Perbaikan dari 'Kesalahan' mengasuh anak

by - 21.51.00



Ceritanya saya lahi gerah nih sama pikiran yang ada di benak diri saya, saya ingin menuliskan opini saja mengenai “mengasuh anak”. Kenapa? Karena saya cukup gerah juga melihat anak-anak kecil yang sangat bandel dan pemarah bahkan sering berkata tak baik. Memang itu wajar karena namanya anak-anak. Akan tetapi penyebab dari anak yang seperti itu adalah bagaimana didikan orang tuanya. Bagaimana orang tua menyentuh hatinya. Karena saya seringkali melihat anak kecil yang sangat baik karena diasuh dengan cara yang baik, dan ada pula yang sangat pemarah karena diasuh dengan bentakan,amarah dalam kesehariannya. Bisa diambil kesimpulan bahwa bagaimana anak kita adalah bagimana cara kita mengasuhnya. Dengan cinta? Atau dengan harta?

Banyak orang yang sangat kaya membesarkan anaknya dengan diasuh oleh pengasuh pribadinya.
Lalu anak-anak itu benar memang menjadi pribadi yang bagus karena sang pengasuh mengasuhnya dengan kehati-hatian.

Tapi asa pula orang yang biasa saja mengasuh sendiri dengan penuh rasa marah, bentakan,cacian, kata-kata kasar, lalu anaknya pun menjadi ikutan kasar karena keseharian dari kecilnya memang seperti itu.

Berikut adalah kesalahan dan sedikin solusi untuk memperbaiki sikap kedepannya.

Saya tulis sesuai dengan pemikiran saya sendiri karena pengalaman yang saya jadikan pelajaran dan sedikit pengetahuan dan logika.

1. jangan marahi,tapi ingatkan
Apabila anak berbuat kesalahan atau kita yang terlalu sensitif karena kesalahan kecil yang dia lakukan, jangan di marahi. Sebab, apabila terbiasa memarahi anak, semakin lama sang anak akan tumbuh dengan jiwa pemarah tanpa sebab. Itu adalah akibat dari pendidikan dan mendidik anak dengan amarah. Solusi terbaiknya adalah mengingatkan sang anak , karena dengan sendirinya dia akan menyadari penyebab yang jelas membuat kita marah.

2. jangan bentak,tapi lembutkan
Apabila anak mulai bandel atau kurang menurut atau juga mungkin menyebalkan, baiknya tidak membentaknya. Hakikatnya anak hanyalah anak, pikirannya belum luas dan butuh kasih sayang, bukan bentakan. Sebab terlalu sering di bentak, anak akan tumbuh dengan sering membentak apa apa yang dia tidak sukai atau dia merasa terusik. Dalam ilmu psikolog, membentak anak pun tidak baik, karena ratusan se dalam otak anak akan mati permanent, padal sel-sel itu di butuhkan untuk perkembangan dan pendewasaan. Baiknya, sang anak di lembutkan, tapi tetap pada koreksian dan ketegasan.

3. jangan menyalahkan,tapi beritahu kesalahannya.
Apabila anak melakukan kesalahan, seperti memecahkan telur, menghabiskan air di ember,menghambur-hamburkan sabun, atau lain-lain. Yang harus di benahkan adalah cara “menyalahkan” , sebab apabila kita menyalahkan sang anak dengan ucapan “kamu sih...” “karena kamu nih..” ,”gimana sih kamu..” , sang anak akan merasa dirinya penuh dengan kesalahan yang pasti kesalahan itu akan dia ulang kembali karena terbiasa disalahkan. Baiknya, memberitahu kesalahan itu, “sayang, kamu tau kan kalau menghabiskan sabun itu nanti kamu gak bisa mandi bersih” atau “kalau telurnya pecah, nanti mama gak bisa buatin telur buat kamu dong, di jaga yaa” . Sang anak akan semangat merasa dirinya harus lebih baik dan selalu mengingat kata kata itu.. “oh ya, mamah bilang ...... jadi aku harus ....” dengan sendirinya ia akan tumbuh dengan penalaran.

4. jangan meminta, tapi diajak
“dik, ambilkan sapu!” , “cuci piring!”, “buangkan sampah”, dan selebihnya perkataan jenis yang meminta anak untuk melakukan sesuatu. Padahal dengan cara seperti ini, anak akan tumbuh dengan pribadi yanag sok berkuasa dan suka menyuruh kepada siapa saja. Bukannya diciptakan tangan dan kaki agar dapat melakukan selama mampu? Solusi untuk kondisi ini adalah mengajaknya untuk melakukan apa yang akan kita suruh, jadi bukan memintanya, seperti “dik, yuk temani ibu menyapu, biar adik bisa main puas di lantai, kan enak?” , “kak, yuk kita sama sama cuci piring? Biar nanti dapurnya bersih, kalau gak bersih nanti banyak kuman, terus kakak atau mama,atau papa jadi sakit” .

5. jangan di abaikan, tapi beri dukungan
Ketika anak menunjukan sesuatu apa yang baru saja  dia capai, jangan pernah mengabaikannya sedikit pun!
“ayah, lihat aku rapihkan sandal” ketika kita mendapat senyuman bahagia anak itu, lalu kita membalasnya dengan raut wajah yang datar atau bahkan menyeramkan dan tak berkata sepatah katapun untuk mendukungnya, yang terjadi sang anak akan merasa tidak di hargai. Sehingga dia akan tumbuh menjadi pribadi yang enggan melakukan apa yang disenangi orang tua nya, karena ia tahu bahwa semasa kecilnya apa pun yang pernah dia lakukan, tak pernah ada yang dianggap satupun dan tidak di hargai sedikitpun. Karena perlakuan kita salah, maka ada baiknya kita mendukungnya setiap dia menunjukan sesutu sekecil apapun.
“mama, aku bisa nulis nih.. “ lalu kita tersenyum dan membalas “wah,kalau terus menulis pasti lebih bagus lagi”
“papa, aku baru saja siram tanaman” lalu kita mengelusnya dan berkata “anak papa rajin betul ya, tanamannya bakal hidup terus dong dikasih minum tiap hari sama kaka”

6. jangan segala dituruti, tapi diberi penjelasan
Terkadang ada anak yang suka meminta ini-itu, atau merengek karena tidak dituruti.
“bunda, aku mau hp!” lalu yang kita lakukan adalah memberinya. Ini adalah kesalahan yang sangat fatal. Kenapa? Karena anak kecil tidak disarankan untuk memegang gadget sekalipun ada game edukasi di dalam nya. Menurut saya sebagai penulis, gadget bukan mainan yang menyenangkan dan membahagiakan untuk anak dan tidak akan melatih kepintaran dan keahlian. Kenapa? Sebab yang dilakukan hanya menekan layar, tanpa usaha. Beda lagi jika mainannya berwujud, seperti mobil-mobilan, boneka, masak-masakan. Selain ada persentuhan dengan benda, kemampuan kreatif nya akan terus berkembang, dan apabila bermain bersama teman temannya yang lain, akan terlatih juga cara berkomunikasi, sesungguhnya masa kecil itu tidak harus mengenal gadget. Sebab kebahagiaan dan kasih sayang yang melatih perkembangan anak adalah bermain dengan mainan yang nyata tanpa membuat kecanduan dan menghabiskan banyak waktu.
Yang baiknya di lakukan adalah memberinya penjelasan bahwa kenapa sang anak tidak di turuti permintaannya, mka dari itu dia akan memaklumi dan menerima dengan sendirinya.


You May Also Like

0 komentar