Rumah Tangga Impian

by - 00.07.00


Rumah tangga impian.

Saya hanyalah seorang mahasiswi, tapi  tak ada salahnya kan jika berekspektasi kehidupan masa depan?

Jikalau saya memiliki pasangan hidup,

Saya hanya menginginkan diri saya sendiri untuk bekerja di rumah. Menjaga hartanya dan menjaga diri saya yang dimilikinya, juga menjaga hatinya.

Saya tak cukup pandai memasak, namun saya punya keinginan untuk mempunyai usaha catering dengan bahan-bahan yang halal, kalau usahanya lancar, saya bisa rekrut ibu-ibu rumah tangga atau mengajar para gadis-gadis yang kurang terampil, bukankah itu pekerjaan mulia? Belajar ilmu dan berbagi.

Saya tak cukup pandai dalam mengajar, namun saya punya keinginan juga untuk menjadi seorang guru, juga sekaligus mendirikan rumah belajar gratis untuk anak anak usia sekolah yang kurang memahami pelajaran, minimal hanya untuk anak-anak di wilayah sekitar rumah nanti.

Saya tak cukup pandai dalam menjahit, namun saya punya keinginan untuk mempunyai sebuah butik dengan pakaian syar’i yang sebagian keuntungannya di donasikan kepada panti asuhan atau di berikan langsung kepada anak-anak yatim.

Saya tak cukup pandai dalam mendesign, namun saya punya keinginan untuk membuka toko merchandise dengan design yang di buat sendiri dengan sentuhan islami di dalamnya, agar dakwah bisa terealisasi juga.

Saya mempunyai banyak ide dan keinginan untuk membangun pekerjaan di dalam rumah sendiri. Saya ingin keberkahan menyertai keluarga kecil saya, jauh dari hutang dan riba.

Kenapa saya tak ingin menjadi wanita karir? Karena saya hanya ingin dirumah, saya ingin membangun suatu istana dengan kenyamanan yang sangat hangat teruntuk keluarga kecil saya. Karena, saya percaya seorang wanita punya peran yang sangat menakjubkan untuk menghiasi apa yang ada di rumahnya.

Jikalau nanti pendamping saya hanya seorang buruh pabrik, tak apa, asal tidak berunsur riba dan pabriknya menjual produk yang halal.

Jikalau nanti pendamping saya hanya seorang tukang jasa antar, tak apa, asalkan penghasilannya halal.

Jikalau nanti pendamping saya seorang pekerja kantoran, tak apa, asalkan dia bisa bertanggung jawab dengan apa yang dia kerjakan dan hasilnya halal.

Jikalau nanti pendamping saya dalam keadaan terpuruk, saya akan berkata padanya : “Mas, rezeki Allah sudah atur semuanya, kita Cuma cukup berusaha untuk mendapatkannya. Jangan pernah takut hanya karena kehilangan pekerjaan, jangan takut hanya karena gaji kecil. Bukan kah yang kita cari di dunia ini hanya keberkahan? Keberkahan pasti akan diberikan jika ada usaha.”

Menjadi pendamping yang mensupport, itu adalah impian saya.

Dalam impian masa depan keluarga kecil saya, saya hanya ingin keluarga saya terjaga baik kesehatan mental maupun fisik. Jadi saya juga ingin memelihara psikologi keluarga saya. Karena, apabila kesalahan terjadi dan merusak psikologi keluarga, maka hancurlah suasana damai.

Saya ingin menghidupkan keluarga saya dalam kecintaan,kasih sayang, disiplin, dan religius.

Bangun diwaktu sepertiga malam untuk shalat tahajjud,

Mandi sebelum adzan shubuh,

Mendirikan shalat shubuh tepat waktu,

Setelah shalat subuh, muhasabah, kultum, dan dzikir pagi.

Paginya, Bersih-bersih rumah lalu menyiapkan sarapan untuk anak dan suami.

Setelah mengurusi suami yang berangkat kerja, lanjut mencuci pakaian.

Sedikit melewati pagi, menjalani shalat dhuha dan tilawah.

Siang-sore menunggu suami, entah bekerja atau mengurus anak.

Karena setiap shalat wajibnya suami di masjid, maka menunggu pulang Isya.

Ba’da isya, Learning together,Let’s Play Together (Quality Time)

Menjelang pukul 9, Muhasabah diri lagi dan melakukan sunnah sebelum tidur.

Itu hanya sekedar rangkaian harian dari impian saya di masa depan.

Saya tak ingin mengabaikan sedetikpun kebersamaan.

Tulisan ini, saya tulis karena saya mendambakannya. Saya ingin mewujudkannya. Karena saya tidak ingin kehidupan masa kecil dan masa muda saya terulang. Maka dari itu , saya selalu belajar dari setiap pengalaman saya.

Ini baru mengenai rumah tangga impian, belum lagi mengenai keluarga impian, suami impian dan anak impian (walahhhh)


Next Episode yaaa;)

You May Also Like

0 komentar