facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Journal
    • Students Tel-U
  • Portfolio
  • YouTube
  • Instagram

Tanpa Batas

Berani Bermimpi - Berani Melangkah - Berani Mewujudkan!


 

Ketika hadir diantara lingkungan yang penuh dengan berbagai macam kepribadian, kita harus menyesuaikan.



Ya, awalnya aku datang di lingkungan baruku dengan niat berubah. Dan awal pertama aku datang memang sudah di mantapkan. Dan tentunya orangtuaku mulai bahagia bisa melihatku yang akhirnya mau mendengarkan ucapan mereka soal berhijrah.

Namun, di lingkunganku , aku menjadi merasa asing. Lingkungan ku yang sekarang , sama seperti lingkungan ku yang lama, yang selalu bebas tak terikat dengan aturan.

Merasa menjadi asing itu memang tidak meng-enakan, jadi aku harus menyesuaikan.

Labil, itulah diriku pada saat itu. Niat ku sedikit kendur dan aku mulai berbalik arah menuju penampilanku seperti biasa.Ku rasa aku belum terlalu mantap untuk memulai hal yang baru yang sudah ku niat kan. Jelas-jelas kendur.

Kenapa?

Aku belum siap kehilangan duniaku yang begitu asyik dan ‘gaul’ . karena aku berpikir, jika aku mulai tertutup dari sekarang, maka aku akan kehilangan segala kesenanganku. Aku akan kurang mendapati teman, bahkan aku akan dijauhi karena penampilanku yang terlalu tertutup.

Aku jadi berpikiran buruk dengan niat baikku itu.

Luruskan niat? Atau aku tinggalkan saja niat baik ku? Aku benar-benar di landa kebimbangan. Aku hanya takut kehilangan segalaya.

Padahal, ketakutan yang ada dalam diriku itu belum pasti itu benar.

Ya, aku hanya takut jika semua orang tak akan melihatku lagi,tak akan menegurku lagi. Hanya seperti itu.
22.56.00 1 komentar


Ketika niat buruk di hapuskan oleh niat untuk berbuat kebaikan, itu seharusnya patut di banggakan. Karena memudarkan niat yang agak buruk itu sangat sulit dan berat bagi orang yang belum terbiasa.



Awal tahun , aku sudah mendaftar di universitas yang jaraknya jauh dari rumahku. Yang berbeda daerah. Dan mau tidak mau harus berpisah dengan keluarga.

Dengan kondisi kurang baik ini, apakah pantas jauh dari aturan? Di ingatkan menuju kebaikan saja susah, apalagi jika hidup dalam ke bebasan, mau jadi seperti apa aku nantinya jika terlalu jauh dari aturan?

Hal-hal buruk sudah terbayang, apakah aku akan mengikuti tren anak muda masa kini yang agak melenceng atau bagaimana. Lalu membuat orangtua dan keluargaku kecewa.

Ternyata sedikit niat baik tumbuh dalam benakku. Aku melanjutkan pendidikan yang jaraknya jauh serta biaya yang tinggi, yang tidak semua orang bisa menyanggupinya, maka aku harus bersyukur.

Ku mantapkan diri dalam hati sebelum aku pergi dari rumah. Disana, aku harus menjadi pribadi yang bersyukur,selalu berintropeksi diri, dan menjaga apa yang harus dijaga. Paling utama, membuat orang tua bangga. Karena sebesar apapun pemberian orang tua kepada anaknya, kita sabagai anak tidak akan pernah bisa membalasnya, maka dari itu, wajib sebagai anak adalah membahagiakan dan membuat orang tua bangga.

Niat berhijrah sudah mulai tumbuh dari rumah, dari keluarga, dari lantunan pembicaraan orang tua setiap waktu yang menyuruh berhijrah. Namun hati ini masih beku, sulit untuk mencairkannya.

Yang terpenting, niat baik sudah berhasil menghapuskan niat keburukan yang ada dalam diri. Niat itu ada jauh sebelum aku berdiri di tempat aku mencari ilmu di tempat yang jauh dari rumah.
22.07.00 No komentar



Orang tua adalah pembimbing,pengajar, sekaligus pendidik pertama dimana seorang anak di lahirkan. Sebagaimana pun keadaan orang tua, pasti menginginkan anak nya agar lebih baik dari keadaan. Aku hanya ingin sedikit share mengenai bagaimana pengalamanku ketika orang tua mengajarkan menuju kebaikan, tapi malah aku abaikan.

Aku hidup di sebuah kerajaan kecil yang di tekankan dengan banyak aturan.

Aturan? Wah berarti terlalu ketat dong? Kok kayak sekolah aja ada aturannya?

Begini, aku sebutkan saja kalau aku ini adalah tipe orang yang susah di atur. Mau siapa pun yang mengaturku, selalu saja aku bantah dan menolaknya. Kenapa? Ya karna aku memang tidak suka di atur. Aku ingin bebas dari aturan karena aku memandang teman-teman di sekiling saya semasa TK-SMA tidak memiliki aturan yang sama seperti kehidupanku. Aku memandang mereka memiliki kebebasan. Tapi, karena di keluargaku di terapkan berbagai aturan semisal : harus ini lah, nggak boleh itu lah, apalah. Aku mau tidak mau harus menaati keadaan karena aku hidup di dalamnya.



Aku memiliki orang tua penyayang, tapi salah mengartikan kasih sayang itu.

Maksudnya gimana deh? Orang tua di jadikan kekasih? Wah wah..

Bukan.. bukan.. maksudnya itu, aku memiliki orang tua yang sangat perhatian kepadaku, sehingga mereka selalu memberikan banyak aturan kepada anak-anaknya. Orang tua mana yang tega melihat anaknya berada di kehancuran? Aku yakin sih nggak ada hehe. Karena semua orang tua pasti ingin anaknya menjadi baik dan berhasil. Aku jelaskan ya, dulu aku menganggap semua aturan itu adalah peringatan,tekanan dan hukuman. Karena seolah-olah semua aturan itu melarang aku untuk melakukan hal yang aku inginkan.



Sedikit mau cerita, dulu sewaktu aku masih tinggal di rumah bersama keluarga, ibu ku selalu menyuruhku memakai pakaian tertutup,dan wajib menggunakan rok dan jilbab panjang saat akan keluar, bahkan membuang sampah di luar pagar pun, diwajibkan. Tapi, aku bandel, aku malah mengabaikan itu dan aku tetap berpakaian alakadarnya saja.
Keluar,jalan bersama teman, atau ke warung, aku tetap memakai celana walaupun sudah ribuan kali di peringatkan. Seringkali aku mendapat teguran sesudahnya : “kan ibu bilang,jangan pakai celana lagi. Apalagi celananya ketat!” . Tapi teguran-teguran itu tetap saja aku abaikan.



Asli,aku kalo keluar, jalan sama teman misalnya. Malu pake rok/celana longgar lagi.

Lho? Kenapa?

Aku pernah sesekali pakai celana gombrang gitu dan rok juga. Tapi, saat aku memakai celana itu, aku di komen dengan teman ku “ni, lu gak punya celana lagi ya?” , “ni, celana lu kegedean tuh. Kuno banget keliatannya” , “jangan pake celana gituan apa ni, gue malu bawa temen pakaian nya begitu”

Dan beda lagi respon kalo aku pakai rok. “ni, lu gak ribet apah pake rok?”, “lain kali pake cenala aja ih.”

Ya... seperti itu lah. Kata-kata itu membuatku menjadi minder dan agak malu kalau pake celana longgar dan rok lagi.



Sewaktu aku pending kuliah setahun, Ibuku terlalu sering bercerita tentang anak temannya yang sudah berhjrah saat kuliah. Padahal dulunya suka berpakaian seksi,bermake-up, suka ganti-ganti pacar, dan benar-benar murid yang nakal. Tapi , di semester ke 3 saat kuliah, dia menutup semua auratnya dan kini memakai baju yang panjang dan syar’i. Aku pernah melihat orangnya, dan memang benar saja kata ibuku. Setiap aku agak melenceng,pasti ibu ku menceritakan hal itu ber ulang-ulang sehingga membuat telingaku begitu gerah. Karena aku belum sadar akan bagusnya menjadi tertutup, tapi ibuku selalu ingin menjadikan aku anak yang tertutup dan mengikuti aturannya.

Jujur saja ya, aku itu tidak ingin kelewatan zaman. Aku ingin mengikuti apa yang jadi trend masa kini.

Ada hal yang lagi booming, aku ikuti. Pokoknya ingin ikut-ikutan aja deh.

Dari sejak SMA, aku memang sudah di suruh untuk berhijrah tentang pakaian, Tapi aku selalu menunda. Aku belum siap saja. Aku ingin mengikuti pakaian-pakaian yang lagi tren dan hijab-hijab masa kini gitu.


Aku tahu benar, maksud orang tuaku itu ibadah dan wajib hukumnya untuk di ikuti. Dan setiap hari pun aku selalu di ingatkan untuk berpakaian syar’i. Tapi aku selalu menolaknya.

Bahkan pernah suatu hari aku ingin jalan keluar,memakai celana jeans yang benar-benar ketat, ketika aku mau berangkat, aku di marahi habis-habisan dan di suruh untuk mengganti celana dengan rok. Dan celana jeans itupun di buang ke tempat sampah. Miris bukan? :’)

Aturan memang agak sedikit keras, tapi di balik aturan itu ada maksud yang baik.

Sekarang aku sudah mulai sadar apa arti aturan-aturan dan ingatan berhijrah itu. Nanti ku bahas di blog berikutnya yaaa..

Terimakasih sudah membaca J
23.36.00 No komentar
"Lihatlah, hari berganti... Namun tiada seindah dulu.... 
Datanglah, aku ingin bertemu.. Untukmu, aku bernyanyi... 
Untuk ayah tercinta, Aku ingin bernyanyi ... 
Walau air mata, Di pipiku
Ayah dengarkanlah, Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam.. Mimpi.." 

Lagi lagi lagu yang berjudul 'ayah' itu di bawakan dalam acara televisi oleh penyanyi papan atas Indonesia. 
Awalnya aku mendengarnya biasa saja, namun ketika lirik yang ku tulis di atas, aku tersentuh. 
Bukannya aku mudah meneteskan air mata, tapi aku tak kuasa menahan rasa gejolak yang ada di dalam dada. Hatiku ingin menangis, membuat butiran air menggenang di kantung mata. 

Aku bukan orang yang dengan mudahnya menangis. Aku tidak mudah menjatuhkan air mata tanpa sebab. Aku terlatih untuk menjadi kuat. Bahkan disaat semua orang sedih dan menangis, aku ingin ikut menangis pun tidak bisa. Tapi kali ini, lagu itu berhasil memecahkan air mata ku. 

Laki laki pertama yang ada di kehidupan aku adalah bapa. Tapi ketika aku kecil, baru duduk di bangku sekolah dasar, bapa jarang sekali menemani hari-hariku. Bertemu pun, hanya setahun sekali, padahal aku tinggal dalam status di rumah orang tua nya, kakek dan nenek yang harus nya menjadi rumahnya juga. Tapi, tahun demi tahun berjalan, posisi nya sudah tergantikan oleh ayah. Ayah adalah pahlawan laki laki yang sangat sangat baik, lebih dari malaikat dalam dongeng. Kebaikan nya pun selama aku hidup bersama keluarga baru dengan ayah, sulit aku deskripsikan. Lagu ini mengingatkan aku kepada bapa. 

Terakhir aku bertemu dengan nya, tahun 2012.  Waktu kelas 3 SMP, aku ingin menunjukkan bahwa aku lulus dan akan melanjutkan sekolah ke jenjang SMA. Dulu bapa pernah berjanji, kalau aku lulus dan lanjut ke SMA, bapa akan memberikan aku hadiah yang nilai nya besar. 
Aku sempat menyesal kala itu, aku kabur dari rumah di cikarang pergi ke bandung seorang diri hanya untuk bertemu dengan bapa, tapi bapa tidak merindukan aku. Bapa tidak seperti biasanya menyambut ku dengan hangat. Bapa tidak memberiku hadiah yang di janji kan nya. Bapa menjadi orang bingung, itu yang aku lihat dari mata nya. Aku pikir, aku sudah mati-matian pergi jauh ke bandung hanya untuk bertemu orang yang ku cinta tapi ternyata tidak merindukan aku, atau mengingat janjinya. Aku rasa aku sia -  sia, aku hanya mendapatkan amarah dan nasihat tegas dari orang tua ku di rumah ketika aku pulang. 

Dalam hati aku marah, aku kesal. Harusnya aku tidak perlu mempunyai rasa yang berlebihan. Harusnya aku tahu resiko nya, akan di kecewakan. Aku benar benar tidak suka yang namanya di ingkari janji. 
Dari situ, aku rasa aku siap untuk kehilangan. Aku bahkan tak ingin melihat nya lagi di hadapanku. 


Hampir lima tahun berlalu. Tidak pernah ada kabar datang dari bapa. Jangan kan telfon, sms, atau chat di sosial media, sepucuk surat pun tidak pernah datang dari bapa. Terakhir bertemu saja 2012, bapa tak memberikan nomor ponselnya padaku. Kini pertengahan 2016, sudah berapa tahun bapa tidak tampak di hadapanku? Mengapa harus lagu 'ayah'  itu yang tiba-tiba hadir dan mengingatkan aku pada bapa? 

Tahun terus berganti, apakah bapa tidak merindukan aku? Apakah bapa sudah lupa denganku? Apakah bapa tidak ingin tahu bagaimana kabarku? Apakah bapa sengaja tidak mau bertemu denganku? Pertanyaan itu selalu terngiang setiap malam sejak lagu itu aku dengarkan. 

Aku disini sebenarnya rindu, tapi aku tak bisa mengungkapkan betapa besar rasa kehilangan aku bertahun-tahun tidak pernah bertemu.

Andai bapa tahu, tanpa bapa, aku sangat kebingungan. Saat mengisi biodata di kolom orang tua siswa, aku bingung mengisi pekerjaan dan alamat bapa. Aku seperti buta identitas mengenai bapa. Karena setelah terakhir kita bertemu saat itu, bapa tidak tinggal di bandung lagi. Bapa pindah kota. Tapi, dimana? 

Harus kah aku mencari? Bukan kah bapa tahu dimana tempat ku tinggal sekarang? Mengapa bapa tak pernah sekalipun mampir? Apa bapa tidak merasakan rindu padaku? Saat perkumpulan keluarga besar dari bapa di momen lebaran pun, bapa tak menampakkan wajah. Bapa tak pernah hadir setiap momen itu ada. 
Mengapa bapa menjadi benar benar menghilang? 
Mengapa bapa yang ku lihat adalah setampak gambar di layar ponsel saja? 
Mengapa? 

Banyak sekali pengalaman yang ingin aku ceritakan, yang ingin membuat bapa bangga denganku. Aku ingin sekali bertemu bapa dalam mimpi, tapi belum pernah sekalipun bapa hadir di mimpiku. 
21.25.00 No komentar

Hai readers..  Selamat datang kembali di tulisan aku :D

Kali ini aku mau cerita pengalaman lagi, kali ini tentang SIPENMARU POLTEKKES BANDUNG 2015. Atau bisa di sebut Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Politeknik Kesehatan Bandung tahun akademik 2015/2016.


Okay, aku mau jelasin dulu, Apasih itu poltekkes bandung? 

Sama seperti tulisan sebelum nya, gak jauh dari Sekolah kedinasan. Politeknik Kesehatan Bandung atau yang biasa disingkat

Poltekkes Bandung adalah sebuah institusi pendidikan tenaga profesional di bidang kesehatan di bawah naungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Poltekkes Bandung merupakan satu dari 32 Poltekkes

yang ada di Indonesia. Politeknik Kesehatan Bandung ini berlokasi di Bandung. (Sumber : wikipedia) 


Kenapa aku bisa memilih lanjut mendaftar di kesehatan? Alasan aku itu simple, mau jurusan apapun atau bidang apapun, yang penting itu sekolah kedinasan, bukan pts atau ptn. Tujuan aku hanya ingin menurut ilmu di sekolah kedinasan. Dan kenapa aku memilih lokasi di bandung?  Alasan pertama, aku ingin pergi jauh dari rumah, aku ingin menuntut ilmu di kota lain, tidak ingin di sekitar tempat aku tinggal, lari dari segala kenangan buruk agar semua hilang karena kepergianku . Alasan kedua, peluang keterima tahap pertama lumayan besar. 


Singkat cerita, saat ada pengumuman SIPENMARU, Aku mencoba untuk mendaftar. Aku mendapat jadwal tes pada tanggal 24 juni 2015. Lokasi nya? Tentu saja di Bandung. 

H-7 sipenmaru, aku pergi dari cikarang ke bandung. Di bandung, aku tinggal di rumah paman ku, kakak dari ibuku. Sesampainya disana, aku bukannya fokus untuk belajar, tapi malah mengajak teman kecil ku main. Ya, dulu sewaktu kecil aku tinggal dan sekolah di bandung, aku punya banyak teman, tapi yang jadi masalah, apakah mereka masih mengingatku seletah beberapa tahun berpisah dan menghilang? Aku pikir hanya beberapa teman terdekat aku saja yang ingat aku. 


Hari pertama ku di bandung, aku mengajak temanku yang rumahnya tak jauh dari rumah pamanku (tinggal jalan kaki), jalan-jalan ke alun alun bandung. Sudah sekian lama aku tak pernah pergi mengunjungi tengah kota bandung, apalagi alun-alun nya. Kami pergi naik angkutan umum. Seperti biasa, lebih senang menggunakan angkutan umum untuk berpergian, atau juga disebut 'ngebolang'. Banyak sekali suasana yang berubah saat aku datang di alun alun bandung. Jalanan nya ditata rapih ala ala eropa klasik, seperti jalanan yang ada di luar negeri, bangunan toko berjajar sepanjang jalan, bebas dari kendaraan umum yang lewat , tempat duduk yang biasa di sebut kursi taman berdiri dengan jarak sekitar dua meter sekali. Banyak perjalan kaki yang mengisi jalanan itu. Hingga kami berjalan sampai ujung, aku melihat suasana masjid agung bandung yang sangat berbeda saat terakhir kalinya aku ke bandung, sekitaran tahun 2011.  Tampak berbeda, taman yang luas di depan masjid yang dulunya berupa jalanan biasa, kini beralaskan rumput hijau yang ternyata bukan rumput hidup, tapi rumput buatan atau semacam karpet. Rumputnya terbentang luas mengisi halaman depan masjid agung. Membuat mataku sangat takjub dan segera ingin duduk di tengah lapangan yang ramai dijadikan tempat istirahat warga bandung itu. 


Eh kok jadi meleset ke cerita jalan2 sih? Oke balik lagi ke topik awal, aku tes tanggal 24 juni 2015 di kampus keperawatan bandung, di jalan Otten No. 32 Bandung. Lokasi nya dekat sekali dengan RSHS (hasan sadikin) .  Aku sampai di lokasi ujian jam 6. karena tes dimulai jam 8, maka harus persiapan datang pagi agar tidak telat. 


Karena aku percaya kepada tuhan ku dan ke ajaiban, aku menjalankan ibadah dengan setulus hati.  Terutama selain shalat wajib seperti shalat sunnah rawatib, shalat sunnah dhuha, shalat sunnah tahajjud. Dan tak lupa dzikir pagi dan dzikir petang selalu di lantunkan setiap hari selama aku sudah gagal dari tes tes sebelum nya.  Sambil menunggu pintu di buka, aku duduk diatas lantai tangga pintu masuk utama kampus, karna tadi berangkat terlalu pagi, aku belum baca dzikir pagi, aku pun membuka teks dzikir yang selalu aku simpan dalam ponselku. Aku melihat kanan kiri ku, peserta lainnya sibuk belajar dan mengisi soal di buku yang mereka bawa, ada pula yang sedang mengobrol dengan walinya. Sedangkan aku? Sendirian menatap ponsel. Aku baca dengan hati yang ikhlas seperti tiap hari aku membacanya. Aku sudah menyerahkan diri bagaimana nanti hasilnya. Entah lulus atau tidak,aku sudah menerima. 

Saat pintu di buka, aku masuk ke ruangan yang di umumkan oleh panitia sipenmaru. Aku mendapat kursi peserta di ruangan auditorium. 


Jurusan yang aku pilih di poltekkes bandung ini ada 2, pilihan pertama adalah keperawatan bandung, dan pilihan kedua adalah gizi. Materi yang di ujikan itu adalah matematika, bahasa inggris, IPA (fisika-kimia-biologi)  dan Bahasa Indonesia. Sebelum nya, aku hanya belajar dari soal-soal sipenmaru 2011,2012,2013,dan 2014. Soal yang dikerjakan saat tes jumlah nya ada 100 soal. Saat aku mengerjakan, aku sedikit mengerti, soal 2015 ini tidak jauh dari soal-soal sebelum nya yang aku pelajari. By the way gimana aku bisa dapetin paket soal sipenmaru?  Aku search di internet, lalu aku download. Soal-soal nya berbentuk scan-an, yang lalu di buat dalam bentuk pdf. Dan alhamdulillah tes nya lancar. 


Sesudah tes berjalan, aku kembali ke cikarang, ke tempat tinggal ku. Selang beberapa hari, eh atau mungkin minggu, aku lupa karena itu tahun 2015, dan sekarang saat aku menulis ini 2016, jadi agak lupa ya ingatan soal tanggal dan kapannya. Pokoknya, saat hari pengumuman, aku tidak berhenti dari pagi sampai siang menatap layar netbook, membuka situs web sipenmaru untuk melihat kelulusan.  Saat jam 2 siang lewat, pengumuman itu baru bisa di akses. Aku pun menulis nomor peserta dan password akun sipenmaru ku. Dan saat meng-klik tab pengumuman, alhamdulillah kabar menyenangkan datang padaku. Aku dinyatakan lolos utama tahap uji tulis di jurusan keperawatan bandung. Oh iya, kenapa aku sebut lolos utama?  Karena ada dua jenis kelulusan di sipenmaru ini. Ada lolos utama, ada lolos cadangan, kalau lolos utama itu artinya tinggal mengikuti langsung tahap berikut nya,sedangkan lolos cadangan itu harus menunggu konfirmasi dari panitia untuk mengisi kuota jika ada yang lolos utama tapi mengundurkan diri. 


Dan aku, lolos utama. Aku kembali ke bandung untuk registrasi tes tahap selanjutnya, tahap 2, yaitu tes kesehatan dan psikotes. Lokasi registrasi ada di kantor pusat poltekkes bandung Jl. Pajajaran No.56, Pasir Kaliki, Cicendo,Bandung, Jawa Barat. 

Pertama aku masuk keruangan yang sudah banyak peserta yang duduk untuk mengantri. Setiap jurusan, beda lokasi meja. Aku duduk di dekat bagian meja jurusan keperawatan bandung. Saat giliran diriku, aku di beri dua kertas bertuliskan alamat lengkap tes psikotes dan tes kesehatan berserta tanggal nya. Dan aku juga di berikan surat pengantar untuk tes psikotes. Setelah registrasi selesai, aku pulang. Naik apa? Naik angkutan umum. Selalu :D


Tes kesehatan, atau medical chek-up diadakan di  kantor pusat poltekkes bandung Jl. Pajajaran No.56, Pasir Kaliki, Cicendo,Bandung, Jawa Barat. Sama seperti kemarin saat registrasi, namun berbeda ruangan. Pagi hari, aku berbaris antrian mengikuti peserta lain yang menunggu pintu masuk dibuka. Ada sekitar 2 jam aku berdiri, sambil berbincang dengan kenalan di depan ku, dia orang bandung, dan orang tuanya lulusan STKS (Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial) sama seperti ibuku. 

Setelah pintu di buka, Kami semua masuk dan duduk di tempat menunggu pertama, untuk registrasi pembayaran terlebih dahulu, saat pembayaran,semua peserta diberikan beberapa lembaran kertas yang akan di berikan kepada petugas kesehatan yang akan memeriksa, ada pula tabung untuk air kencing, dan ada juga semacam stiker untuk di pasang di kertas. Setelah itu, aku duduk di bagian tes kesehatan yang diperiksa oleh dokter. Disana di cek detak jantung, tekanan darah, mata, tht, pokoknya chek kesehatan biasa seperti dokter lainnya saat berobat, setelah itu cek tinggi badan dan buta warna, lalu setelah nya tes visus mata. Di tes visus mata ini bagiku sulit. Jadi, aku duduk di kursi dengan jarak beberapa meter yang jauh dari papan tulisan huruf yang ada di tembok, lalu sebelah mata di tutup dan menyebutkan semua urutan huruf dari yang terbesar sampai yang terkecil di ujung bawah bergantian kanan dan kiri. Aku tidak bisa melihat jelas saat huruf kecil ketiga dari bawah karena mata ku minus dan belum sempat di belikan kacamata karna aku risih dan tidak suka pakai kacamata. Selanjutnya, tes darah. Darah diambil dari lengan. Dan setelah itu menampung air kecing, di toilet ya.  Setelah menempuh berbagai macam tes, tinggal tes yang terakhir, di foto. Eitsss, bukan di foto bergaya dalam studio maksudnya, tapi foto rotgen toraks nya. Jadi aku beserta 4 orang lainnya, karena satu kloter itu lima orang,  masuk ke dalam satu ruangan yang sudah disediakan alat buat foto. Disana harus membuka total baju dan menggantikannya dengan baju kain yang disediakan. Lalu setelah ganti, aku berdiri menghadap belakang dari alat foto itu. Dan selesai sudah medical chek up nya. 


Pada tahap ini, aku sangat pesimis. Kenapa? Selain karena tinggi badanku yang kurang dari batas minimal, mata ku juga kurang jelas dan ada kemungkinan tidak lulus. 


Hari berganti, tinggal tes psikotes yang dijalani. Katanya sih, cuma untuk formalitas saja. Tempat tes psikotes adalah di BPIP Psikologi UNPAD yang beralamat Jl. Ir. H.Djuanda No.438-B, Dago, Coblong,Kota Bandung, Jawa Barat. Tes dimulai dari pagi sampai jam 2 siang,  sebelum masuk ruangan tes, semua peserta berbaris dulu untuk membayar dan memberikan surat pengantar yang waktu itu di beri. 


Tes psikotes dimulai. Tes pertama berupa soal yang ada di buku yang di sedia kan. Karena aku lupa soalnya seperti apa, aku hanya jelaskan saja, ada soal tentang kepribadian, antonim sinonim semacam nya, tes menggambar,tes warteg dan ada juga tes koran. 


Kenapa aku nulis nya singkat? Karena aku menyelesaikan jurnal ini di malam hari. Aku sudah lelah mengetik. (yeuhhh malah curhat) 


Oke, medical chek up dan psikotes sudah selesai dijalani.  Saatnya menunggu pengumuman tahap 2 saja.  Dan ketika pengumuman, kali ini harus mendownload pdf nya dan mencari nama di tabel terlebih dahulu karena di gabung dari beberapa jurusan.  Aku dinyatakan tidak lolos. Namaku tidak ada di tabel.  Firasat awal ku ternyata benar, aku tidak bisa lolos di tahap medical chek-up. Aku agak sedih dan kecewa. 


Di bagian tes ini ada pengalaman yang aku ambil. Keajaiban itu memang benar adanya. Allah akan melancarkan jalan saat kita benar benar ingin berjuang. Aku merasakan nya saat tes tahap 1.  Jadi, tidak perlu takut untuk mencoba. Percaya allah itu selalu di dekat kita. Maka allah akan membuat harapan kita menjadi terwujud. Dan aku percaya. 

00.51.00 253 komentar
Suatu pagi, ibuku bertanya padaku mengapa tadi malam aku berdiri lama di depan pintu kamar nya dan lalu kembali menuju kamar ku. 
Pertanyaan yang benar benar sangat membingungkan. Padahal pagi nya aku terbangun diatas tempat tidur ku, seperti tak ada posisi yang berubah saat aku tertidur.  Lalu siapa yang berdiri di depan pintu itu malam itu? Aku tak bisa mengakui kalau itu benar diriku, karena aku sendiri terjaga tenang tidur semalam di kamarku. 

Lain hari, aku mengantarkan masakan yang aku masak kepada tetangga terdekat keluarga ku, sebut saja 'mamah' .  Mamah bertanya padaku, tentang masa kecil ku dulu waktu berumur antara 8 - 9 tahun yang sempat menginap di rumah nya selama seminggu saat ibuku pergi keluar kota karena dinas pekerjaan. Aku ingat pernah tinggal di rumah nya, namun tidak begitu detail. Lalu ada pertanyaan yang cukup membuat ku heran, mamah menayakan apa aku tidak ingat yang terjadi setiap tengah malam di rumahnya saat aku menginap. Aku tidak mengerti, bukankah bocah berumur 8 tahun kala itu pada jam malam sudah tertidur? Lantas, kejadian apa yang di pertanyakan? 
Lalu mamah mulai bercerita padaku.  Dulu, sekitar jam 2 dini hari , aku yang kecil selalu berjalan tengah malam menuju ruang tamu dari tempat ku tertidur dan berdiri tepat menghadap jendela keluar. 
Mamah sempat memanggil ku beberapa kali agar aku kembali tidur, tapi aku hanya diam mematung ke arah luar jendela. Selang setengah jam kemudian, aku kecil kembali menuju tempat tidur. Itu terjadi setiap hari dan di waktu yang sama,  sekitar jam 2 dini hari. 

Lain hari, lain bulan. Ini mundur, menuju setahun yg lalu. Aku pergi ke bandung untuk menginap di rumah ua - kakak ibu- ku. Sebut saja 'wa ageung' - kakak ipar ibuku- karena badannya besar, jadi aku menyebutnya wa 'ageung' , karena dalam bahasa sunda, ageung artinya besar / megah. Aku menginap karena akan mengikuti tes sekolah kedinasan di bandung, beruntung lokasi nya lumayan dekat dengan rumahnya, dan dari kecil memang aku tinggal rumah itu juga, jadi selama tes aku tinggal di rumah nya. Kala itu sedang bulan suci ramadhan. Sehabis terawihan,  seisi rumah menghibur diri di depan layar televisi sembari duduk di atas karpet. Sekedar mengisi pembicaraan, wa ageung bertanya padaku apakah aku ingat masa masa rumahnya sebelum di bangun. Tentu iya, aku dulu sering bermain kesini, bahkan makan dan tidur pun aku disini. Lalu dia bertanya lagi, apa aku ingat yang aku lakukan setiap malam? 

Tidak, aku tidak tahu soal itu. Aku tidak tahu apa yang aku lakukan setiap malam. Lalu ia memberitahu ku bahwa dulu sekitar jam 2 dini hari  (lagi)  aku selalu berjalan menuju dapur dan berdiri ke arah jendela yang ada di dapur. Cukup lama, hampir sejam aku berdiri disana lalu kembali ke tempat asal aku tertidur.  Kadang di malam lain aku sampai membongkar-bongkar laci lemari dapur. Begitu katanya.  Memang sulit di percaya, namun sudah banyak saksi. Dan bahkan di tempat yang berbeda pula. 

Oke, disini aku merasa ada yang tidak beres denganku. Berjalan jam 2 dini hari, apakah sambil tertidur? Tapi mengapa aku tidak merasakan nya? Aku sudah berumur 19 tahun sekarang, Dan kenapa hal itu masih terjadi padaku? 

Lalu aku mencoba mencari info tentang yang aku alami di internet. 

'Sleep Walking' namanya. 
Pengertian nya adalah suatu gangguan yang menyebabkan seseorang bangun dan berjalan saat sedang tidur. Paling umum terjadi pada anak antara usia 8 dan 12 tahun. Tapi aku sudah 19 tahun?apa tidak mengapa?._. 

 Gejala? Seseorang yang mengalami sleepwalking dapat mengalami:
1. Duduk di tempat tidur dan membuka matanya
2. Memiliki ekspresi mata sayu atau berkaca-kaca
3. Berkeliaran di sekitar rumah, mungkin membuka dan menutup pintu atau mematikan dan menghidupkan lampu
4. Melakukan aktivitas rutin, seperti berpakaian atau membuat snack, bahkan mengemudi mobil
5. Bicara atau bergerak dengan canggung
6. Menjerit, terutama jika juga mengalami mimpi buruk
7. Sulit dibangunkan ketika episode sleepwalking terjadi

Tapi gejala yang aku alami hanya berjalan, lalu berdiri mematung (?) 


Sleepwalking biasanya terjadi selama tidur nyenyak di awal malam, biasanya satu sampai dua jam setelah tertidur.
Oh mungkin ini bisa jadi mengapa terjadi padaku setiap sekitar jam 2 malam. Rupanya, jam itu adalah tidur yang ternyenyak. 

Orang yang melakukan sleepwalking tidak akan ingat episode sleepwalking-nya di pagi hari. Sleepwalking umum terjadi pada anak-anak dan biasanya semakin hilang ketika remaja disebabkan jumlah tidur nyenyak yang menurun.

Oh jadi dengan berjalan nya waktu, bisa hilang juga karena faktor ke nyenyak kan yang berkurang... Mungkin aku terlalu menikmati tidur malam ya... 

Ada pula faktor yang dapat berkontribusi dalam
sleep walking, adalah:
-Kurang tidur
-Kelelahan
-Stres
-Kecemasan
-Demam
-Obat-obatan, seperti zolpidem (Ambien)

Tunggu dulu, aku mengalami sleep walking itu dari umur masih kecil,  masa anak kecil udah banyak beban dan stres? Apakah tidak ada faktor lain? :v

Berbahayakah sleepwalking?
Kebanyakan sleepwalker hanya sesekali berperilaku begitu jadi bukan merupakan masalah serius. Tapi, dapat membahayakan. Karena ketika itu dalam kondisi tidak sadar dan mungkin tidak menyadari apa yang di lakukan, seperti menuruni tangga atau membuka jendela.


Soal penyembuhan, harus hubungi dokter / konsultan psikologi. Tapi hanya untuk terapi, bukan untuk sembuh total (katanya) 
Berarti sulit di sembuhkan ya? Yasudah aku akan coba sendiri. Membuat sleep walking itu sedikit mereda dari diri ku.

Karena waktu tidur ternyenyak itu antara 3-5 jam setelah tertidur,, aku merubah jadwal tidur ku menjadi cukup larut malam. Sehingga tidak mengalami sleep walking lagi. Dan benar saja, karena aku atur seperti itu, aku jarang lagi mengalami sleep walking. Tapi resiko nya mata berat dan rasa kantuk muncul setiap bangun pagi karena kurang tidur. Lho? Kalo kurang gimana? Ya nambah waktu tidur nya pas siang hari... Jadi hanya itu yang aku lakukan sekarang. Menghindari tidur cepat. Hehe. 

Terimakasih buat para pembaca yang sudah mau meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini. Next aku cerita kan yang lainnya :)

15.40.00 No komentar
Aku mau cerita pengalaman lagi nih, kali ini tentang SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru)  STSN, tahun 2015.

Btw,  aku mau jelasin dulu ya,
STSN itu singkatan dari Sekolah Tinggi Sandi Negara,  STSN merupakan sekolah ikatan dinas di bawah naungan Lembaga Sandi Negara Republik Indonesia. STSN merupakan satu-satunya pendidikan tinggi persandian di Indonesia. STSN ini nih didirikan untuk
memenuhi kebutuhan peningkatan kualitas SDM aparatur bidang persandian yang mampu menjawab tantangan perkembangan teknologi informasi dan ancaman terhadap pengamanan informasi rahasia negara. (sumber : wikipedia)

Sebenernya sih awalnya aku cuma sekedar iseng2 daftar aja, soalnya kan waktu SMA itu aku daftar2 nya di sekolah kedinasan, nggak fokus ke universitas ~
Jadi bulan maret ya kalau gak salah, aku search di internet tentang sekolah kedinasan yang sudah buka pendaftaran, awalnya sih gak minat di STSN, karena udah pesimis sama tinggi badan.
Sudah dipastikan gak bakalan dapet.
Dan akhirnya aku mulai mencoba nya dan mengajak teman-teman ku untuk mendaftar.
Dan dari semua teman yg aku tawarin itu pada gak mau, karna kurang minat di sekolah kedinasan, mereka lebih memilih universitas bergengsi.
Tapi aku gak nyerah, aku tawarin lagi, aku yakinin teman ku.  Dan akhirnya aku dapat.  Walaupun hanya satu :')

Proses pendaftaran pun kami mulai,  jadi waktu itu aku buka website nya STSN dan mendaftar disana, lalu kami mendapat keterangan2 apa saja yang harus disiapkan untuk tes tahap 1,  administrasi.

Perjuangan di mulai. Aku dan teman ku di kelas menjadi orang yang paling sok sibuk,  dari mengurus surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian, membuat surat keterangan peserta ujian nasional di TU sekolah, fotokopi -  legalisir rapot sampe semester 5, lalu aku lupa lagi, pokoknya banyak.

Ada satu yang kurang dan sangat susah mencari waktu untuk melengkapinya. Surat keterangan sehat.
Keterangan sehat bukan sekedar surat keterangan yang di tanda tangani dokter saja.
Tapi surat keterangan narkoba, hiv, mata, dan kesehatan,  istilah lain nya medical chek-up. Tapi syarat nya harus di rumah sakit pemerintah.
.
Hari senin,  Kami berdua rencanakan untuk medical chek-up, selesai upacara bendera, kami datang menuju guru piket untuk meminta surat izin. Meminta surat izin kepada guru piket itu gak gampang, susah banget.  Kita harus menjelaskan sampai titik akar tujuan kita, baru dikasih izin. Aku waktu itu sampe nunjukin catatan dokumen yang harus di lengkapi dan juga sampai memohon mohon sama guru piket. Ya karena saking susah dapetin nya.

And finally, Kami dapat juga izin. Yeay! Kami gak mengikuti pelajaran hari senin ini. Padahal banyak tugas buat anak kelas 12, ada intensif buat UN pula.

Kami pun pergi ke puskesmas (karna gak tahu medical chek-up) .  Sesampainya disana, Kami malah diberitahu kalau mau medical chek-up harus ke RSUD, bukan di puskesmas.  Ya kami kan gak tahu yang beginian, dan kami juga baru pertama kali.  Dan ini mengurus sendiri lho tanpa ada campur tangan orang tua.
Sesudah nya kami dari puskesmas, Kami langsung saja menuju RSUD Kabupaten , yang jarak nya gak jauh dari puskesmas.

Sesampainya disana, Kami bingung. Jujur.  Itu pertama kalinya aku datang ke RSUD. ruangan antrian begitu padat, banyak orang-orang yang berdiri menanti panggilan.
Karena kami gak tau apa apa, Kami pun langsung menuju satpam yang ada di meja teller.
Aku sih yang nanya, temenku malu gitu deh haha.
Jadi aku jelasin tujuan aku ke pak satpam ini dan ibu administrator yang ada di samping nya.
Lalu aku di kasih nomor antrian, katanya kami mesti mengantri terlebih dahulu, menunggu nomor yang kami pegang.
Kami pun di panggil, lalu menyerahkan fotokopi ktp kami,  dan kami membayar 18.000 rupiah untuk biaya dokter umum yang akan melayani kami.
Kami pun pergi menuju bagian dokter umum dan menunggu di ruang tunggu.
Berjam jam kami menunggu di panggil hingga waktu sore pun tiba. Saat kami coba bertanya dan masuk ke ruangan dokter mengapa kami belum juga di panggil, ternyata kami yang salah. Dokter menyebut kan seharusnya bukti pendaftaran dokter umum yang sudah di bayar tadi di simpan di atas meja dalam ruangan dokter ini. Dan akhirnya kami pulang membawa rasa lelah dan kecewa teramat dalam karena waktu kami hari itu terbuang sia sia hanya untuk menunggu di ruangan tunggu hampir seharian (dari pagi lhooo) .  Dan dokter pesan kepada kami agar besok membawa uang sebesar 500rb rupiah, nanti dokter itu yang akan mengurus semua surat kesehatan nya.

Hari berganti, Kami sengaja tidak masuk sekolah dan menitipkan surat izin orang tua hari ini pada teman sekelas, jam 7 lewat tepatnya, Kami pergi ke RSUD lagi. Dan kami langsung menghampiri dokter umum tanpa pendaftaran terlebih dahulu. Setelah bertemu dengan dokter, Kami menunggu berkas2 yang sedang di urus oleh dokter di luar ruangan.  Hal pertama yang kami lakukan sesuai prosedur dokter adalah menuju poli mata.  Disana kami di cek apakah kami buta warna atau tidak, tes nya itu seperti menyebutkan angka berapa yang bisa kita lihat di dalam sebuah gambar yang di penuhi warna. Karna kami jelas melihat angka, Kami terbukti jika mata kami tidak buta warna. (btw yang ngantri nya banyak, dan kebanyakan langka, yg muda hanya kami) .  Selanjutnya, Kami tes narkoba, hiv, dan darah.  Kami menuju bagian laboratorium. Disana kami membayar terlebih dahulu ke kasir sebesar 200k lebih.  Lalu petugas laboratorium mengambil sample darah dari kami, tepatnya di lengan kami memakai jarum suntikan, terasa ngilu.  Dan satu lagi, Kami di minta memberi sample air seni juga (baca : air kencing).  Dan akhirnya kami pergi ke toilet. Dan kami kurang nyaman disana, toiletnya seperti toilet umum yang tidak pernah terurus. Bau, tidak ada kunci, bahkan langka air. Padahal itu toilet rumah sakit. Sungguh itu pelayanan yang sangat minim sekali.

Selesai dari laboratorium, dan sudah mendapatkan surat2 kesehatan, Kami pergi memfotokopi lalu kembali ke ruangan dokter umum untuk melegalisir. Kami selesai sekitar pukul 2 siang. Padahal kami berangkat pagi sekali.

Dengan rasa gembira, kami melengkapi persyaratan dan kami membungkusnya kedalam map amplop lalu dikirim melalui pos.
Kami tidak berharap lebih untuk seleksi tahap 1, tapi setidaknya kami sudah berusaha sampai bolos sekolah 2 hari. Mudah2an tidak mengkhianati hasil.

Hari itu datang, pengumuman seleksi tahap 1. Pengumuman nya di website STSN. pada proses pendaftaran sebelum nya saja ada sekitar 4 ribu peserta, namun yang lolos di tahap 1 ini ada sekitar 1400 kurang lebih mungkin (karna sudah agak lupa) .

Hari registrasi off line.
Registrasi di lakukan di kampus STSN yang terletak di Jl. Raya Haji Usa, Desa Putat Nutug, Kec.Ciseeng, Jawa Barat.
Aku pergi ke kampus STSN bersama ayahku.
Jam 5 dikala langit masih gelap, Kami berangkat dari rumah menuju kantor kedua orang tua ku di Jakarta,  di kantor pusat Kementerian Sosial yang ada di jalan Salemba Raya. Sesudah sampai, aku menunggu ayahku untuk absen finger print di ruangan nya. Lalu kami pergi menuju stasiun Manggarai menaiki bajaj dari perempatan Matraman. Untung nya kami punya kartu emoney 2, jadi kami tidak repot harus mengantri dahulu ke loket dan membuang waktu. Kami pun pergi ke peron 6 (kalo gak salah)  menanti Commuter line yang menuju ke arah Bogor. Tak lama, kereta itu pun datang, di dalam terasa sejuk, dan tidak berdesakan.  Kami turun di stasiun Depok Baru dan melanjutkan perjalanan menaiki angkot yang ke arah terminal pasar.... (lupa hehe)  di angkot, kami bertemu dengan peserta lain yang mau registrasi juga, dia bersama ibunya. Ibunya pun berbicara dengan ayahku. Dan aku berkenalan dengan anaknya, cowok.  Kami saling bertanya jawab sekilas tentang sekolah dan lanjutannya. Ternyata dia dari kota yg sama dengan ku, Bekasi. Hanya saja aku Kabupaten, bukan kota. Dia juga mendaftar ke ikatan dinas yang sama seperti ku.  Ke STSN dan STIS. Saat sampai di terminal, Kami pindah angkot yang katanya melewati kampus STSN. perjalanannya cukup panjang dan sangat jauh. Jalanan nya kecil hanya dua jalur dalam satu baris tidak besar seperti jalanan di Jakarta yang sangat luas. Jalannya berbatu dan berdebu. Saat kami sampai di kampus STSN, dari pintu gerbang kami berpisah dengan orang tua karena yg boleh masuk hanya peserta. Kami pun menuju pos satpam untuk mengambil nomor antrian. Selanjutnya, Kami menuju ruang auditorium yang lokasi nya ada di belakang gedung yg dekat gerbang. Kami berjalan berdua mengobrol mengenai pengalaman masing2 bak seperti teman yang sudah akrab lama. Setelah kami memasuki ruangan auditorium, Kami pun duduk mengantri panggilan, Kami bersebelahan. Nomor aku pun di panggil, aku pergi ke meja panitia nomer 1  untuk tanda tangan, selanjutnya pergi ke meja panitia lain untuk verifikasi berkas dan ttd kartu peserta.  Selesai registrasi, Kami keluar dari auditorium. Disana ada taruna yang memakai pakaian dinas, untuk memberi kan informasi lebih lanjut yang ada di papan pengumuman mengenai tes tahap 2, yaitu  TKA(tes kompetensi akademik)  yang soal - soal nya tentang pelajaran matematika dan bahasa inggris.
Ada pula taruna yang menjual souvernir STSN dan Buku bank soal STSN. aku membeli 2 buku STSN untuk temanku yang satu buah nya seharga 60rb.

Kami pulang bersama lagi menuju stasiun, kami memang mengobrol tentang apa saja, tapi kami saling tidak mengenal nama, sampai saat berpisah pun kami tak sempat menyebutkan nama.

H-1 tahap 2, TKA, temanku menginap di rumahku. Kami semalaman belajar kurang fokus ditemani rasa ngantuk yang sangat di temani alunan lagu Love Me Like You Do. Kami pun tidur jam setengah 12 malam. Dan kami berangkat ke stasiun Bekasi jam 3 pagi menggunakan ojeg langganan aku yg sudah di pesan semalam. Disana kami mengejar jadwal keberangkatan commuter line pertama jam 5 pagi. Tidak lupa sebegitu azan, temanku menjalankan ibadah subuh, sedangkan aku tidak karena sedang berhalangan. Kami pergi menaiki commuter pertama tidak mendapatkan tempat duduk, dan terpaksa berdesakan dengan penumpang lainnya. Memang sejuk dan tidak membuat keringat keluar, tapi perjalanan menuju stasiun transit sangat terasa sempit dan pegal.
Sesampainya di stasiun Manggarai, Kami transit menaiki commuter tujuan bogor dan turun di stasiun Bogor. Lokasi tahap 2 ada di gedung Graha Widya Wisuda, IPB Bogor (Dramaga), Jl. Raya Dramaga Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 Jawa Barat, Indonesia. Kami menaiki angkot 2 kali untuk sampai ke IPB. Disana tempatnya rindang, dan banyak sekali peserta-wali peserta yg datang menggunakan mobil.  Terlebih dahulu kami mengantri sesuai nomor peserta yang kami dapat untuk menunjukkan kartu peserta. Setiap barisan, berbeda lokasi perempatan duduk nya. Ada yang duduk di lantai utama menggunakan kursi lipat, ada juga yg duduk di lantai dua, kursi penonton (gatau namanya).
Soal pertama yang kami kerjakan adalah soal matematika. Soalnya sangat mudah dikerjakan jika benar-benar belajar giat, dan ada pula soal yang sama persis seperti soal try out akbar STIS yang kemarin aku ikuti (baca di pengalaman USM STIS 2015)  sayangnya aku lupa jawaban benar nya dan akhirnya aku mengisi sebagaimana aku bisa  mengerjakannya.  Saat mengerjakan soal bahasa inggris pun begitu, banyak soal yang sering aku temui saat bimbel STIS, tapi sayang aku tidak fokus belajar nya.
Setelah selesai mengikuti tes TKA dan pulang, aku tidak terlalu berharap, aku sudah ikhlas apa pun hasilnya.

Dan saat hari pengumuman TKA, aku membuka website SPMB STSN, tidak ada nomor peserta aku tercatat disana, nomor peserta teman aku juga tidak ada. Yah mungkin STSN bukan rezeki aku, tapi aku bangga sudah bisa mengikuti TKA, dan lolos dari tahap 1. Karena banyak juga yg tersingkir saat mengikuti tahap 1. Aku tidak menyerah, dan masih berjuang untuk kedinasan lainnya. Next aku tulis lagi pengalaman aku. 😊
13.33.00 11 komentar


Aku sempat tersesat dan tidak menemukan jalan keluar
Tadinya, aku membutuhkan sayap
Tapi kamu tidak memberikannya padaku
Tadinya aku bisa bertahan, namun ternyata kali ini aku menyerah
Aku berhenti

Aku berhenti dari sebuah permainan yang bernama penantian 
Aku bangkit dari satu situasi dimana aku hanya berdiam 
Aku pergi dari setitik perasaan yang di sebut cinta
Aku berlari

Aku berlari bukan karena ingin pergi 
Aku berhenti bukan karena aku lelah 
Aku hanya ingin bangkit

Berhenti, berlari, lalu bangkit
Kamu tahu makna nya? 
Aku berhenti berlari mengejar suatu yang tak pasti karena aku ingin bangkit

Seberapa banyak kamu ingin membuat ku paham, aku pahami benar
Kata-kata yang kamu rangkai semanis mungkin pun aku bisa paham 
Tapi kamu tidak pernah paham bahwa aku sudah memahamimu

Lantas, apa yang akan aku lakukan? 
Ku bilang berhenti, berlari, lalu bangkit
Aku akan berhenti dahulu lalu pergi dari kenyataan dan bangkit untuk menemukan kebahagiaan 
Cukupkah penjelasan itu bagimu?

Ini yang terakhir, untuk kisahku, bukan kisahmu atau kisah kita 
Karena tidak ada sejarah tentang kisah kita

Aku berterima kasih padamu yang telah hadir di setiap tulisan ku
Kamu adalah bintang insprasi pertama ku  dalam menulis sebuah tulisan 
Tanpa luka yang kamu beri, mungkin aku tidak akan pernah bisa menulis

Untuk kali ini, aku akan berhenti melanjutkan kisah ku 
Ini yang terakhir
Karena kisah cinta pertama sudah benar - benar berakhir bagiku 

Salam untuk mu, seseorang yang pernah mendapatkan tempat spesial di lubuk perasaan ku. 

18.13.00 No komentar

 

"Hai...."

Satu pesan tiba di dalam ponselku. 

Pengirim nya tak lain lagi dari seseorang yang membuat aku bertahan selama bertahun-tahun. 

Kamu. 


Menggantungkan harapan, membuat sebuah permainan, menggoreskan sebuah luka, itu adalah kegemaranmu. 

Benar?


Aku bukan tak mampu untuk menjawab atau tak kuasa untuk mengingat dan menahan luka yang kamu tinggalkan, tapi aku malas. 


Ya, untuk pertama kalinya, aku malas berhadapan denganmu lagi.


Berkali-kali kau hubungi aku kemarin pun tak pernah satupun ada yang aku abaikan, selalu ku tanggap. 


Meskipun dalam tanggapanku tersembunyi satu harapan. 


"aku menyesal sudah menyia-nyiakan kamu " ucapmu terakhir kalinya saat ku tanggap. 


Jadi, benarkah kamu menyesal?  Apa kamu benar mengakui bahwa dirimu memang menyia-nyiakan aku? 

Bukan bangga atau pun senang saat aku mendengar kata itu yang keluar dari dirimu. Justru aku merasakan ada gejolak yang ingin meluap di dalam diri ini. 


Aku hanya ingin cerita ini berhenti berputar. 


Menurut mu lantas apa yang harus aku lakukan disaat kamu baru menyesali itu semua? 

Kembali padamu? Tidak. 


Aku tidak mendambakannya. 

Waktu berputar, perasaan pun bisa. 

Tidak selamanya aku menunggu kehadiran mu untuk jawaban itu. 


Sekarang aku tahu, perhatian yang kamu berikan itu palsu dan tidak tulus sama sekali. 

Kamu hanya takut akan kehilangan seseorang yang terbiasa memperhatikanmu. 

Kamu hanya takut tidak ada yang bisa di bodohi cintanya seperti aku. 

Kamu bukan mencintai ku apa adanya. Oh.  Bahkan kamu tidak memiliki rasa itu. 


Lantas, apa yang akan aku lakukan? Saat dirimu menyapa (lagi) ? 


Aku tidak akan berbuat apa apa.  Aku akan diam.  Seolah aku ini menghilang. 

Aku benar akan menghilang dari segala hal mengenai kamu. 

Tak selamanya aku harus berada disana, di dalam kegelapan masa lalu.  Masa lalu cerita cinta pada cinta pertama. 


Aku kecewa. Sangat. 


Penantian ku tiada artinya sampai kapanpun. 

Kamu hanya takut kehilangan tanpa ada rasa menghargai. 


Selanjutnya, aku hanya ingin melakukan satu hal. 


Aku akan mencoba membuang jauh ingatan, episode kenangan, dan lembaran tentang penantian ku atas dirimu. 


Aku tak menghilang kan nya, karena suatu saat pasti akan bertemu kembali.  Maka dari itu, aku akan membuang nya, jauh. 


Agar tidak ada satupun yang tersisa dan kembali untuk ku ulangi. 


Terimakasih atas pemberian rasa kecewa ini, I will try to throw it all. 


00.41.00 No komentar

Aku mau berbagi cerita, kali ini aku mau menceritakan tentang kisahku berjuang untuk mendapatkan pendidikan di sekolah ikatan dinas dn kedinasan. 

Sebelumnya aku mau perkenalan dulu, aku lulus SMA tahun 2015. Aku dari SMAN 1 Cikarang Barat, kabupaten Bekasi. Bagi yang gak tau di mana, bisa kok cari locationnya di google maps hehe :p

Okeyyy kali ini aku mau menceritakan kisah perjalanan aku menuju USM STIS 2015.
Saat aku duduk di bangku kelas 2 SMA, aku sudah berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah kedinasan-ikatan dinas. Alasannya banyak.

Jadi, saat baru-baru semester genap kelas 3 dimulai, bulan januari tepatnya, aku sudah mulai mencari informasi tentang sekolah kedinasan yang sudah di buka.

Di awal tahun 2015 itu, aku menjadi orang yang sangat sok sibuk. Dari pertama aku ngikutin PMDK di poltekkes kemenkes Jakarta+bandung, bikin persyaratan buat memenuhi tahap administrasi di STSN, perlengkapan buat poltekpos juga. Pokoknya aku jadi sok sibuk aja.

Memasuki bulan februari 2015, aku mulai stalker-in STIS tuh..
Aku mulai cari cari info bimbel STIS dan Try Out Nasional, bel buku USM STISnya  juga. Setelah ada kabar pembukaan Bimbel STIS 2015 itu, aku langsung daftar, dan aku pentaftar nomer 5! Padahal aku daftar di hari kedua pembukaan Bimbel STIS itu. oh iya aku belum jelasin STIS itu apa ya? . Jadi gini, STIS adalah Sekolah Tinggi Ilmu Statistik , sekolah ini merupakan sekolah ikatan dinas yang ada di bawah naungan Badan Pusat Statistik, disekolah ini kita bakal di didik untuk menjadi statistika yang juga menjadi aparatur Negara (PNS) , di sekolah ini banyak keuntungannya, sekolah gratis, tiap bulan dapat uang tunjangan, dan juga ketika lulus dari STIS ini kita langsung menjadi CPNS. Wah? Kebayang kan enaknya kuliah di situ seperti apa nantinya? Masa depan pasti cerah.. oh iya STIS ini buka ikatan dinas yang semi-militer ya, seperti IPDN,STTD,STIP.STPI,AIM,AKIP,dll. Disini itu ya.. pokoknya keliatan enak banget lah (menurutku)

Okey, balik lagi ke pembahasan aku soal bimbel STIS. Aku perpendek aja deh ya, nama bimbelnya itu BIUS. Hah? Bius? Proses menghilangkan kesadaran? Iya! Disini kita bener-bener di bius oleh kakak-kakak STIS biar bisa menghadapi USMnya. BIUS punya singkatan, Bimbingan Intensif USM STIS.
Nah nanti bakal aku ceritain gimana sih perjalanan di BIUS ini? Tapi nanti. Karena begitu aku daftar BIUS, aku juga ikut TONAS (Try Out Nasional) STIS. Tapi sayangnya aku lupa kapan aku ikutnya, soalnya 2015 yang lalu sih
Jadi, aku ngikutin TONAS tadinya sendirian, tapi ternyata sahabat aku ikut juga karena di sekolahnya habis ada promosi STIS gitu di sekolahnya. Sedangkan di sekolah aku gak ada .

Pagi-pagi sekali aku kerumah sahabatku, untuk berangkat bareng menuju lokasi TONAS di kampus  STIS . Dia bawa temennya, aku agak canggung haha. Oh iya dari cikarang barat ke kampus STIS itu lumayan jauh lah ya. Jadi aku diajakin sama sahabat aku naik mobil dianterin ayahnya.
Berangkat jam 6, nyampe di lokasi jam 7 lewat.
Begitu masuk kampusnya, hatiku membuncah takjub dan berkata dalam hati “subhanallah… keren sekali ya kalo aku kuliah disini..” sambil tertawa dalam hati. Aku benar-benar senang dan….merasa bangga diri bisa menapak kaki di kampus STIS.  Dalam proses regristasi, kita tuh ngantri kedalem gedungnya, selama ngantri, aku melihat stand-stand yang di jaga oleh kakak-kakak STIS, ad stand souvernir,buku USM STIS,minuman & snack.. Itu ngantri nya lama sekali. Begitu ada di depan meja regristasi, kita Cuma ngasihin struk transfer aja,dan… nama. Dan akhirnyaa kita dikasih nomor ruangan dan nomor bangku untu try out ini. Oh iya, TONAS ini di adakan serentak di seluruh wilayah Indonesia lho, tapi Cuma beberapa daerah yang di tuju di setiap provinsinya. Aku dan sahabat aku beda ruangan dan beda lantai, jadi kami pisah.

Saat TONAS nya akan di mulai, ada kakak STIS yang memperkenalkan menjadi pengawas di ruangan. Dia menjelaskan prosedur cara pengerjaan try out nya. Nah sebelum TO di mulai, kita dikasih snack pack gitu, isinya air mineral gelas, lontong… sama… apa ya lupa aku haha.. terus dikasih souvernir juga, aku sih dapetnya gantungan bentu kampus STIS yang tulisannya TONAS 2015. Nah saat TO berjalan, ya aku focus aja lah sama TO hehe. Btw aku gak gatel lho kalo liat cowok, apalagi kakak2 mahasiswa, biasa aja. Jadi fokusnya sama soal haha. Jadi isi soalnya itu… gampang deh kalo kita rajin belajar dan punya otak encer mah.. soalnya gak jauh beda sama di buku USM yang aku punya.

owkey karna ini malah bikin kepanjangan, aku persingkat aja. Jadi habis selesai TONAS,dan menjalankan ibadah, aku dan sahabatku juga teman-temannya makan siang di 7eleven di samping STIS.sehabis itu ya pulang ke cikarang. Hasilnya? Ah hailnya jadiin motivasi untuk perbaiki dan semangat menjalani USM nya aja haha

Memasuki bulan april, tepat UN selesai, di hari pertaa BIUS siangnya  aku langsung otw Jakarta di antar ortuku yang kerja di Jakarta juga, di salemba kantornya. Jadi,aku diantar sampai kampus STIS.Awal2 sih aku linglung, bingung gak ada temen. Tapi akhirnya ada juga yang dategin aku dan kelas di BIUS nya pun sama,sekelas (oiya, pembagian kelasnya di lihat di facebook), setelah berkumpul, kami di bombing oleh kakak-kakak STIS menuju lokasi BIUS, tepatnya di MI al … disana kita mengantri untuk regristasi dan pembagian kartu identitas BIUS, juga kartu catatan hasil TO BIUS, semacam rapot gitu deh. Aku kebagian kelas 4, ruangannya paling pojok dekat dengan tempat bermain anak TK.satu kelas ada 15 orang , kami berkenalan dan mereka adalah orang-rang jauh,tinggalnya bukan di Jakarta. Ya memang sih yang BIUS ini satu satunya dari seluruh Indonesia,jadi semua pada datang ke Jakarta demi mengikuti bimbel langsung dengan kakak STIS nya. Sebelum bimbel dimulai,kamu dimanjakan oleh kakak STIS lho, dikasih makanan dan air mineral gitu. Terus kita semua dapet 2 buh buku modul.. matematika dan bahasa inggris. Di pertengahan saat belajar juga kami dikasih air dan snack lagi wkwk . hari pertama kami perkenalan dan belajar lumayan singkat dan masuk banget ke otak ya, karna masih fresh dan semangat buat belajar haha.oh iya, kita mulai belajar pas sesudah ashar dan selesai sesudah azan magrib.

 Hari kedua BIUS, aku ada masalah. Aku pergi dari cikarang ke otista sendirian,padahal sebelumnya aku gak pernah ke kampus STIS naik umum, selalu naik mobil pribadi.tepat di hari kedua ini, di sekolahku lagi ada pensi,dan GS nya pun Vierratale,dan aku gak ikut padalah sudah bayar full  L. Jadi aku berangkat dari cikarang barat naik APTB , karna nyaman gitu kan macam busway dan biar gampang nyampe lokasi Cuma transit busway aja (review di google) dan ketika aku naik APTB, aku kebingunan turun dimana, dan akhirnya aku turun di halte Tebet setelah aku pindah ke halte di sebrang,ternyata aku gak bisa naik busway, soalnya gak ada kartu semacam e-money gitu. Aku gak tau soal pembayarannya ternyata harus pake uang elektronik gitu. Akhirnya akupun pergi dari halte dan turun dari jembatan itu. aku pun berjalan searah dengan arah datangnya APTB tadi,hanya saja bersebrangan aku berjalan di trotoar seorang diri,capek dan berkeringat. Saat melihat ada polisi lagi patrol di jembatan penyebrangan dan meninggalkan mobilnya di pinggir trotoar,aku melihat ada polwan cantik baru saja selesai makan siang di mobil itu, dan aku mencoba menanyakan jalan kepada polwan itu,alamat lengkap tujuan dan aku bilang aku sedng tersesat di Jakarta haha. Polwan itupun akhirnya menunjukkan arah jalan, aku harus lurus dan turun kebawah lalu belok kiri. Nah saat aku menelusuri jalan, itu sangat jauh ,dan matahari  terasa dekat denganku. Aku berjalan dari halte tebet sampai stasiun tebet. Saat melihat ada stasiun, lalu aku belok kiri, tapi di sebelah kiri itu pemukiman warga. Dan aku bingung sekali mau kearah mana. Akhirnya aku jalan kearah kiri. Berkilo-kilo meter aku jelajahi jalanan Jakarta ini seorang diri. Rasanya menyedihkan, tapi aku tidak sedih,dan pura pura gak takut. Aku tidak berani menghubungi siapa pun karena aku takut ada yang khawatir. Aku jalan tak tahu arah melewati 2 stasiun, yang terakhir kalo gak salah itu stasiun cikini, dan aku baru menemukan angkot yang biasa melewati STIS, dan akhirnya aku sampei tujuan juga. Aku berangkat dari cikarang jam 9, nyampe tebet jam 10, dan aku nyampe di lokasi BIUS itu jam 3.30 bayangin aja aku jalan kaki berapa jam menelusuri jalanan Jakarta. Itu pengalaman aku nyasar pertama kali. Sampai jalan kaki ber kilokilo meter.dan aku sampai di lokasi BIUS dengan wajah lesu kummel dan pakaian lusuh haha..

Untuk hari hari berikutnya, aku pergi dari cikarang naik mayasari bakti 122 , dan turun di lampu merah setelah melewati jatinegara,alau di lanjutkan angkot yang melewati STIS, dan pulangnya aku di jemput ortuku yang baru pulang kerja dari salemba membawa mobil,atau kadang  aku menginap di rumah adik nenek-ku (nenek juga sih) yang rumahnya gak jauh dari kampus STIS, lewat gang H.yahya deket sama halte bidara cina. Oiya deh sekalian promosi juga, nenek-kakek ku punya usaha warung makan ayam bakar yang cukup terkenal di Jakarta, namanya Ayam Bakar MU atau Ayam Bakar Mang Ujang. Ayam bakar sama ikan bakarnya maknyoosss, sambalnya juga tsadeeeessss!!! Bagi yang pencinta kuliner mungkin bisa datengin alamatnya di Jl. H. Yahya RT.010 RW.04 No.17,DKI Jakarta , buka nya pas sore sampai malem.. dan ada satu lagi cabangnya di cipinang jaya depan alfamart. Aduh jadi promosi haha..

Selama BIUS berlangsung,kita juga sudah terdaftar buat ikutan Try Out Akbar STIS yang diadain di SMAN JAKARTA.
Jadi, yang ikutan BIUS ini gak perlu pendaftaran TOBAR lagi karna pembayaran nya sudah satu paket.
di TOBAR, kita anggota BIUS sempat di sindir sama perserta TOBAR lain karna masuknya gratis haha. Dan enaknya lagi, kita dari berbagai kelas BIUS, gak dicampur sama peserta lain.. saat TOBAR, kita dikasih cake  chiffon medium gitudeh lucuuu. Setelah TOBAR berlangsung, kita semua peserta di undang untuk masuk ke auditorium buat perkenalan,sharing,dan hiburan dari kakak STIS nya.

langsung aja nih ya, TOBAR udah selesai, BIUS juga udah mau selesai. Sempet sedih gimana gitu baru aja kenal, udah lumayan deket kenalan sama temen, eh malah mau pisah. Di hari terakhir BIUS, kita semua dari berbagai kelas di BIUS berkumpul di satu ruangan, dan kita disuguhi makanan lagi sama kakak kakak STIS nya, oh iya, waktu itu juga sempat ada sesi pemotretan masing-masing kelas BIUS di kmpus STIS, nah di penutupan BIUS ini kita semua dikasih souvernir berupa figura+foto gitu.. itu buat disimpen jadi kenangan :’)
Ini langsung aja ya hari H. dar H aku gak dianterin siapapun dan gak di temenin siapapun. Aku pergi juga Cuma jalan kaki dari gg H.Yahya sampe kampus STIS buat USM. Oh iya karna aku daftar USM nya waktu awal2 buka, jadi aku dapet lokasi kampusnya langsung, tapi kebanyakan temen-temen BIUS aku lokasinya beda-beda dan bukan di kampus STIS nya. Dan ini baru namanya Tes yang beneran tes. Di ruang auditorium STIS tepatnya, ada ratusan atau bahkan mungkin ribu lah ya, orang-orang yang mengikuti USM STIS ini. Aku sempat gemetar dan takut juga keringat dingin turun karna saking deg-deg-an nya. Ini tes yang sesungguhnya. Saat waktu USM di mulai, pertama-tama pengawas memberi semacam map gitu yang sampulnya ada gambar kampus STIS dan masih disegel oleh BPS. Di dalam map isinya soal matematika,bahasa inggris,dan pengetahuan umum juga selembar LJK yang nanti bakalan diperiksa pake computer gitu, soalnya ada barcode nya. Waktu pengerjaan pun di mulai. Sol yang di kerjakan ada di atas meja, yang sudah dikerjakan di sebelah kana dan yang belum di sevelah kiri. Tes pertama itu matematika. Semua materi soal yang di pelajari oleh kakak STIS memang keluar semua, sayangnya ada beberapa yang aku gak paham, jadi aku agak sulit mengerjakannya. B.ing juga begitu. Dan Pengetahuan Umum, itu belajar sendiri. Karna itu untuk mengukur sejauh mana pengetahuan kita.
Dan …………… hari pengumuman tiba.
Aku gak lolos.
Cukup sedih ya.
Sudah berjuang sekuat tenaga,tapi belum berhasil. Mungkin STIS ini bukan jalanku.
Aku ikhlas :’)
Ya sebenarnya ada banyak yang mau aku tulis,dari perkenalan sama teman-teman BIUS, masalah aku di perjalanan saat BIUS, dan suka duka selama BIUS. Tapi ya udahlah daripada kepanjangan lebih cukup segini saja ;)
Ini baru tentang STIS 2015 yang aku tulis, selanjutnya ada lagi pengalaman ikatan dinas-kedinasan yang akan aku tulis.
07.27.00 No komentar


Akhir tahun, di akhir tahun ada malam pergantian tahun atau bisa disebut tahun baru. Malam tahun baru  adalah moment terindah yang tidak akan pernah terlewatkan oleh siapapun, termasuk kamu.

Sebuah pesan datang padaku, isinya tentang si pengirim tidak bisa datang untuk berlibur ke kota tempat dimana aku dan dia dulu tinggal. Dulu, aku dan dia tinggal dalam satu kota dan sekarang hanya aku yang di kota itu. Dia tidak bisa datang karena orang tuanya yang tinggal satu kota denganku berlibur di tempat dia berada sekarang. Sekilas, aku mengingat sesuatu. Satu semester lalu, kamu pernah mengajakku untuk pergi bersama, namun gagal karna saat itu kita saling tidak punya waktu untuk bertemu. Lalu kamu bilang padaku, mungkin lain kali kita bisa bertemu dan jalan bersama. Kamu juga bilang, nanti kamu akan datang lagi saat liburan akhir tahun. Aku menyimpulkan, Dia, si pengirim pesan itu adalah kamu. Aku kira, apa yang kamu katakan itu sungguh, padahal kenyataannya kamu tidak datang. Aku sedikit kecewa.

Empat hari menjelang pergantian tahun, kamu memberi kabar padaku bahwa kamu sedang dalam perjalanan kesini, ke kota-ku yang juga kota-mu. Aku kurang mengerti maksud dari pesanmu, aku kira kamu hanya bercanda dan membodoh-bodohi aku lagi. Seolah aku akan mempercayai kamu karena kamu jadi datang dan aku senang, itu pikirku. Aku tahu kamu bukan pembohong, tapi kamu tahu kalau aku ini pengharap besar yang mudah sekali dipermainkan. Aku takut terjatuh lagi. Aku takut jatuh dari sekian harapan. Aku tidak bisa mengungkapkan.

Aku

Masih

Berharap

Kamu…

                Malam, masih pada hari yang sama, kamu menawarkan aku untuk jalan malam hari. Ini sulit di percaya karena ini mustahil bagiku. Yang aku tahu, kamu hanya bercanda, yang aku tahu kamu tetap ada di sana. Kenyataannya, kamu bilang kamu sudah sampai di kota ini untuk menghabiskan waktu akhir tahun, di kota-ku yang juga kota-mu. Kota kita. 

Pesan darimu, menguras pikiranku. Ajakanmu laksana berlian berharga, kesempatan yang sangat berharga kalau dilewatkan. Sekejap, sepercik harapan tumbuh dalam diriku.  Aku tak bisa beranjak, aku sulit untuk menolak, terlebih lagi mencegah..

Tingkahmu selalu membunuh lingkaran hati dengan anak panah dan busur asmara . Kamu lakukan dengan mudah membuat hati terbang melayang ke atas langit, membuat hati tak bisa bernafas di ruang yang luas. Padahal kamu tahu sendiri, aku sering terjatuh dari harapan. Tapi kamu malah melakukannya lebih dahsyat lagi.


Kita ada di satu kota..
Ini kesempatanku untuk berjumpa denganmu di kota yang sama..
Kota yang seharusnya menjadi sejarah kisahku, bukan kisahmu..

11.53.00 No komentar
Newer Posts
Older Posts

Tentang Saya

Hanifa Khoirunnisaa

Mahasiswa D3 Teknik Informatika
Video Editor, Writer , Designer Graph.
Tobe a Creativepreneur!

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

  • Pengalaman SIPENMARU POLTEKKES Bandung 2015/2016
  • Sleep Walking : Sementara kah?
  • Lagu itu : mengingatkan aku kepada seseorang

Blog Archive

  • ►  2019 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2017 (15)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ▼  2016 (11)
    • ▼  September (3)
      • Hijrahkan Diri : Luruskan? atau Tinggalkan?
      • Hijrahkan Diri : Niat
      • Hijrahkan Diri : Belum Siap
    • ►  Juli (2)
      • Lagu itu : mengingatkan aku kepada seseorang
      • Pengalaman SIPENMARU POLTEKKES Bandung 2015/2016
    • ►  Juni (4)
      • Sleep Walking : Sementara kah?
      • Pengalaman SPMB STSN tahun 2015/2016
      • Dear You : Last...
      • Dear You : I will try to throw it all
    • ►  Mei (2)
      • Menuju USM STIS 2015
      • Dear You : Disini , di kota-ku
  • ►  2015 (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2014 (6)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (4)
  • ►  2013 (2)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2012 (8)
    • ►  Desember (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Februari (3)

Social Media

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates