tak ingin menjadi wanita karir? Karena saya hanya ingin dirumah, saya ingin membangun suatu istana dengan kenyamanan yang sangat hangat teruntuk keluarga kecil saya. Karena, saya percaya seorang wanita punya peran yang sangat menakjubkan untuk menghiasi apa yang ada di rumahnya.

Jikalau nanti pendamping saya hanya seorang buruh pabrik, tak apa, asal tidak berunsur riba dan pabriknya menjual produk yang halal.

Jikalau nanti pendamping saya hanya seorang tukang jasa antar, tak apa, asalkan penghasilannya halal.

Jikalau nanti pendamping saya seorang pekerja kantoran, tak apa, asalkan dia bisa bertanggung jawab dengan apa yang dia kerjakan dan hasilnya halal.

Jikalau nanti pendamping saya dalam keadaan terpuruk, saya akan berkata padanya : “Mas, rezeki Allah sudah atur semuanya, kita Cuma cukup berusaha untuk mendapatkannya. Jangan pernah takut hanya karena kehilangan pekerjaan, jangan takut hanya karena gaji kecil. Bukan kah yang kita cari di dunia ini hanya keberkahan? Keberkahan pasti akan diberikan jika ada usaha.”

Menjadi pendamping yang mensupport, itu adalah impian saya.

Dalam impian masa depan keluarga kecil saya, saya hanya ingin keluarga saya terjaga baik kesehatan mental maupun fisik. Jadi saya juga ingin memelihara psikologi keluarga saya. Karena, apabila kesalahan terjadi dan merusak psikologi keluarga, maka hancurlah suasana damai.

Saya ingin menghidupkan keluarga saya dalam kecintaan,kasih sayang, disiplin, dan religius.

Bangun diwaktu sepertiga malam untuk shalat tahajjud,

Mandi sebelum adzan shubuh,

Mendirikan shalat shubuh tepat waktu,

Setelah shalat subuh, muhasabah, kultum, dan dzikir pagi.

Paginya, Bersih-bersih rumah lalu menyiapkan sarapan untuk anak dan suami.

Setelah mengurusi suami yang berangkat kerja, lanjut mencuci pakaian.

Sedikit melewati pagi, menjalani shalat dhuha dan tilawah.

Siang-sore menunggu suami, entah bekerja atau mengurus anak.

Karena setiap shalat wajibnya suami di masjid, maka menunggu pulang Isya.

Ba’da isya, Learning together,Let’s Play Together (Quality Time)

Menjelang pukul 9, Muhasabah diri lagi dan melakukan sunnah sebelum tidur.

Itu hanya sekedar rangkaian harian dari impian saya di masa depan.

Saya tak ingin mengabaikan sedetikpun kebersamaan.

Tulisan ini, saya tulis karena saya mendambakannya. Saya ingin mewujudkannya. Karena saya tidak ingin kehidupan masa kecil dan masa muda saya terulang. Maka dari itu , saya selalu belajar dari setiap pengalaman saya.

Ini baru mengenai rumah tangga impian, belum lagi mengenai keluarga impian, suami impian dan anak impian (walahhhh)


Next Episode yaaa;)
00.07.00 No komentar

Pada tulisan kali ini, saya ingin berbagi mengenai salah satu penyakit yang kurang dikenal oleh banyak orang, tapi ini nyata adanya. Psoriasis. Pasti banyak yang belum pernah tahu apa itu psoriasis. Sedikit yang saya tahu, Psoriasis mungkin salah satu jenis eksim dari berbagai macam jenis eksim. Eksim, yang biasa di sebut sebagai penyakit yang terdapat pada kulit.

Sore itu, saya menuju meja yang ada di lobby fakultas saya berkuliah, ingin mendaftarkan diri dalam acara leadership tingkat prodi, lalu di lembar formulir terdapat kolom ‘Riwayat Penyakit’ , saya berfikir sebentar, kalau saya tulis semua riwayat penyakit saya (yang tidak ada hubugannya dengan pelatihan), pasti tidaklah penting. Lalu saya pun hanya mengisi ‘Vertigo’ dan ‘Psoriasis’ . Setelah lembaran itu terisi semua dengan data diri saya, panitia yang melayani pun sedikit berbincang dengan saya,ada 4 orang panitia kalau tidak salah. Lalu salah satunya bertanya ‘Psoriasis itu apa?’ , ‘eh iya, baru pertama kali denger, apa ya...’ . Saya hanya tertawa kecil dan sedikit bergurau dengan panitia tersebut agar membuktikan kebenaran sendiri mengenai psoriasis di Internet. Bukankah di Internet ilmunya begitu luas? Terlebih lagi ada mesin pencarian yang bisa tahu segalanya.

Kembali memutar waktu, kelas 3 SMP semester 1 tahun 2011.
Saya sungguh tidak kuat dan tidak berdaya lagi, badan saya saat itu tidaklah normal.

Telinga saya mulai lecet tanpa sebab dengan warna kemerahan dan bernanah mulai dari kelas 2 SMP , Namun saya abaikan karena saya pikir itu hanya lecet biasa.

Namun, lecetnya berlanjut lama sekali hingga saya duduk di bangku kelas 3 SMP pada saat itu.Bukan hanya bernanah dan memerah, terkadang kering sesaat bila di angin-anginkan. Sedangkan saya bersekolah menggunakan jilbab, dan keseharian saya sepulang sekolah les dan mengaji, jadi hanya ada sedikit waktu untuk mengangin angin kan telinga yang bernanah itu, semakin lama, semakin bau, dan bau nya pun sangat menyengat dan sangat menganggu. Hingga saya malu bila terlalu dekat dengan teman saya. Terkadang, saya suka menggaruknya karena tak kuat menahan rasa gatal yang teramat sangat.

Semester 2 tiba, sebelum mendekati jelangnya UN, saya sempat mengatakan keluhan kondisi saya kepada orang tua saya mengenai ini, karena saya tidak dapat menahannya lagi. Sebab bukan hanya telinga saja, leher dan punggung saya suka terasa panas, dan apabila di garuk malah berdarah dan setelahnya berbau dan bersisik.

Saya pun diajak untuk berobat di salah satu rumah sakit keluarga swasta di bekasi, bukan dokter biasa, namun dokter spesialis kulit. Dokternya wanita paruh baya, usianya diatas usia orang tua saya, saat memeriksa beberapa bagian di tubuh saya, beliau meminta agar menunjukan semua bagian tubuh saya yang tertutup. Selesai itu, Dokter menjelaskan diagnosa , saya menderita penyakit kelainan imun, namanya Psoriasis , dari segi fisik memang seperti eksim, tapi bukan eksim biasa.

Psoriasis, atau bisa disebut juga peradangan kulit menahun sifatnya tidak menular. Psoriasis merupaakan penyakit gen atau keturunan, jadi tidak akan menular dengan media apapun. Penyakit ini umumnya yang ditandai dengan ruam memerah, kulit terkelupas, menebal, terasa kering, dan bersisik. Tanda-tanda tersebut juga terkadang disertai rasa gatal atau perih.

Dokter berkata jikalau penyakit ini adalah penyakit bakat lahir atau sulit sekali di hilangkan atau di sembuhkan, namun ada jalannya untuk meredakannya atau memperlambat kambuhnya. Sebab penyakit ini akan menyerang tubuh dikala sedang mengalami stress yang hebat. Pada saat itu, hampir sekujur tubuhku terkena psoriasis.

Dokternya memberi saya obat racikan, salep racikan dan shampo dab sabun khusus perawatan peradangan kulit. Tarif keseluruhannya, adalah 800rb rupiah. Nyaris 1jt untuk sekali berobat.
Karena saya merasa frustasi, dan menurut dokter itu saya tidak akan terlepas dari penyakit ini, saya bertekad untuk mencukur habis rambut saya. Dan saya hanya melakukan nya memotong rambut lebih pendek saja.

Pemakaian pertama kali salep, obat ,dan shampo belum ada perubahan apapun, namun setelah seminggu berlalu dengan pemakaian rutin, psoriasis yang saya derita sembuh secara perlahan.
2014, Saya duduk di bangku SMA, psoriasis itu kembali menganggu saya. Karena saya tak ingin merepotkan orang tua, saya hanya membeli salep oles dari apotik saja untuk menyembuhkan ketika kambuh. Dan karena tak kunjung sembuh dan seluruh bagian kulit kepala saya menjadi menebal dan bernanah, juga terasa bersisik dan bau, saya benar-benar mencukur habis rambut saya kala itu. Sebab saya tak tahan lagi menahan rasa panas, gatal , perih yang hebat. Selain di kepala, psoriasis menyebar ke daerah daun telinga saya dan juga pinggiran hidung saya.

Setahun berlalu, saya sudah tingkat akhir SMA, psoriasis pun tak kunjung sembuh, saya hampir menyerah, namun saya ingin mencoba memeriksa kembali diri saya ke dokter. Kali ini ke dokter RSUD.

Pada saat itu, untuk pertama kalinya saya mengurus surat pengantar dari puskesmas sendiri. Saya datang ke puskesmas pagi hari membawa kartu askes yang saya punya dan mendaftar dengan menyebutkan keperluan saya untuk meminta surat pengantar ke RSUD (tujuannya, biar gratis heheh)
Saat nama saya di panggil, saya berhadapan dengan dokter dahulu dan ditanyakan kondisi dan alasan saya, dokter itu mengatakan bahwa penyakit saya hanya eksim . ‘hanya’ , sang dokter mungkin tidak tau bagaimana saya mempertahankan diri saya dengan penyakit ini hiks..

Tak berapa lama, saya pun mendapatkan surat pengantar ke RSUD Kab. Bekasi untuk spesialis kulit dan kelamin. Namun, pada saat saya pergi dan mengantri di RSUD Kab. Bekasi, dokter spesialis disana sudah pensiun. Tak sampai di situ, saya mencari informasi dokter BPJS spesialis kulit yang terdekat di kantor BPJS yang ada di RSUD  Kab. Bekasi. Ternyata ada, dokter kulit di RSUD Kota Bekasi. Saya pun menyetujui untuk di alihkan kesana. Meskipun jauh, saya tak merasa ingin menyerah begitu saja, selesai mengurusi itu, saya langsung saja pergi ke RSUD Kota Bekasi sendiri dengan menaiki mobil umum.

Itu adalah pengalama pertama kali saya datang sendiri dan mengurusi sendiri semuanya, ternyata yang saya dapat hanyalan nomor antrian untuk esok hari, karena pendaftaran dokteer sudah tutup jam 10 pagi. Saya pun langsung saja pulang menuju rumah, dan hanya mendapatkan selembar nomor antrien untuk besok berobat. Perjalanan dari RSUD Kota Bekasi menuju rumah umayan cukup jauh, membutuhkan waktu 2,5 jam jika menggunakan kendaraan umum.

Hari dimana saya periksa di RSUD Kota Bekasi, masih terlalu pagi dan sepi saya pun menunggu panggilan di tempat duduk antrian, sampai sekitar jam 11 siang, nama saya baru di panggil.

Dokter spesialis kulit dan kelamin kali ini wanita juga, wajahnya segar. Saat saya mengeluhkan kondisi saya dan mengatakan bahwa penyakit saya tidak akan pernah sembuh, dokter yang ada di hadapan saya menepisnya, dan berkata bahwa pasti sembuh, karena tak ada yang tak mungkin.

Dokter pun sedikit berbincang dengan saya, menanyakan kondisi, sekolah saya, dan lain-lain. Akhirnya dokter memberikan resep obat dan salep racikan yang nantinya di oleskan pada bagian yang psoriasisnya kambuh. Dokter nya juga bepesan, karena kulit saya sensitif dan rentan radang, saya pun di anjurkan untuk menggunakan sabun dan shampo bayi saja karena kadar ...... (wah lupa apa yaa) nya rendah dan bagus untuk kulit yang bemasalah.

Saat pengambilan obatnya pun sangat lama. Antriannya penuh (maklum namanya juga RSUD). Jam 4 sore saya baru mendapatkan obatnya.

Setelah saya pakai salep yang di berikan dokter, memang hilang.. namun hanya sementara saja, hanya dalam masa pemakaian, setelah salep racikan itu habis, psoriasis timbul lagi.

Tahun 2016 , Saya mulai berkuliah, saya mencoba enjoy dan tidak stress, memang psoriasis itu tidak kambuh. Tapi, disaat saya ada masalah, psoriasis menyerang lagi, kali ini lebih tebal dan di alis saya pun terkena psoriasis. Saya sempat tak tahan lagi, dan saya pendekan kembali rambut saya yang sudah panjang di tahun 2017.

Psoriasis tidaklah berbahaya bagi yang bukan penderitanya, karena tidak menular. sebab psoriasis juga hanya menganggu, bukan berbahaya.

Baru-baru awal tahun 2017, saya pernah mendengar berita, ada dari kalangan artis yang terdapat penyakit serupa dengan saya baru-baru itu dan proses pengobatan untuk sembuh pun sampai ke luar negeri. Katanya, psoriasis yang di deritanya adalah suatu kiriman atau perbuatan sihir dari yang iri padanya. Padahal, saya yang penderita psoriasis bertahun-tahun, dan telah berobat secara medis dan mendapatkan informasi mengenai penyakit ini, bukanlah penyakit yang mengada ngada. Psoriasis memang langka, namun bukan penyakit yang tidak masuk akal sebabnya. Saya jadi teringat ucapan dokter yang pernah memeriksa saya, bahwasannya penyakit ini hanya bisa di hilangkan dengan diri sendiri, maka dari itu harus tetap relax dan bahagia dan menjauhi stress.


Sebenarnya tak perlu pikir pusing dan mengeluarkan banyak biaya untuk menyembuhkannya, hanya saja harus teap bersabar,ikhlas, dan bersyukur.
17.36.00 1 komentar


Malam di bulan suci bagi umat islam , bukanlah malam biasa. Mengapa?.

Ada ratusan bahkan ribuan jemaah yang menapaki rumah Allah, Masjid.

Ada ribuan bahkan jutaan bibir melantunkan dzikir dan tasbih.

Ya, Sungguh tak biasanya sepeti bulan bulan lain.

Mereka senantiasa berkomunikasi langsung dengan sang pencipta, Khusus disetiap malam bulan ini.
Ramadhan.

Bismillahirahmanirahim, ku ucapkan puji syukur atas penulisan artikel kali ini, karena Allah masih menempatkan hatiku terhadap kepekaan.

Lagi-lagi ayat itu kembali dilantunkan oleh sang imam terawih, ayat itu mengatakan : “Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian”.

Entah bagaimana, shalat yang seharusnya di lakukan dengan khusyuk sambil mendengar ayat yang di ucapkan imam, namun tiba-tiba saja muncul sedikit pemikiran dari arti ayat itu.
Kerugian, ya memang tidak bisa di pungkiri kalau kita berada dalam kerugiaan yang selalu menggantungkan hidup pada dunia yang akan ada kisah akhirnya dan lupa bahwa ada akhirat yang kekal abadi. Kerugian, jika berani berkata ‘iya’ , tentulah hebat, karena sudah mengakui dan tidak menyembunyikan apa yang seharusnya tidak di sembunyikan. Kerugian, membuat kita terlena akan kemegahan harta, tahta, dan cinta yang kita dambakan. Namun, adakah sedikit kerinduan terhadap tempat terindah yang kekal abadi didalamnya? Adakah kemauan untuk terus berkaca diri? Atau adakah sedikit rasa malu untuk mengakui?. Kerugian, saya pun bertanya dalam hati,’apa saya termasuk orang yang merugi?’ ,lalu suara yang ada dalam lubuk hati itu menjawab ‘ya’. Sungguh, saya hanya takut saja menjadi seorang yang munafik yang tak mau mengakui dan belajar untuk mengkoreksi diri. Dan saya sangat bersyukur bahwa hati saya tidak mati.


Lalu, Bagaimana jika saya tiba-tiba meninggal? Dalam kadaan apakah saya akan meninggal? Seperti apakah meninggal yang paling aman? Bagaimana rasanya meninggal?

Lalu terlintas bayangan gambaran orang-orang yang meninggal tiba-tiba, kecelakaan di jalan, terlindas truk, tertabrak kereta, terseret motor, jatuh dari pesawat, dan berbagai macam yang berbau luka pun terbayang termasuk darah-darahnya.

Lalu, terlintas lagi bayangan gambaran orang-orang yang meninggal dalam keadaan baik, yang sedang sholat, sedang tidur, seedang membaca al-qur’an, sedang berdzikir. Ma Syaa Allah.

Lalu terlintas bayangan lagi, kali ini gambaran dari kisah Nabi Muhammad saat ia di cabut nyawanya oleh malaikat mautyang pernah saya dengar . Rasulullah menanyakan tentang nasib umatnya kelak. Dan saat malaikat maut mencabut nyawa Rasulullah. Terlihat seluruh tubuh Rasul mulai menegang. Rasulullah pun mengaduhkan betapa sakitnya sakaratul maut tersebut. Rasulullah mengaduh karena cara malaikat mencabut nyawa memang sakit yang sangat. Rasul mengatakan “Umatku, umatku, umatku”.

Betapa mulianya Nabi Muhammad SAW. Meskipun dalam kesakitan yang luar biasa, beliau masih memikirkan umat tercintanya.

Rasul memikirkan umatnya dikala detik-detik wafat beliau, dan sangat merasa sakit. Sedangkan saya hanya memikirkan diri saya sendiri, bagaimana nanti setelah nyawa saya di ambil? Bagaimana nanti jika saya sendiri di alam kubur? Bagaimana nanti jika ada kedua malaikat alam kubur menanya-nanya lalu menghukum saya dengan hal hal yang pedih, akan kah ada yang  menolong saya? TIDAK!. Akankah ada yang mendengar suara saya ? TIDAK! Akan kah ada cahaya yang menemani saya? TIDAK! Liang kubur yang akan saya tinggali itu sempit, gelap, sunyi dan menyesakkan! Tunggu saja binatang-binatang bawah tanah itu menghampiri jasad saya , lalu mematuk sedikit demi sedikit tubuh saya, menyedihkan? YA! . Saya baru saja termenung, benar ada katanya, kita hidup untuk mati, kita ada dikehidupan ini sebagai perbekalan untuk kematian. 

“Sesungguhnya kuburan-kuburan ini dipenuhi kegelapan bagi para penghuninya, dan sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menyinarinya agi mereka dengan shalatku terhadap mereka” [HR. Bukhari-Muslim]


Saya akan mengutip sedikit ayat mengenai kematian :

"Katakanlah: Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati." (QS Ali Imran, 3:154)

"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya." (QS Al-An’am 6:93)"

"(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan”. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu." (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)

Mengenai mati , lalu tinggal dalam kubur.
Jika nanti ada dua malaikat mendatangiku dan mendudukkanku, lalu meraka bertanya :


“Siapa Rabbmu?”

Saya sangat takut jika saya tak bisa menjawab dengan kalimat  “Allah adalah Rabb ku” meskipun saya ini islam. Saya merasa belum berbuat semaksimal mungkin untuk mencintai Rabb saya, saya belum sepenuhnya cinta terhadap Nya, walaupun sama selalu berusaha untuk mencintai dan melakukan apapun karena Nya. Karena saya masih melakukan pelanggaran dari apa yang telah menjadi aturan Nya.

Lalu mereka menyakan lagi padaku :


“Apa Agamamu?”

Saya sangat takut jika saya tak bisa menjawab dengan kalimat  “Islam adalah Agama ku” meskipun saya lahir dan hidup dengan keyakinan sebagai seorang muslim.
Benarkah saya muslim? Bagaimana saya bisa mengakui bahwa saya benar-benar muslim jika saya terkadang lalai dan bersalah dalam mengikuti perintah Nya sebagai seorang muslim? Apakah status saya yang menjadi hambaNya ini di ridhai ?.

Lagi-lagi kedua malaikat itu beratanya pada saya :


“Siapakah Utusan Rabbmu?”

Saya sangat takut jika saya tak bisa menjawab dengan kalimat  “Nabi Muhammad SAW adalah utusan Rabbku”.
Bagaimana tidak? Saya selalu berkata bahwa saya rindu, dan saya cinta kepada nabi saya, tapi apakah yang saya lakukan selama ini sesuai dengan ajarannya? Apakah sunnah sunnah yang saya jalani terpenuhi semua? Serba takut untuk mengakui . Dan memang ketiga pertanyaan itu mungkin menjadi pertanyaan terberat saat kematian.


Dan Kematian bukan hanya benar-benar mati, bukan tidak bersuara, bukan tidak bergerak. Di tempat mati, kubur, ada siksa yang menyertai kehidupan sepanjang waktu, siksa kubur.

Adapun beberapa penyebab siksa kubur yang pernah saya ketahui :

1.Menyampaikan perkataan seseorang kepada orang lain untuk merusak hubungan.
Pernah terucap ketidak sengajaan yang membuat orang merasa berburuk sangka, ini yang harus di perhatikan karena semakin terlalu sering di lakukan, semakin lama siksaan dalam kubur. Dan saya pun takut akan hal itu.
2.Tidak menutupi diri saat membuang hajat
3. Mengambil harta rampasan perang sebelum dibagi oleh imam (mencuri)
4. Dusta/Bohong
5.Memahami Al-Qur’an lalu tidak mengamalkannya.
6.Zina
7.Riba
8.Mayit yang ditangisi keluarganya, jika mayit tersebut tidak melarang sebelumnya



Setelah saya dalam keadaan salam , saya baru menyadari kalau sedari tadi saya memikirkan hal yang begitu teramat jauh. Tapi saya sangat bersyukur, hati saya menagis karena ketakutan ini, yang berarti hati saya tidak mati.

Saya belum tahu bagaimana rasanya mati, dan seperti apa mati itu, namun dari kisah-kisah yang ada, saya belajar untuk terus memperbaiki diri agar dapat meninggal dalam kebaikan dan kondisi yang sebaik-baiknya. Karena saya tak pernah tahu kapan kematian akan menjemput.
16.41.00 No komentar
Newer Posts
Older Posts

Tentang Saya

Hanifa Khoirunnisaa

Mahasiswa D3 Teknik Informatika
Video Editor, Writer , Designer Graph.
Tobe a Creativepreneur!

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

  • Pengalaman SIPENMARU POLTEKKES Bandung 2015/2016
  • Sleep Walking : Sementara kah?
  • Lagu itu : mengingatkan aku kepada seseorang

Blog Archive

  • ►  2019 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2017 (15)
    • ►  Juli (7)
    • ▼  Juni (4)
      • Pasangan Hidup Impian
      • Rumah Tangga Impian
      • Psoriasis? Bertahan berapa lama?
      • Mati itu seperti apa?
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2016 (11)
    • ►  September (3)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (2)
  • ►  2015 (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2014 (6)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2013 (2)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2012 (8)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Februari (3)

Social Media

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates