Psoriasis? Bertahan berapa lama?
Pada tulisan kali ini, saya ingin berbagi mengenai salah
satu penyakit yang kurang dikenal oleh banyak orang, tapi ini nyata adanya.
Psoriasis. Pasti banyak yang belum pernah tahu apa itu psoriasis. Sedikit yang
saya tahu, Psoriasis mungkin salah satu jenis eksim dari berbagai macam jenis
eksim. Eksim, yang biasa di sebut sebagai penyakit yang terdapat pada kulit.
Sore itu, saya menuju meja yang ada di lobby fakultas saya
berkuliah, ingin mendaftarkan diri dalam acara leadership tingkat prodi, lalu
di lembar formulir terdapat kolom ‘Riwayat Penyakit’ , saya berfikir sebentar,
kalau saya tulis semua riwayat penyakit saya (yang tidak ada hubugannya dengan
pelatihan), pasti tidaklah penting. Lalu saya pun hanya mengisi ‘Vertigo’ dan
‘Psoriasis’ . Setelah lembaran itu terisi semua dengan data diri saya, panitia
yang melayani pun sedikit berbincang dengan saya,ada 4 orang panitia kalau
tidak salah. Lalu salah satunya bertanya ‘Psoriasis itu apa?’ , ‘eh iya, baru
pertama kali denger, apa ya...’ . Saya hanya tertawa kecil dan sedikit bergurau
dengan panitia tersebut agar membuktikan kebenaran sendiri mengenai psoriasis
di Internet. Bukankah di Internet ilmunya begitu luas? Terlebih lagi ada mesin
pencarian yang bisa tahu segalanya.
Kembali memutar waktu, kelas 3 SMP semester 1 tahun 2011.
Saya sungguh tidak kuat dan tidak berdaya lagi, badan saya
saat itu tidaklah normal.
Telinga saya mulai lecet tanpa sebab dengan warna kemerahan
dan bernanah mulai dari kelas 2 SMP , Namun saya abaikan karena saya pikir itu
hanya lecet biasa.
Namun, lecetnya berlanjut lama sekali hingga saya duduk di
bangku kelas 3 SMP pada saat itu.Bukan hanya bernanah dan memerah, terkadang
kering sesaat bila di angin-anginkan. Sedangkan saya bersekolah menggunakan
jilbab, dan keseharian saya sepulang sekolah les dan mengaji, jadi hanya ada
sedikit waktu untuk mengangin angin kan telinga yang bernanah itu, semakin
lama, semakin bau, dan bau nya pun sangat menyengat dan sangat menganggu.
Hingga saya malu bila terlalu dekat dengan teman saya. Terkadang, saya suka
menggaruknya karena tak kuat menahan rasa gatal yang teramat sangat.
Semester 2 tiba, sebelum mendekati jelangnya UN, saya sempat
mengatakan keluhan kondisi saya kepada orang tua saya mengenai ini, karena saya
tidak dapat menahannya lagi. Sebab bukan hanya telinga saja, leher dan punggung
saya suka terasa panas, dan apabila di garuk malah berdarah dan setelahnya
berbau dan bersisik.
Saya pun diajak untuk berobat di salah satu rumah sakit
keluarga swasta di bekasi, bukan dokter biasa, namun dokter spesialis kulit.
Dokternya wanita paruh baya, usianya diatas usia orang tua saya, saat memeriksa
beberapa bagian di tubuh saya, beliau meminta agar menunjukan semua bagian
tubuh saya yang tertutup. Selesai itu, Dokter menjelaskan diagnosa , saya menderita
penyakit kelainan imun, namanya Psoriasis , dari segi fisik memang seperti
eksim, tapi bukan eksim biasa.
Psoriasis, atau bisa disebut juga peradangan kulit menahun
sifatnya tidak menular. Psoriasis merupaakan penyakit gen atau keturunan, jadi
tidak akan menular dengan media apapun. Penyakit ini umumnya yang ditandai dengan ruam
memerah, kulit terkelupas, menebal, terasa kering, dan bersisik. Tanda-tanda
tersebut juga terkadang disertai rasa gatal atau perih.
Dokter berkata jikalau penyakit ini adalah penyakit bakat
lahir atau sulit sekali di hilangkan atau di sembuhkan, namun ada jalannya
untuk meredakannya atau memperlambat kambuhnya. Sebab penyakit ini akan
menyerang tubuh dikala sedang mengalami stress yang hebat. Pada saat itu,
hampir sekujur tubuhku terkena psoriasis.
Dokternya memberi saya obat racikan, salep racikan dan shampo
dab sabun khusus perawatan peradangan kulit. Tarif keseluruhannya, adalah 800rb
rupiah. Nyaris 1jt untuk sekali berobat.
Karena saya merasa frustasi, dan menurut dokter itu saya
tidak akan terlepas dari penyakit ini, saya bertekad untuk mencukur habis
rambut saya. Dan saya hanya melakukan nya memotong rambut lebih pendek saja.
Pemakaian pertama kali salep, obat ,dan shampo belum ada
perubahan apapun, namun setelah seminggu berlalu dengan pemakaian rutin,
psoriasis yang saya derita sembuh secara perlahan.
2014, Saya duduk di bangku SMA, psoriasis itu kembali
menganggu saya. Karena saya tak ingin merepotkan orang tua, saya hanya membeli
salep oles dari apotik saja untuk menyembuhkan ketika kambuh. Dan karena tak
kunjung sembuh dan seluruh bagian kulit kepala saya menjadi menebal dan
bernanah, juga terasa bersisik dan bau, saya benar-benar mencukur habis rambut
saya kala itu. Sebab saya tak tahan lagi menahan rasa panas, gatal , perih yang
hebat. Selain di kepala, psoriasis menyebar ke daerah daun telinga saya dan
juga pinggiran hidung saya.
Setahun berlalu, saya sudah tingkat akhir SMA, psoriasis pun
tak kunjung sembuh, saya hampir menyerah, namun saya ingin mencoba memeriksa
kembali diri saya ke dokter. Kali ini ke dokter RSUD.
Pada saat itu, untuk pertama kalinya saya mengurus surat
pengantar dari puskesmas sendiri. Saya datang ke puskesmas pagi hari membawa
kartu askes yang saya punya dan mendaftar dengan menyebutkan keperluan saya
untuk meminta surat pengantar ke RSUD (tujuannya, biar gratis heheh)
Saat nama saya di panggil, saya berhadapan dengan dokter
dahulu dan ditanyakan kondisi dan alasan saya, dokter itu mengatakan bahwa
penyakit saya hanya eksim . ‘hanya’ , sang dokter mungkin tidak tau bagaimana
saya mempertahankan diri saya dengan penyakit ini hiks..
Tak berapa lama, saya pun mendapatkan surat pengantar ke RSUD
Kab. Bekasi untuk spesialis kulit dan kelamin. Namun, pada saat saya pergi dan
mengantri di RSUD Kab. Bekasi, dokter spesialis disana sudah pensiun. Tak
sampai di situ, saya mencari informasi dokter BPJS spesialis kulit yang
terdekat di kantor BPJS yang ada di RSUD Kab. Bekasi. Ternyata ada, dokter kulit di
RSUD Kota Bekasi. Saya pun menyetujui untuk di alihkan kesana. Meskipun jauh,
saya tak merasa ingin menyerah begitu saja, selesai mengurusi itu, saya
langsung saja pergi ke RSUD Kota Bekasi sendiri dengan menaiki mobil umum.
Itu adalah pengalama pertama kali saya datang sendiri dan
mengurusi sendiri semuanya, ternyata yang saya dapat hanyalan nomor antrian
untuk esok hari, karena pendaftaran dokteer sudah tutup jam 10 pagi. Saya pun
langsung saja pulang menuju rumah, dan hanya mendapatkan selembar nomor antrien
untuk besok berobat. Perjalanan dari RSUD Kota Bekasi menuju rumah umayan cukup
jauh, membutuhkan waktu 2,5 jam jika menggunakan kendaraan umum.
Hari dimana saya periksa di RSUD Kota Bekasi, masih terlalu
pagi dan sepi saya pun menunggu panggilan di tempat duduk antrian, sampai
sekitar jam 11 siang, nama saya baru di panggil.
Dokter spesialis kulit dan kelamin kali ini wanita juga,
wajahnya segar. Saat saya mengeluhkan kondisi saya dan mengatakan bahwa
penyakit saya tidak akan pernah sembuh, dokter yang ada di hadapan saya
menepisnya, dan berkata bahwa pasti sembuh, karena tak ada yang tak mungkin.
Dokter pun sedikit berbincang dengan saya, menanyakan
kondisi, sekolah saya, dan lain-lain. Akhirnya dokter memberikan resep obat dan
salep racikan yang nantinya di oleskan pada bagian yang psoriasisnya kambuh.
Dokter nya juga bepesan, karena kulit saya sensitif dan rentan radang, saya pun
di anjurkan untuk menggunakan sabun dan shampo bayi saja karena kadar ...... (wah
lupa apa yaa) nya rendah dan bagus untuk kulit yang bemasalah.
Saat pengambilan obatnya pun sangat lama. Antriannya penuh
(maklum namanya juga RSUD). Jam 4 sore saya baru mendapatkan obatnya.
Setelah saya pakai salep yang di berikan dokter, memang
hilang.. namun hanya sementara saja, hanya dalam masa pemakaian, setelah salep
racikan itu habis, psoriasis timbul lagi.
Tahun 2016 , Saya mulai berkuliah, saya mencoba enjoy dan
tidak stress, memang psoriasis itu tidak kambuh. Tapi, disaat saya ada masalah,
psoriasis menyerang lagi, kali ini lebih tebal dan di alis saya pun terkena
psoriasis. Saya sempat tak tahan lagi, dan saya pendekan kembali rambut saya
yang sudah panjang di tahun 2017.
Psoriasis tidaklah berbahaya bagi yang bukan penderitanya,
karena tidak menular. sebab psoriasis juga hanya menganggu, bukan berbahaya.
Baru-baru awal tahun 2017, saya pernah mendengar berita, ada
dari kalangan artis yang terdapat penyakit serupa dengan saya baru-baru itu dan
proses pengobatan untuk sembuh pun sampai ke luar negeri. Katanya, psoriasis
yang di deritanya adalah suatu kiriman atau perbuatan sihir dari yang iri
padanya. Padahal, saya yang penderita psoriasis bertahun-tahun, dan telah
berobat secara medis dan mendapatkan informasi mengenai penyakit ini, bukanlah
penyakit yang mengada ngada. Psoriasis memang langka, namun bukan penyakit yang
tidak masuk akal sebabnya. Saya jadi teringat ucapan dokter yang pernah
memeriksa saya, bahwasannya penyakit ini hanya bisa di hilangkan dengan diri
sendiri, maka dari itu harus tetap relax dan bahagia dan menjauhi stress.
Sebenarnya tak perlu pikir pusing dan mengeluarkan banyak
biaya untuk menyembuhkannya, hanya saja harus teap bersabar,ikhlas, dan
bersyukur.
1 komentar
Setuju sis.sabar ikhlas dan bersyukur. Makasih sudah berbagi.Sebagai pelengkap bisa dicoba pengobatan non kimia, insya Allah bermanfaat.
BalasHapus1 sm minyak zaitun extra virgin
1 sm. Minyak habbatussauda asli
1 sm madu asli
Diminum 1 jam sebelum sarapan dan 1 jam sebelum makan malam.Dosis dan frekuemsi bs ditambah sesuai kebutuhan.yg penting sblm makan 1 jam sblmnya.
Untuk yg dioles di kulit minyak zaitun extra virgin yg ditambahkan tetesan minyak wangi. Dioles tiap habis mandi dan ketika gatál.Insya Allah bermanfaat bukan saja untuk oengobatan tp jg untuk stamina dan kecantikan.